Malapratik
RSAB Berdalih Penyebab Bayi 2 Bulan Kritis karena Suster Lalai Hanya Miskomunikasi Saja
Nia Kurniati menyebut informasi kritisnya bayi dua bulan Lanala Ayudisa Halim atau Nala karena diduga suster lalai, adalah miss komunikasi saja
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Humas Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Nia Kurniati menyebut bahwa informasi kritisnya bayi dua bulan bernama Lanala Ayudisa Halim atau Nala karena diduga suster lalai, adalah miss komunikasi saja.
Nia Kurniati menjelaskan orang tua Nala hanya menyimpulkan dengan persepsinya sendiri, padahal kenyataannya tidak begitu.
"Dalam kasus ini, terdapat miss komunikasi yang berujung orang tua menyimpulkan dengan persepsinya," ujar Nia Kurniati saat dihubungi Wartakotalive.com, Sabtu (19/8/2023).
Dia menyampaikan, seharusnya orang tua pasien melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak rumah sakit jika mendapati keluhan pada anak.
Pasalnya, kata dia, pihaknya memiliki suatu wadah bagi para orang tua menyalurkan keluhannya, sepanjang mendapatkan perawatan di RSAB Harapan Kita.
"Komunikasi itu sangat penting, diharapkan agar para pelanggan di RSAB Harapan Kita dapat mengomunikasikan yang dianggap menjadi masalahnya dengan tepat," kata Nia.
Baca juga: Bukan Hanya Soal Susu, Chintia Keluhkan Pungli Obat di RSAB Harapan Kita, meski Ditanggung BPJS
"Kami mempunyai wadah atau fasilitas untuk menyalurkan keluhan pelanggan melalui beberapa media baik secara langsung tatap muka atau tidak langsung, di antaranya dengan QR Code yang disediakan di semua ruang perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan," kata dia.
Kendati begitu, Nia mengatakan jika tindak lanjut dari keluhan keluarga pasien bakal direspon sesuai dengan mekanisme yang ada.
"Ada mekanisme penangan keluhan pelanggan di RSAB Harapan Kita. Semua keluhan pelanggan kami respon dan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang ada," jelas Nia.
Kondisi Sakit Nala Sudah Berat dari Sebelumnya
HNia Kurniati mengatakan, pasien Lanala Ayudisa Halim sudah mengalami komplikasi dan membawa penyakit yang berat kala masuk ke ruang perawatan.
Sehingga, lanjut dia, pemberian susu formula yang berbeda bukanlah penyebab Nala mengalami kritis.
"Pasien ini lahir emang ada kelainan dengan atresia usus halus dan sudah dilakukan operasi di rumah sakit lain," kata Nia saat ditemui di RSAB Harapan Kita, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Bayi Kritis karena Diduga Salah Ganti Susu Formula, Ini Penjelasan RSAB Harapan Kita
"Kemudian dengan operasi ini memang kondisinya adalah ususnya pendek. Dengan kondisi usus pendek ini, untuk penyerapan nutrisi juga sulit," katanya.
Menurut Nia, dibawanya Nala ke RSAB Harapan Kita bukanlah untuk tindakan operasi lagi.
Melainkan, diberi tindakan refeeding atau penampungan feses selama tiga jam. Di mana dalam kurun waktu tersebut, cairan feses akan diambil kembali agar elektrolit dalam tubuh Nala bisa terserap dengan baik.
Baca juga: Hotman Paris Bantu Chintia Minta RSAB Harapan Kita Tanggung Jawab Terkait Nasib Bayinya yang Kritis
Pasalnya, lanjut dia, apabila cairan itu tidak terserap kembali, maka kondisi kesehatan gizi pada bayi akan terganggu.
Dan hal itulah yang kemungkinan terjadi pada Nala saat ini.
"Yang bisa saya sampaikan, kebetulan kami adalah rumah sakit vertikal, RS tipe A yang rujukannya adalah rujukan terakhir, di mana biasanya kasus-kasus yang dikirim ke kami adalah kasus yang sudah berat, termasuk Lanala ini. Kondisinya sudah kondisi yang sangat berat," kata Nia.
Baca juga: Arzeti Bilbina Apresiasi Layanan Tanpa Diskriminasi Pasien Gangguan Ginjal Akut di RSAB Harapan Kita
"Kemudian dengan kondisi yang seperti itu, dia resiko infeksinya sangat berat dan memang sudah terjadi infeksi," imbuhnya.
Kondisi tersebut, lanjut Nia, dapat menimbulkan tingginya risiko pendarahan.
"Kemudian nutrisinya cairan yang keluar tidak terserap oleh tubuh itu sehingga berat badan pun sulit naik. Kemudian bisa terjadi di gangguan hati. kemudian dengan terjadi gangguan hati akan timbul kuning," ungkap Nia.
"Selain itu, jika memang terjadi perdarahan, ini masalah-masalah lain bisa timbul. Mungkin bisa terjadi kejang dan lain-lain," lanjutnya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.