Berita Jakarta
132.851 Warga Kena ISPA Imbas Buruknya Udara Jakarta, Kasudinkes Jakpus: Dampak dari Lingkungan
132.851 Warga Jakpus Kena ISPA karena Buruknya Udara Jakarta, Kasudinkes Jakpus: Ibaratnya sudah seperti makanan sehari-hari
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari mengungkap bahwa per Juli 2023, kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di wilayah Jakarta Pusat, mencapai 132.851.
Namun, angka tersebut rupanya masih lebih rendah dari data ISPA pada awal tahun 2022, yang mencapai 167.613.
Oleh karenanya, Rismasari pun menyebut bahwa ISPA merupakan makanan sehari-hari.
"Sampai Juli 2023, jumlah kunjungan pasien ISPA 132.851. Data ISPA di Jakarta Pusat untuk awal tahun atau tahun lalu (untuk perbandingan) jumlah kunjungan pasien ISPA sebanyak 167.613," kata Rismasari saat dihubungi wartawan, Rabu (16/8/2023).
“Kalau puskesmas untuk menangani ISPA itu sudah siap. Ibaratnya sudah seperti makanan sehari-hari,” katanya.
Risma berujar, gejala ISPA tidak hanya batuk pilek saja. Tetapi juga meliputi hidung tersumbat, bersin, nyeri tenggorokan, demam, sakit kepala, hingga sesak napas.
Baca juga: Patung Soekarno Senilai Rp10 Triliun Dibangun Tahun Depan, Said Didu: Uang Rakyat Dihambur-hamburkan
Baca juga: 16 PLTU Jadi Pemicu Utama Polusi Jakarta, Willawati Ungkap Pemerintah Galau-Pemilik PLTU Orang Dekat
Sehingga apabila terkena ISPA, kata Risma, pasien tak memerlukan pengobatan khusus.
"Pengidap ISPA cukup dengan istirahat yang cukup, memakai masker, minum air putih yang cukup, makanan dengan gizi seimbang, berobat sesuai dengan gejala yang timbul, jika diperlukan konsultasi dengan dokter," jelas dia.
Lebih lanjut, saat disinggung mengenai apakah polusi udara Jakarta yang buruk dapat memicu seseorang terkena ISPA atau tidak, Risma mengatakan jika penyakit ISPA selalu ada setiap saat.
Dia pun menegaskan bahwa tidak ada lonjakan pasien yang terjangkit ISPA, meski akhir-akhir ini Jakarta dikabarkan menduduki urutan nomor 1 kota paling berpolusi di dunia.
"Sebenarnya kalau penyakit ISPA itu setiap saat ada. Tapi juga enggak ada lonjakan berarti pada saat-saat ini. Karena kalau kualitas udara kan di Sudin LH ya. Kalau kami menangani dampaknya, dampak dari lingkungan," ungkap dia.
"Belum ada lonjakan sampai saat ini seperti biasa saja," pungkasnya.
16 PLTU Jadi Pemicu Utama Polusi Jakarta, Willawati Ungkap Pemerintah Galau-Pemilik PLTU Orang Dekat
Memburuknya kualitas udara Jakarta rupanya tak hanya dipicu oleh gas buang kendaraan bermotor.
Kabut polusi yang menyelimuti Kota Jakarta beberapa pekan belakangan diduga berasal dari 16 PLTU berbasis batu bara yang mengepung Ibu Kota.
Kota Jakarta bahkan menjadi salah satu kota terpolusi di dunia.
Berdasarkan data Global Energy Monitor, terdapat 16 PLTU berbasis batu bara yang berada tak jauh dari Jakarta.
Antara lain, sebanyak 10 PLTU berada di Banten, sedangkan enam PLTU berada di Jawa Barat.
Baca juga: Ditinggal Anies, Polusi Udara Jakarta Kian Parah, Pakindro: Mirip Gotham City
Baca juga: Pimpinan PDIP Persilakan PPP Cabut Bila Gagal Jadi Cawapres Ganjar, Ini Jawaban Sandiaga Uno
Berikut daftar 16 PLTU batu bara di sekitar Jakarta per 10 Agustus 2023:
- PLTU Banten Suralaya: 8 unit - 4.025 mw
- PLTU Cemindo Gemilang: 1 unit - 60 mw
- PLTU Pelabuhan Ratu: 3 unit - 1.050 mw
- PLTU Merak: 2 unit - 120 mw
- PLTU Cilegon PTIP: 1 unit - 40 mw
- PLTU Jawa-7: 2 unit - 1.982 mw
- PLTU Banten Labuan: 2 unit - 600 mw
- PLTU DSS Serang: 4 unit - 175 mw
- PLTU Banten Lontar: 3 unit - 945 mw
- PLTU Cikarang Babelan: 2 unit - 280 mw
- PLTU FAJAR: 1 unit - 55 mw
- PLTU Pindo-Deli-II: 1 unit - 50 mw
- PLTU Indo Bharat Rayon: 1 unit - 36,6 mw
- PLTU Purwakarta Indorama: 2 unit - 60 mw
- PLTU Banten Serang: 1 unit - 660 mw
- PLTU Bandung Indosyntec: 1 unit - 30 mw
Produser Film sekaligus Pengusaha, Willawati turut menyoroti isu polusi di Jakarta saat ini.
Lewat status twitternya @willawati, pada Selasa (15/8/2023). Willawati mengungkapkan pemerintah kini tengah menghadapi pilihan sulit terkait pengelolaan PLTU yang mengepung Ibu Kota.
Sebab, pemilik PLTU disampaikannya merupakan orang-orang dekat Istana.
"Pemerintah saat ini menghadapi pilihan sulit karena pemilik tambang batubara dan pemilik PLTU rata-rata orang dekat," ungkap Willawati.
Dijelaskannya, Pulau Jawa sebenarnya sudah over supply, tapi karena sudah ada PPA (Power Purchase Agreement), kontrak tidak bisa sembarangan diputus atau dikurangi.
Bagi IPP (Independen Power Producer) Developer lanjutnya, tentu semua perhitungan sudah dibuat sesuai kontrak 25 tahun tersebut.
Pilihan jangka pendek dan paling memungkinkan saat ini Pemerintah minta PLTU yang kualitas polusinya tinggi dimatikan.
Selanjutnya, jumlahnya dihitung sesuai kapasitas over supply dan dibayar ke IPP Developer sesuai PPA atau mungkin hanya pembayaran komponen A, B dan E saja tanpa C dan D atau tanpa C saja.
"Akan lebih mudah untuk mematikan PLTU yang dimiliki PLN. Harga yang mahal untuk membeli udara bersih saat ini. Tapi mungkin paling murah dibanding biaya rumah sakit," ungkap Willawati.
"Semua hal tersebut tidak segampang yang disampaikan karena banyak aspek hukum yang harus mendukung," jelasnya.
Jakarta Pagi Penuh Kabut Polusi, Mirip Gotham City
Buruknya kualitas udara Jakarta pada pagi ini terekam kamera seorang fotografer drone profesional, Indra Ardiaputra.
Lewat status instagramnya @pakindro pada Selasa (15/8/2023), pria yang akrab disapa Pakindro itu membagikan sebuah potret dari udara yang mencitrakan kondisi ibu kota pada pagi tadi.
Dalam potret yang dibagikan, terlihat gedung-gedung pencakar langit terlihat diselimuti kabut.
Bukan kabut yang berasal dari embunan uap air, kabut berwarna abu-abu itu diyakini adalah polusi yang menyelimuti Jakarta pada pagi tadi.
"Pagi Ini Jakarta Sekilas Mirip Gotham City dari udara. AQI menunjukkan rata2 di angka 170-an. Bahkan daerah jeruk purut menunjukkan angka AQI 202," tulis Pakindro.
"Pagi ini juga Jakarta kembali menempati rangking-2 di dunia sebagai negara dengan pencemaran udara terberat," tambahnya.
DIrinya menyampaikan kekhawatirannya ketika keluar rumah karena sangat berbahaya.
Sementara, tetap berada di dalam rumah juga dinilainya berbahaya karena polusi sudah berada di dalam rumah.
"Mau keluar rumah berbahaya, mau di dalam rumah juga bahaya karena polusinya sudah sampai ke dalam rumah," ungkapnya.
Baca juga: Pimpinan PDIP Persilakan PPP Cabut Bila Gagal Jadi Cawapres Ganjar, Ini Jawaban Sandiaga Uno
Baca juga: Kabar Buruk, Jokowi Batuk-batuk Sudah 4 Minggu, Dipicu Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Kualitas udara DKI Jakarta semakin hari kian memprihatinkan.
Dalam beberapa pekan belakangan, polusi udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat.
Merujuk situs IQAir, kualitas udara pada Selasa (15/8/2023) pagi untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 170 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Kondisi serupa terpantau pada siang ini, kualitas udara hingga pukul 10.30 WIB untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 157 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Disebutkan, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 13.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Postingan tersebut pun disambut ramai masyarakat.
Beragam tanggapan dituliskan.
Mereka pun membandingkan kondisi udara Ibukota ketika Jakarta dipimpin Anies Baswedan.
Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran
Buruknya kondisi udara pada beberapa pekan belakangan berbanding terbalik ketika masa kepemimpinan Anies Baswedan.
Terlebih pada tahun 2021.
Ketika itu, media sosial diramaikan dengan beredarnya foto pemandangan Gunung Gede Pangrango yang diambil dari Kemayoran, Jakara Pusat.
Foto tersebut diambil pada Rabu (17/2/2021) pagi oleh seorang warga bernama Ari Wibisono.
Ari mengatakan, dia sengaja mengambil foto Jakarta dengan latar belakang Gunung Gede Pangrango.
Menurut dia, terlihatnya gunung tersebut menandakan kualitas udara di Jakarta sedang bersih.

"Sengaja lagi hunting naik motor lewat flyover Kemayoran arah Gunung Sahari. Pas di jembatan, saya berhenti," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," tambah dia.
Mengutip data dari situs AirVisual pada Rabu (17/2/2021) pukul 16.00 WIB, Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori sedang, yakni berada di angka 98 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-33 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.
Sementara itu, pada Rabu pukul 11.00 WIB, AQI untuk wilayah Kemayoran masuk kategori baik yakni berada di angka 37 dengan konsentrasi parameter PM 10.
Setahun Berlalu, Gunung Gede Pangrango Masih Terlihat dari Kemayoran
Setahun lebih berselang, potret gagahnya Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran juga diambil oleh fotografer Muhammad Ali Fikry.
Potret itu kemudian diunggah lewat akun Instagramnya, akun @alivikry pada Kamis (27/10/2022).
Dirinya menyampaikan potret tersebut menjadi bukti semakin bersihnya udara di Jakarta.
"Alhamdulillah warga Jakarta dan sekitarnya bisa menghirup udara segar," tulis Ali Fikry lewat akun @alivikry.
Sejak 25 hingga 27 Oktober 2022, tingkat polusi di Jakarta berturut-turut 53 AQI US; 63 AQI US;74 AQI US.
Sementara pada Jumat, 28 Oktober 2022 tingkat polusi di Jakarta berwarna hijau atau baik, dengan nilai 46 AQI US.

Jokowi Batuk-batuk Sudah 4 Minggu, Dipicu Buruknya Kualitas Udara Jakarta
Buruknya kualitas udara Jakarta selama beberapa pekan belakangan menjadi perbincangan publik.
Tingginya polusi udara di Jakarta itu pun memicu sakitnya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi dikabarkan mengalami batuk-batuk sudah selama empat minggu belakangan.
Kabar buruk itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia sekaligus Menteri ESDM ad interim, Sandiaga Salahuddin Uno usai menghadiri rapat pimpinan di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023).
Terkait memburuknya kualitas udara Jakarta, Jokowi meminta langkah konkrit untuk mengatasi polusi udara tersbeut.
Mengingat Jokowi sudah terserang batuk sejak 4 minggu belakangan.
"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkrit karena presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir empat minggu," ungkap Sandiaga Uno di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (14/8/2023).
Baca juga: Partai Golkar Gabung Koalisi Gerindra, PKB dan PAN, Rocky Gerung: Dito Ga Jadi TSK
Baca juga: Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies, Hotman Paris: Gawat Polusi

"Beliau belum pernah merasakan seperti ini, kemungkinan dokter menyampaikan ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," jelasnya.
DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia hari ini, Senin (14/8/2023) pagi.
Dikutip dari laman IQAir, kualitas udara di Ibu Kota terpantau masih masuk kualitas tidak sehat pada Senin pagi.
Pada pukul 08.22 WIB, nilai indeks kualitas udara Ibu Kota tercatat di angka 153 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM2.5.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5.
Konsentrasi tersebut 11,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sedangkan suhu di Jakarta pagi ini adalah 28 derajat celsius dengan kelembapan 63 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan sebesar 1015 milibar.
Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies
Buruknya kualitas udara Jakarta sudah terjadi beberapa pekan belakangan.
Berdasarkan Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta dalam situs IQAir pada Selasa (8/8/2023), Indeks kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 128 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Meski kualitas udara hari ini lebih baik dibandingkan sehari sebelumnya, Senin (7/8/2023), kualitas udara masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Berdasarkan Indeks kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta pada Senin (7/8/2023), kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Disebutkan, Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 17.7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Buruknya kualitas udara sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. Presiden Jokowi pun sampai memberikan komentar.
Di antaranya Jumat, 4 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat, yakni berada di angka 153 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Begitu juga dengan Sabtu, 5 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 146 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Minggu, 6 Agustus 2023 AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 164 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Sedangkan hari Senin, 7 Agustus 2023, AQI untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni berada di angka 168 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta, Presiden Jokowi Sebut Pindah Ibu Kota, Bandingkan Komentar Hotman Paris
Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat.
Satu di antaranya Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Lewat status instagramnya, dirinya mengaku kaget dengan buruknya kondisi udara Jakarta pada Senin (7/8/2023) pagi.
Dirinya menunggah kondisi udara di wilayah Ibu Kota yang dalam kondisi merah atau tidak sehat.
"Gawat polusi," tulis Hotman Paris pada Senin (7/8/2023) pagi.
Postingan Hotman Paris pun disambut beragam komentar dari masyarakat.
Mereka membandingkan kondisi Jakarta ketika masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat ini.
Heru Akui Belum Bisa Atasi Polusi Udara di Jakarta, Ungkap Jumlah Kendaraan Naik Sejak Era Anies
Kian memburuknya kualitas udara di DKI Jakarta menjadi perbincangan publik beberapa hari belakangan.
Tak hanya kondisi Jakarta yang kian panas akibat masuknya musim kemarau, polusi udara menambah sesaknya udara Ibu Kota.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengakui hal tersebut.
Diakuinya, masalah pencemaran udara di Ibu Kota merupakan tantangan yang sangat berat.
Heru pun mengakui, Pemprov DKI Jakarta belum dapat mengatasi persoalan buruknya kualitas udara di Jakarta.
"Memang beban Jakarta ini berat," ujar Heru Budi dikutip dari Kompas.com pada Selasa (8/8/2023).
Baca juga: Beda Kualitas Udara Jakarta Setelah dan Sebelum Ditinggal Anies, Hotman Paris: Gawat Polusi
Baca juga: Viral Abah Aos Sebut Anies Baswedan Ibarat Imam Mahdi, Jansen Sitindaon Kutip Pesan Tan Malaka
Pernyataan Heru itu berkaca pada kondisi di Ibu Kota sekitar 1,5 tahun terakhir yang jumlah kendaraan roda empat disebut meningkat, sehingga menjadi penyebab utama tingginya polusi udara.
"Kendaraan roda empat dari 4 juta sekarang jadi 6 juta (per hari). Begitu juga kendaraan roda dua dari 14 juta jadi 16 juta. Yang berplat B, itu kan Jabodetabek dan hampir semua masuk Jakarta," ucap Heru.
Heru menegaskan pengendalian polisi udara iji menjadi tanggung jawab Pemprov DKI meski ada kontribusi penggunaan kendaraan dari luar daerah.
Salah satu upaya pengendalian polusi udara di Ibu Kota yakni dengan menambah jumlah kendaraan bus listrik dengan target 100 bus hingga 2 tahun ke depan.
"Lalu Pemda DKI setiap Jumat itu menanam pohon. Begitu juga saya, kalau luang, tiap Selasa dan Jumat menanam pohon. Itu generasi panjang," ucap Heru.
Selain itu, masyarakat baik warga DKI maupun wilayah penyangga Ibu Kota disarankan untuk menggunakan transportasi publik guna mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.
"(Masyarakat bisa) menggunakan transportasi massal yang telah dibangun Pemda DKI dan pemerintah pusat, sehingga kurangi kemacetan dan kurangi emisi udara di Jakarta," kata Heru.
"Lalu Pemda DKI setiap Jumat itu menanam pohon. Begitu juga saya, kalau luang, tiap Selasa dan Jumat menanam pohon. Itu generasi panjang," ucap Heru.
Selain itu, masyarakat baik warga DKI maupun wilayah penyangga Ibu Kota disarankan untuk menggunakan transportasi publik guna mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.
"(Masyarakat bisa) menggunakan transportasi massal yang telah dibangun Pemda DKI dan pemerintah pusat, sehingga kurangi kemacetan dan kurangi emisi udara di Jakarta," kata Heru.
Pemprov DKI: Kualitas Udara Memburuk karena Kemarau
Terkait buruknya kualitas udara Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto mengungkapkan polusi dipicu tingginya mobilitas masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
“Dengan semakin menguatnya (kegiatan) ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta,” kata Asep Kuswanto dikutip dari Kompas.com pada Rabu (26/7/2023).
Asep berharap masyarakat mau menggunakan transportasi publik untuk berkegiatan.
“(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi,” kata Asep.
“Pastinya gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” tambahnya.
Tak hanya itu, kualitas udara di Jakarta kian memburuk lantaran mulai memasuki musim kemarau.
"Ya karena memang hujan berkurang kemudian aktivitas masyarakat bertambah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto, Minggu (16/7/2023).
Selain itu, aktivitas pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Jakarta juga turut mempengaruhi kualitas udara.
“Pembangunan Jakarta biasanya tengah tahun hingga akhir sedang tinggi-tingginya, sehingga pembangunan konstruksi pun sangat berpengaruh terhadap kualitas udara,” ujar Asep.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Selain itu, Asep mengimbau agar masyarakat Ibu Kota menggunakan transportasi umum demi menjaga kualitas udara yang kurang baik saat musim kemarau.
Mengenal Listrik Aliran Atas, Nadi Utama Operasional KRL dan Sistem Persinyalan KA |
![]() |
---|
Jakarta Tak Masuk Provinsi Miskin, Anggota DPRD DKI Kenneth Apresiasi Kinerja Gubernur Pramono |
![]() |
---|
Pasangan Mesum Dibawa ke Dinas Sosial setelah Berhubungan Badan di Kuburan Cina Jatinegara Jaktim |
![]() |
---|
Inovasi Teknologi KAI Daop 1 Jakarta Jadi Rujukan Studi Banding TransJakarta |
![]() |
---|
Satpol PP DKI Klaim Pedagang Pasar Barito Sepakat Direlokasi ke Pasar Mampang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.