Liga 1

Ternyata Ini Alasan Erick Thohir Tetapkan Gaji Wasit Liga 1 Lebih Tinggi dari Menteri

Erick Thohir benar-benar ingin membuat jalannya kompetisi Liga 1 hingga Liga 3 benar-benar bersih dari praktik mafia bola.

Penulis: Abdul Majid | Editor: Feryanto Hadi
pssi.org
Ketum PSSI Erick Thohir minta wasit Liga 1 dan Liga 2 musim 2023/2024 yang terpilih dari hasil seleksi untuk menjaga integritas dan menolak intervensi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memastikan akan memberikan kesejahteraan terhadap para wasit di Liga Indonesia.

Erick Thohir benar-benar ingin membuat jalannya kompetisi Liga 1 hingga Liga 3 benar-benar bersih dari praktik mafia bola.

Kerja sama dengan federasi sepakbola Jepang, JFA perihal perwasitan jadi salah satu cara guna membuat kualitas wasit-wasit di Indonesia semakin lebih baik lagi.

“Alhamdulillah kerja sama dengan JFA kemarin sudah ada bukti konkret. Salah satunya dihadirkan dua instruktur wasit yang saya sangat respek, karena punya karakter, mereka kerja mulai tanggal 14-15 Juni,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Instruktur wasit dari Jepang yang bertugas di Indonesia pun telah menyeleksi wasit-wasit yang layak untuk memimpin Liga 1, Liga 2 hingga Liga 3.

Baca juga: PSSI Berikan Jaminan Kesejahteraan kepada Wasit yang Memimpin Laga Liga 1 dan Liga 2 Musim 2023/2024

Erick menyebutkan wasit Liga 1 yang ikut serta seleksi ada 55, lulus 28, peringkat satu sampai 18 bertugas di Liga 1. Peringkat 19- 28 bertugas di Liga 2.

Sementara wasit Liga 2 yang ikut serta ada 107, lulus 54. Peringkat 1-54 mengisi kuota Liga 2, sisanya 55-107 akan bertugas di Liga 3, dan juga elite pro academy.

Sedangkan asisten wasit liga 1 yang ikut seleksi 70 lulus 52. Peringkat 1-36 bertugas di Liga 1, sisanya 37-52 di Liga 2.

Selain seleksi ketat, wasit-wasit yang bertugas secara pemasukan juga akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Bahkan, Erick menyebut gaji wasit Liga 1 yang bertugas bisa melebihi gaji dari seorang Menteri.

Baca juga: Ismi Melinda Senang Main Film Sambil Bekerja Menjadi Wasit Pertandingan One Pride Mixed Martial Arts

Kualitas dan kesejahteraan menurut Erick harus benar-benar dilakukan agar wasit yang memimpin pertandingan tidak ‘bermain’.

“Catatan dari Ibu Waketum (Ratu Tisha) dengan kuota seperti ini mereka 17 kali tiup (semusim) padahal 15, mestinya cukup ya kalau mereka alasan tidak cukup terima sampingan, ya wajar saya hukum karena ini sudah di atas kuota. Liga 2 (satu wasit) 14 kali tiupan,” kata Erick.

“Alhamudulillah 17 kali tiup, sekali tiup sudah disebut gajinya, lebih tinggi dari Menteri. Alhamdulillah itu selevel menteri mereka."

"Nah, kalau saya bicara kualitas kembali kita harus standar Asia dulu. Pelan-pelan nanti baru bisa meloloskan wasit ke Piala Dunia, di Kejuaraan apa, itu yang kita harapkan,” terangnya.

Bayaran wasit Liga 1 sendiri sudah naik dua kali lipat dari sebelumnya.

Di jaman PSSI dipimpin Mochamad Iriawan, gaji wasit tengah lapangan adalah Rp 5 juta/memimpin pertandingan.

Kini, bayaran wasit ini adalah Rp 10 juta/laga.

Sementara gaji menteri menurut Keputusan Presiden RI Nomor 68 tahun 2021 adalah, gaji pokok menteri adalah Rp 5.040.000/bulan dengan tunjangan Rp 13.608.000/bulan atau Rp 18.648.000/bulan.

Jika seorang wasit utama memimpin pertandingan dua kali saja dalam satu bulan, berarti dia sudah mendapatkan bayaran Rp 20 juta, setara dengan gaji menteri di Indonesia.

Ratusan Wasit Kini Terlindungi Program Jamsostek

Sebelumnya, Erick Thohir, menyambut gembira ratusan wasit Liga 1 dan Liga 2 kini menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam setiap laga sepak bola, wasit selalu memegang peranan penting untuk mengatur jalannya sebuah pertandingan.

Namun di balik tugasnya yang vital dan penuh risiko, perlindungan serta kesejahteraan para pengadil lapangan hijau tersebut sering luput dari perhatian.

Hal inilah yang mendorong Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan BPJS Ketenagakerjaan sepakat untuk memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada seluruh wasit yang bertugas di Liga 1 maupun Liga 2.

Baca juga: Giat Ramadan bareng Bhabinkamtibmas, BPJamsostek Kebon Sirih Sosialisasikan Progam Jaminan Sosial

Kerjasama ini diwujudkan lewat penyerahan kartu kepesertaan oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir kepada perwakilan wasit yang secara keseluruhan berjumlah 353 orang.

"Wasit memang menjadi concern saya dalam upaya untuk membangun sepakbola Indonesia yang bersih," ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melalui pesan pers, Senin (17/4/2023).

Oleh karenanya, imbuh Erick, di tahap pertama ini, faktor kesejahteraan menjadi hal krusial dengan menjadikan wasit bagian dari peserta BPJS ketenagakerjaan.

"Meski kesejahteraan utama bagi wasit diperoleh saat tugas di lapangan, namun dengan BPJS Ketenagakerjaan ini sebagai bagian dari perlindungan sosial, setidaknya para wasit kita bisa terlindungi jika mengalami risiko kecelakaan kerja atau meninggal dunia sehingga bisa meringankan bebannya," Erick Thohir menambahkan

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa seluruh pekerja memiliki hak konstitusi untuk mendapatkan perlindungan, oleh karena itu negara senantiasa hadir untuk memastikan hal tersebut telah terimplementasi dengan baik.

Baca juga: Paritrana Awards 2022, Bentuk Apresiasi BPJS Ketenagakerjaan terhadap Pemda dan Badan Usaha di DKI

"Tentu ini menjadi angin segar bagi dunia persepakbolaan nasional. Karena kami melihat dari awal komitmen Pak Erick sebagai ketua PSSI yang baru betul-betul ingin mensejahterakan para pemain bola dan juga wasit.

Ini juga merupakan bukti negara hadir melindungi seluruh warga negara, khususnya para pekerja.

Terlebih profesi sebagai seorang wasit sangat rawan mengalami kecelakaan kerja baik di dalam maupun di luar lapangan. Maka sudah sewajarnya mereka membutuhkan perlindungan jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan," terang Anggoro.

Adapun perlindungan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari 2 program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Dengan demikian para wasit akan terjamin dari risiko kecelakaan kerja sejak berangkat ke lapangan, saat memimpin jalannya pertandingan, hingga kembali lagi ke rumah.

Tak tanggung-tanggung, jika terjadi kecelakaan, seluruh biaya perawatan akan ditanggung BPJS Ketenagakerjaan hingga mereka sembuh dan dapat kembali bekerja.

Apabila selama masa perawatan dan pemulihan wasit tersebut tidak dapat bekerja, maka BPJS Ketenagakerjaan juga akan membayarkan 100 persen upahnya selama setahun dan selanjutnya 50 persen hingga sembuh.

Namun apabila kecelakaan tersebut mengakibatkan cacat total tetap, maka manfaat yang akan diberikan sebesar 56 kali upah yang dilaporkan, ditambah santunan berkala sebesar Rp12 juta.

BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan fasilitas homecare maksimal Rp20 juta untuk jangka waktu 1 tahun.

Selain itu masih banyak manfaat lain diantaranya jika wasit tersebut meninggal dunia ketika sedang bekerja, maka keluarganya akan memperoleh santunan sebesar 48 kali upahnya, sedangkan jika meninggal bukan karena kecelakaan kerja, santunan yang diberikan sebesar Rp42 juta.

Keberlanjutan pendidikan anak juga terus terjamin karena BPJS Ketenagakerjaan memberikan beasiswa bagi 2 orang anak, dimulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sebesar maksimal Rp174 juta.

Tak hanya wasit, momentum tersebut sekaligus menjadi langkah awal dalam upaya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh ekosistem sepak bola Indonesia yang tertuang dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Ke depan BPJS Ketenagakerjaan dan PSSI sepakat untuk mewajibkan para pelaku olahraga, asosiasi, liga, klub, ofisial, pemain, dan suporter sepak bola untuk terlindungi program jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Kita mengajak ekosistem sepakbola karena saat ini kami melihat ada 400.000 orang di ekosistem sepak bola, tidak hanya pemain, tapi juga ada pelatih, wasit, suporter dan juga anak-anak peserta sekolah bakat.

Nah itu juga kita ajak supaya jika terjadi risiko, maka keluarganya bisa tenang dan para pemain bisa fokus latihan. Karena fokus ini bisa meningkatkan prestasinya," imbuh Anggoro.

Anggoro berharap kerjasama ini menjadi inspirasi bagi cabang olahraga yang lain, karena masih banyak atlet olahraga di Indonesia yang belum terlindungi sebab mereka belum memahami manfaat dari perlindungan jaminan sosial dan hal tersebut merupakan hak konstitusi setiap pekerja.

"Semoga upaya kita bersama ini dapat meningkatkan kesejahteraan para wasit dan seluruh pekerja lain di ekosistem PSSI, sehingga mereka bisa kerja keras bebas cemas dan secara tidak langsung akan berdampak juga pada peningkatan kualitas sepak bola Indonesia,” tutup Anggoro.

Baca juga: Giat Ramadan bareng Bhabinkamtibmas, BPJamsostek Kebon Sirih Sosialisasikan Progam Jaminan Sosial

Sementara itu, di tempat terpisah, kepala kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Mampang, Ivan Sahat H Pandjaitan menyambut baik kerjasama yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dengan PSSI.

Ivan berharap kerjasama ini tidak hanya terjalin dengan PSSI saja namun dapat dijalankan dengan seluruh cabang olahraga yang ada di Indonesia, agar seluruh atlit atau insan olahraga memiliki rasa nyaman saat berolahraga dan tentunya kerja keras bebas cemas.

Sumber: WartaKota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved