Berita Nasional
Jokowi Target APBN 2024 Defisit Rp522,8 T, Said Didu: Tetap Semangat Menambah Utang di Akhir Jabatan
APBN 2024 Diproyeksi Defisit Rp 522,8 Triliun, Said Didu: Tetap Semangat Menambah Utang di Akhir Masa Jabatan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu menuliskan pesan menohok terkait pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko WIdodo (Jokowi) soal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024.
Dalam pembacaan Nota Keuangan RUU APBN 2024 di Gedung Parlemen Senayan pada Rabu (16/8/2023), Jokowi menargetkan APBN 2024 defisit Rp522,8 Triliun atau 2,29 persen dari PDB.
Jokowi menjelaskan, defisit tersebut berasal dari pendapatan negara pada tahun 2024 yang dirancang sebesar Rp 2.781,3 triliun.
Pernyataan Jokowi tersebut pun ditanggapi pedas Said Didu.
Dirinya menuliskan kalimat sarkas kepada Jokowi agar tetap semangat menambah utang di akhir masa jabatan.
Baca juga: Momen Ketika Prabowo Disambut Riuh Gemuruh Tamu Undangan Upacara 17 Agustus 2023 di Istana Negara
Baca juga: Patung Soekarno Senilai Rp10 Triliun Dibangun Tahun Depan, Said Didu: Uang Rakyat Dihambur-hamburkan
"Tetap semangat untuk menambah utang di akhir masa jabatan," tulis Said Didu lewat status twitternya @msaid_didu pada Kamis (17/8/2023).
Pernyataan Said Didu itu merujuk status Ekonom Bright Insitute, Awalil Rizky lewat akun twitter @AwalilRizky pada Kamis (17/8/2023).
Dalam postingannya, Awalil memaparkan rasio defisit APBN sepanjang kepemimpinan Jokowi yang semula sebesar 2,32 persen menjadi 3,53 persen.
"RAPBN 2024 menargetkan defisit Rp522,8 Triliun atau 2,29 persen dari PDB. Jika tercapai akan mempertahankan capaian 2022-23, setelah terdampak covid 2020-21," tulis Awalil.
"Bagaimanapun, rata-rata rasio defisit era Pemerintahan Jokowi I (2,32 persen) dan Jokowi II (3,53 persen) lebih lebar dari era sebelumnya," jelasnya.
Beragam tanggapaan pun dituliskan masyarakat.
Pro dan kontra pun mengisi kolom komentar postingan Ekonom Bright Insitute itu.
Jokowi Targetkan Defisit APBN 2024 Rp 522,8 Triliun
Dikutip dari Kontan, pemerintah nampaknya akan terus memegang janji untuk membawa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah 3 persen produk domestik bruto (PDB).
Wajar saja, ini sesuai dengan mandat yang sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.
Memang pada saat pandemi Covid-19, defisit anggaran diperbolehkan di atas 3 persen PDB.
Hal ini mengingat pada saat ini perekonomian Indonesia sedang babak belur.
Namun dengan kondisi yang mulai membaik, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan defisit anggaran tahun 2024 sebesar Rp 522,8 triliun atau berada di level 2,29 persen PDB.
"Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun," ujar Jokowi saat pembacaan Nota Keuangan RUU APBN 2024 di Gedung Parlemen Senayan pada Rabu (16/8/2023).
Jokowi menjelaskan, defisit tersebut berasal dari pendapatan negara pada tahun 2024 yang dirancang sebesar Rp 2.781,3 triliun.
Ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 473,0 triliun.
Sedangkan kebutuhan belanja negara dalam RAPBN 2024 direncanakan sebesar Rp 3.304,1 triliun yang meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun serta transfer ke daerah sebesar Rp 857,6 triliun.
Sementara itu, keseimbangan primer negatif Rp 25,5 triliun didorong bergerak menuju positif.
Menkeu Sri Mulyani: Postur RAPBN 2024 Sehat, Defisit Turun Tajam 2,29 Persen
Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024 memiliki postur yang kian sehat.
Dikutip dari Tribunnews.com, Bendahara negara itu mengatakan, sejalan dengan postur RAPBN yang sehat, defisit pun menurun drastis menjadi 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"APBN kita posturnya akan semakin sehat, pendapatan negara seperti disampaikan Bapak Presiden Rp 2.781,3 triliun," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024, di Kantor Pusat DJP, Rabu (16/8/2023).
"Defisit kita menurun sangat tajam 2020 Rp 947 triliun atau 6,14 persen dari GDP, sekarang menjadi Rp 522,8 triliun atau 2,29 persen dari GDP," imbuhnya.
Sri Mulyani bilang, penurunan secara nominal dari APBN tahun 2020 sebesar Rp 947,7 triliun dengan nilai defisitnya 6,14 persen dengan RAPBN 2024 ini sebesar Rp 424,9 triliun.
Capaian tersebut kata Menkeu merupakan kombinasi yang sangat langka di dunia.
"Jadi cara kita melihat adalah tadi growth tetap 5 persen pada saat dunia terguncang-guncang pada saat harga komoditas mengalami volatilitas, inflasi tinggi suku bunga melonjak, namun kita tetap menjaga growth dan APBN-nya makin sehat. Itu Kombinasi yang sangat langka di dunia," tuturnya.
Selain itu, Menkeu Sri Mulyani menambahkan, belanja negara di tahun 2024 senilai Rp 3.304,1 triliun atau naik Rp 708,7 triliun dari 2020 yaitu senilai Rp 2.595,5 triliun.
"Belanja Negara di Rp 3.300 triliun tahun 2020 pada saat pandemi. kita harus melakukan banyak extraordinary belanja di Rp 2.595 triliun hingga kenaikan belanja hanya sekitar Rp 708 triliun. Namun kenaikan pendapatan disebut Rp 133 triliun," tuturnya.
Sedangkan pembiayaan anggaran 2024 senilai Rp 522,8 triliun atau turun Rp 670,5 triliun dari anggaran 2020 sebesar Rp 1.193,3 triliun.
"Untuk pembiayaan dengan defisit 522 kita akan melakukan secara hati-hati tadi saya sampaikan bahwa enviromental growth-growth globalnya juga akan semakin tidak predictable," ucap dia.
"Tahun 2020 waktu itu anda bisa lihat pembiayaan kita itu sampai Rp 1.193, pada saat pandemi pendapatan kita turun belanja naik maka kita mengalami situasi yang tidak mudah dan sekarang relatif sangat bisa dikelola atau relatif sehat," imbuhnya.
Jokowi Sampaikan Anggaran Belanja Negara Tahun 2024 Sebesar Rp3.304,1 Triliun
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan rencana belanja negara sebesar Rp 3.304,1 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) RAPBN 2024.
"Belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.446,5 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp 857,6 triliun," kata Jokowi dalam Penyampaian RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan, di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, (16/8/2023).
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan pendapatan negara direncanakan sebesar Rp2.781,3 triliun.
Rinciannya terdiri dari Penerimaan Perpajakan Rp2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp473,0 triliun, serta Hibah sebesar Rp0,4 triliun.
Dengan demikian, Jokowi mengumumkan defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp522,8 triliun.
"Keseimbangan primer negatif Rp25,5 triliun didorong bergerak menuju positif. Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp522,8 triliun," kata Jokowi.
"Demikianlah Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangannya. Besar harapan kami, pembahasan RAPBN tahun 2024 dapat dilakukan secara konstruktif demi mewujudkan Indonesia Maju, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," pungkas Jokowi.
Mahfud MD Menolak Wacana Pembubaran DPR RI, Oegroseno Malah Sakit Hati |
![]() |
---|
Hendardi Menilai Presiden Prabowo Melanggar Undang Undang, Publik Harus Menolak, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Tergusur Pariwisata, 12.000 Hektar Sawah di Bali Hilang Dalam Satu Dekade |
![]() |
---|
PK Gugur Karena Absen! Silfester Matutina Terancam Dieksekusi Kejari |
![]() |
---|
Ini Antisipasi Polisi Apabila Demo Buruh Tumpah ke Jalan Tol Dalam Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.