Peringatan 60 Tahun Wiji Thukul

Jika Tidak Hilang Diculik, Kawan Seperjuangan Budiman Sudjatmiko Ini Genap Berusia 60 Tahun

Wiji Thukul hilang diculik menjelang tumbangnya orde baru dan hilang sampai saat ini. Dia adalah temen seperjuangan Budiman Sudjatmiko di PRD.

Editor: Rusna Djanur Buana
Hariadi Saptono vs Kompas.com
Penyair Wiji Thukul Wijaya, aktivis hak asasi manusia yang hilang pada 1998 dan hingga kini belum ditemukan. 

Ia tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas penduduknya adalah rakyat jelata.

Banyak yang berprofesi sebagai buruh, juga tukang becak. Sejak SD, Wiji sudah menulis puisi. Ketika duduk di bangku SMP, ia mulai tertarik pada dunia teater.

Saat dewasa, puisi-puisi Wiji Thukul menjelma sebagai simbol perlawanan gerakan mahasiswa dan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.

Puisinya kerap bergema dalam berbagai aksi massa. Salah satunya berjudul "Peringatan".

Wiji Thukul sadar pentingnya organisasi sebagai alat gerakan untuk memperkuat barisan perlawanan terhadap kediktatoran Orde Baru.

Wiji Thukul bersama para seniman dan intelektual kerakyatan lantas memprakarsai berdirinya Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jaker) pada 1994.

Di organisasi yang menghimpun para seniman ini, Wiji Thukul dipercaya menjadi ketua.

Menurutnya seniman harus jadi pelaku, bukan objek. Dengan keyakinannya ini, Wiji Thukul terlibat dalam pendirian organisasi oposisi bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD) pada 1994.

Organisasi ini kemudian bertransformasi menjadi Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada Juli 1996, partai yang membesarkan nama politikus Budiman Sudjatmiko

Sebagai catatan, Budiman Sudjatmiko adalah Ketua Umum PRD dan pernah diculik dan ditangkap oleh aparat penguasa Orde Baru.

Menjelang keruntuhan rezim Orde Baru, Wiji membaca puisi terakhir di depan publik pada deklarasi PRD yang digelar di Gedung YLBHI, Jakarta, 22 Juli 1996.

Tak lama kemudian, terjadi peristiwa 27 Juli 1996. Kantor PDI pro Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta, diserbu orang-orang berambut cepak.

Banyak korban berjatuhan akibat tragedi berdarah itu. Beberapa hari kemudian, PRD dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh rezim Orde Baru.

Sejak saat itu, para pimpinan PRD dan ormas pendukungnya menjadi buronan politik negara.

Wiji Thukul harus bersembunyi ke berbagai tempat untuk menghindari buruan aparat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved