Viral di Media Sosial

Kisah Mahasiswi Kristen Raih Nilai A di Mata Kuliah Al-Islam Tuai Pujian, Muhammadiyah Buka Suara

Kisah mahasiswi Kristen Monika Eliada yang meraih nilai A di mata kuliah Al-Islam di kampusnya di Universitas Muhammadiyah Riau viral di medsos

Akun TikTok @monika.eliada
Mahasiswi Kristen bernama Monika Eliada menceritakan kisah uniknya yang membanggakan, karena berhasil meraih nilai A di mata kuliah Al-Islam di kampusnya. Meski beragama Kristen, Monika Eliada diketahui kuliah di kampus pendidikan Islam yakni di Universitas Muhammadiyah Riau. 

WARTAKOTALIVE.COM -- Mahasiswi Kristen bernama Monika Eliada menceritakan kisah uniknya yang membanggakan, karena berhasil meraih nilai A di mata kuliah Al-Islam di kampusnya.

Meski beragama Kristen, Monika Eliada diketahui kuliah di kampus pendidikan Islam yakni di Universitas Muhammadiyah Riau.

Karenanya Monika Eliada mengaku sangat bahagia mendapat nilai A di mata kuliah bernama Al-Islam.

Ia pun membagikan kisahnya di akun TikToknya @monika.eliada

Video kisah Monika Eliada ini viral di media sosial. Sampai Kamis (24/8/2023) video kisahnya itu sudah ditonton sebanyak 1,2 Juta kali.

Video pengalaman unik Monika Eliada diunggah pada Rabu, 16 Agustus 2023, di akun TikTok-nya @monika.eliada.

Monika Eliada menceritakan kisah uniknya yang membanggakan
Mahasiswi Kristen bernama Monika Eliada menceritakan kisah uniknya yang membanggakan, karena berhasil meraih nilai A di mata kuliah Al-Islam di kampusnya. Meski beragama Kristen, Monika Eliada diketahui kuliah di kampus pendidikan Islam yakni di Universitas Muhammadiyah Riau.

Baca juga: Safari Politik di Sulawesi Tenggara, Plt Ketum PPP Mardiono Juga Sambangi PW Muhammadiyah

Video tersebut lalu viral dalam beberapa hari terakhir.

"When u kuliah di Muhammadiyah dan dapat mata kuliah umum Al-Islam sampe 4 smstr pdhl aslinya Kristen," demikian ditulis Monica Eliada di video di akun TikToknya.

"mom i ace it!! wkkwkwkw bngga bgt sampe mau nangis ib: mas mas tiktok yg lewat ep ye pe #campuslife #umri," narasi video yang ditulis Monika.

Baca juga: Rintis Bisnis Roti dan Magot, 2 Mahasiswi Unkris Dapat Modal dari Kemenpora dan Plt Wali Kota Bekasi

Ia lalu menunjukkan rekapan nilai mata kuliah Al-Islam di layar laptopnya yang menunjukkan mendapat nilai A.

Melansir Tribun Timur, sejumlah pemilik akun TikTok pun berkomentar terkait dengan video viral itu di akun @monika.eliada.

Sebagian besar memuji dan memberi selamat ke Monika karena mendapat nilai A.

Baca juga: Safari Politik di Sulawesi Tenggara, Plt Ketum PPP Mardiono Juga Sambangi PW Muhammadiyah

Ada pula yang menyemangati Monika agar kuliahnya lancar.

Pemilik akun luksiahyasmin menulis komentar, "yuk perdalam lagi."

Akun michelle menulis komentar, "makanya ada buku "kristen muhammadiyah" fighting buat kakanya wkwkwk."

Pemilik akun Its me Babe menulis komentar, "I feel u mba!, aku kuliah di univ katolik dan dapet nilai agama A padahal islam wkwkwk."

Pemilik akun mau (taylor's version) menulis komentar, "temen2ku yg protestan dg katolik juga A keknya kakmana pas disuruh jawab uas dia pake isi alkitab."

Pemlik akun faarrell menulis komentar, "malah lintas jurusan."

Pemilik akun gyu'skuchi menulis komentar, "mbaa proud of u mba."

Baca juga: Kasus Panji Gumilang, Bareskrim Polri Periksa Saksi Ahli dari NU, Muhammadiyah, MUI dan Kemenag RI

Pemilik akun Jeanny menulis komentar, "yess me too,,dulu gini juga,pdhal gw kristen, dan nilai agama gw B or A."

Pemilik akun sikecil menulis komentar, "kakak aku yang islam masuk univ muhammadiyah aja pusing sama matkul al-islam."

Pemilik akun hptzzz menulis komentar, "gue si kabur ya kak, gue dapet hukum islam aja udah menjerit jerit karena susah+kaga paham, demi apapun selalu planga plongo di mtkul itu."

Pemilik akun Nenek Tapasya menulis komentar, "jadi inget teman ku pas SMK di Muhammadiyah dia dapet nilai 98 paling tinggi dikelas pas ulangan mapel Pendidikan agama Islam padahal dia Kristen."

Lalu siapa sebenarnya sosok pengunggah?

Dia adalah Monika Eliada.

Akun TikTok-nya bernama @monika.eliada.

Melansir Tribun Timur, dia mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Riau.

Fenomena ini telah menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial.

Namun yang menarik perhatian adalah bahwa meskipun mahasiswi tersebut beragama Kristen, ia berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih nilai A dalam mata kuliah Al-Islam.

Universitas Muhammadiyah Riau sendiri dikenal sebagai institusi pendidikan Islam yang diawasi oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Terkait mahasiswi beragama Kristen yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji, buka suara.

Ia membenarkan bahwa mahasiswa Muslim dan non-Muslim yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah memiliki mata kuliah agama.

"Iya (ada mata kuliah agama untuk mahasiswa)," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini kepada Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

Bambang menjelaskan, setiap mahasiswa Universitas Muhammadiyah wajib mengikuti rumpun mata kuliah agama dan Kemuhammadiyahan atau disebut Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

Baca juga: Mezzaluna Lulus Kuliah Antropologi dan Politik, Bimbim Slank Ingin Anaknya Jadi Gubernur DKI Jakarta

Mata kuliah AIK dapat terlaksana selama empat atau lebih semester dengan masing-masing semester memiliki nama mata kuliah yang berbeda.

Sebagai contoh, mata kuliah ini di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terdiri dari Agama, Ibadah dan Muamalah, Islam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS), serta Kemuhammadiyahan. 

Sementara di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) namanya menjadi Agama Islam 1, 2, 3, dan Kuliah Intensif Agama Islam.

Nama mata kuliah di rumpun Al Islam dan Kemuhammadiyahan ini berbeda untuk setiap kampus.

Selain itu penggunaan namanya hanya ditujukan bagi mata kuliah mahasiswa Muslim yang mendapatkan kuliah agama Islam dari kampus.

Bambang menjelaskan, kampus yang ditempati oleh banyak mahasiswa non-Muslim akan mendapatkan guru sesuai agamanya.

Ini seperti di Universitas Muhammadiyah Papua dan Universitas Muhammadiyah Kupang yang mayoritas diisi mahasiswa non-Muslim.

Baca juga: Alumni Muda Tiga Kampus Negeri di Jateng Deklarasi Pena Mas Ganjar

"Kalau sedikit, (mahasiswa non-Muslim) diminta mengikuti dan memperoleh kelulusan dari gereja atau vihara (tempat ibadah sesuai agamanya)," tambah Bambang.

Nantinya pihak gereja atau tempat ibadah mahasiswa non-Muslim tersebut yang akan memberikan hasil kelulusan kuliahnya kepada kampus.

Materi dan pembelajaran yang diadakan juga tergantung dari standar agama masing-masing, sesuai arahan rumah ibadah tersebut.

Sementara itu, para mahasiswa non-Muslim tetap mendapat mata kuliah khusus Kemuhammadiyahan. 

"Untuk Kemuhammadiyahan, diberikan semacam sosiologi agama. Kalau Kemuhammadiyahan soal sejarah dan gerakan sosial Muhammadiyah," lanjutnya.

Sebagai salah satu mata kuliah penciri yang hanya ada di perguruan tinggi Muhammadiyah, kata dia, Kemuhammadiyahan akan mengajarkan mahasiswa mengenai organisasi Muhammadiyah, perannya bagi bangsa dan negara, serta penerapan nilai dan ajaran Islam berdasarkan pemahaman Muhammadiyah

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved