Berita Depok

Dua Putranya Putus Sekolah Karena Tak Lolos PPDB, Nani Geruduk Balaikota Depok

Nani, warga Beji Timur (tengah), memperjuangkan pendidikan kedua anaknya yang putus sekolah unjuk rasa di Balaikota Depok, Kamis (3/8/2023)

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Hironimus Rama
Nani, warga Beji Timur (tengah), memperjuangkan pendidikan kedua anaknya yang putus sekolah di Balaikota Depok, Kamis (3/8/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK -- Nani duduk dengan wajah lesu di samping kiri Masjid Balaikota Depok, Jalan Margonda No.54, Pancoran Mas pada Kamis (3/8/2023) siang.

Mukanya tampak lelah setelah dua jam berjemur di bawah terik matahari di depan pintu gerbang Balaikota Depok.

Bersama ratusan Relawan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok, Nani baru saja melakukan aksi unjuk rasa menuntut hak pendidikan bagi dua putranya.

Dua anak Nani baru saja tamat SMP pada 2023 ini. Namun upaya kedua buah hatinya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK Negeri pupus karena tidak lolos dalam seleksi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2022/2024.

Padahal Nani termasuk golongan keluarga miskin. Sebagai orang tua tunggal bagi empat anaknya, dia mengaku tidak memiliki penghasilan tetap.

"Anak-anak saya mau sekolah di SMK Negeri 2 Depok. Satunya mau masuk jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan satunya lagi jurusan Elektronik," kata Nani di Balaikota Depok, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Benahi Masalah PPDB Kota Bogor, Bima Arya Langsung Rotasi 8 Kepala Sekolah SMP Negeri

Namun impian dua putranya ini kandas karena tidak lolos dalam PPDB 2023/2024.

"Saya daftarkan anak-anak melalui jalur afirmasi dengan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) tetapi tidak lolos," ujarnya.

Nani mengaku heran tidak lolos seleksi jalur afirmasi. Padahal dia termasuk golongan keluarga tidak mampu.

Baca juga: Mimpi Kaesang Kandas, PDIP Usung Supian Suri untuk Pilkada Kota Depok, Didampingi Politisi PPP

Terbukti dia memiliki KDS (Kartu Depok Sejahtera) dan penerima manfaat PKH (Program Keluarga Harapan).

"Ini membuktikan keluarga saya termasuk golongan tidak mampu," paparnya.

Selain jalur afirmasi, Nani juga berjuang mengikuti seleksi jalur zonasi dan nilai raport. Namun dua upaya ini juga sia-sia.

"Saya minta kebijakan dari Pemkot Depok agar anak saya bisa sekolah di sekolah negeri. Kalau swasta saya tidak mampu," ungkapnya.

Warga Kelurahan Beji Timur, Kecamatan Beji, ini mengaku kewalahan membayar sekolah anaknya saat jenjang SMP.

Baca juga: PPDB DKI Jakarta Kisruh, Disdukcapil Ungkap Ada Aksi Eksodus Ribuan Warga Bodetabek

"Salah satu anak saya dulu sekolah gratis di pesantren. Saat kelas VIII dia pindah ke swasta. Saya kesulitan membayar uang sekolah. Akhirnya saya minta bantuan Baznas dan satu yayasan dekat rumah. Alhamdulilah dilunasin sehingga dapat ijazah," imbuhnya.

Dengan pengalaman ini, Nani mati-matian berharap anaknya masuk sekolah negeri.

"Saya tidak punya uang kalau anak-anak masuk sekolah swasta. Makanya saya minta bantuan Pemkot Depok untuk mencari solusi untuk persoalan ini," tandasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google NEWS 
 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved