Sandiaga Gabung PPP, Loyalis Erick Thohir 'Meradang': Gerindra Saja Dikhianati demi Tiket Cawapres

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Komisaris PT Pelni (Persero) Dede Budhyarto merespon rencana deklarasi bergabungnya Sandiaga Uno ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sandiaga direncanakan resmi bergabung dengan PPP pada Rabu (14/6/2023) malam.

"Dikabarkan Sandi Uno akan resmi berbaju PPP hari ini," tulis Dede Budyharto di Twitter pribadinya, dikutip pada Rabu.

Dede yang dikenal sebagai relawan Jokowi dan loyalis Erick Thohir menyinggung kiprah politik Sandiaga Uno

Dede menyindir Sandiaga Uno yang berpindah partai politik hanya untuk mengantongi tiket sebagai bakal calon wakil presiden.

"Gerindra saja “dikhianati” demi mendapat tiket Cawapres. Publik sdh paham 2019 berpasangan dgn Prabowo melawan Jokowi-KMA, KEOK. 2007 berpasangan dgn Anies Baswedan menang Pilkada DKI dgn “Politik Identitas”. Masih mau dukung??" ungkapnya

Seperti diketahui, persaingan untuk mendapatkan tiket sebagai bakal cawapres Ganjar Pranowo memanas.

Nama Erick Thohir dan Sandiaga Uno disebut menjadi kandidat terkuat mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres.

Baca juga: Bacaleg DPRD DKI dari PSI Leonardo Sirait Pilih Dukung Prabowo di Pilpres 2024

Sandi akan dapat jabatan strategis

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP telah menyiapkan jabatan strategis di struktural partai untuk Sandiaga Uno yang bakal diumumkan resmi sebagai kader pada hari Rabu (14/6/2023).

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi  menyebut pihaknya akan memberi posisi terhormat untuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu.

Bukan tanpa alasan, sebab sebelumnya Sandiaga Uno merupakan sosok yang berpengalaman di Partai Gerindra.

"Tentu Pak Sandi dengan ketokohannya dengan sekaliber beliau tokoh nasional, posisi strategis atau posisi terhormat kita siapkan," ucap pria yang karib disapa Awiek, Rabu (14/6/2023).

Baca juga: Lihat Peluang, Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Konser Coldplay Diperpanjang Sehari

Dirinya menegaskan Sandiaga tak mungkin diberikan tempat untuk menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) atau Bendahara Umum (Bendum).

"Yang jelas bukan 3 tempat, bukan ketua umum, sekjen, bendum bukan di situ," jelas Awiek.