Pembunuhan

Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Sleman Rebus Potongan Tubuh untuk Hilangkan Sidik Jari

Perlakuan sadis pelaku mutilasi mayat mahasiswa di Sleman Yogyakarta dengan tujuan menghilangkan sidik jari. 

KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Barang bukti berupa panci dan kompor untuk merebus potongan tubuh mahasiswa berhasil diamankan dari lokasi kejadian mutilasi di Sleman dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda DIY. 

Endriadi mengatakan usai mutilasi mayat korban, kedua pelaku sempat merebus beberapa bagia tubuh korban untuk menghilangkan jejak.

Bagian tubuh yang direbus adalah pergelangan tangan dan pergelangan kaki korban.

"Untuk menghilangkan jejaknya terhadap pergelangan tangan dan pergelangan kaki, mereka melakukan, direbus. Untuk menghilangkan sidik jarinya. Ini juga kita temukan fakta ketika tim kami mengambil sidik jari tersebut," ungkapnya.

Lalu keesokan harinya, kedua pelaku membawa potongan tubuh korban yang sudah dimasukkan ke dalam plastik untuk dibuang. Kedunya berangkat berboncengan mengendarai motor.

"Di senja harinya mereka berdua kemudian menyebarkan potongan-potongan tubuh yang sudah dalam kantong plastik tadi, di antaranya kepala mereka kubur. Kemudian yang lainnya mereka sebar di perjalanan menuju tempat lokasi pembuangan," ucapnya.

Baca juga: Pelaku Mutilasi Yogyakarta Pakai Kompor dan Panci Saat Beraksi

Ada lima titik pembuangan

Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi menyebut ada lima titik lokasi penemuan potongan tubuh korban. Lokasi pertama di Padukuhan Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman.

Di lokasi tersebut polisi menemukan empat potongan tubuh yakni dua bagian kaki, satu tangan sebelah kiri dan dua bagian tubuh lain yang sudah tak terbentuk.

Lokasi kedua adalah kepala korban yang ditemukan di pekarangan wilayah Gimberan, Merdikorejo, Tempel, Sleman.

Polisi juga menemukan bagian tubuh lain di dekatnya.

Potongan berupa kepala dan bagian tubuh lain terungkap setelah penyidik menanyai kedua pelaku, W dan RD.

"Sejauh ini ada lima titik lokasi penemuan (potongan tubuh) korban," kata Endriadi.

Penyebab korban tewas

Kombes Pol FX Endriadi menyebut sebelum kejadian mutilasi, korban dan kedua pelaku melakukan aktivitas kekerasan berlebihan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

"Mereka berkumpul dan melakukan aktivitas yang tidak wajar berupa kekerasan ataupun aktivitas kekerasan berlebihan. Kemudian dari kekerasan berlebihan itu korban meninggal dunia," ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved