Warta Pendidikan

Kuliah di UI Mahal? Begini Pengakuan Anak Tukang Tambal Ban dari Magetan

Dengan keterbatasan ekonomi ini, wanita yang biasa disapa Risha ini bisa mewujudkan impiannya kuliah di aalah satu kampus terbaik di Indonesia.

|
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Hironimus Rama
Nurisha Kitana, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI Jurusan Ilmu Politik saat wawancara dengan TribunnewsDepok.com di Kampus UI Depok, Beji, Senin (12/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama

WARTAKOTALIVE.COM, BEJI - Banyak orang menyangka kuliah di Universitas Indonesia (UI) mahal. Tetapi ternyata tidak begitu kenyataannya.

Setidaknya hal itu dialami oleh Nurisha Kitana, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI Jurusan Ilmu Politik.

Wanita asal Magetan, Jawa Timur, ini bahkan mengaku tidak mengeluarkan uang untuk bisa kuliah di UI.

"Saya tidak butuh uang sama sekali untuk masuk UI," Nurisha dalam wawancara dengan TribunnewsDepok.com di Kampus UI Depok, Beji, Senin (12/6/2023).

Nurisha mengaku berasal dari keluarga kurang mampu.

Ayahnya berprofesi sebagai tukang bengkel sekaligus pengendara ojek online pada sore harinya.

Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru 2023 Sangat Ketat, Universitas Indonesia Tegaskan Tidak Ada Titipan

Namun dengan keterbatasan ekonomi ini, wanita yang biasa disapa Risha ini bisa mewujudkan impiannya kuliah di aalah satu kampus terbaik di Indonesia.

"Saya menyelesaikan sekolah menengah di SMAN 1 Maospati di Magetan. Waktu SMA, saya memilih program studi IPS," ucap Risha.

Namun pandemi Covid-19 yang muncul pada 2020 lalu membuat Risha tidak bisa mengembangkan kreativitasnya.

"Saya bingung mau ngapain ya. Mau ikut lomba-lomba, tidak bisa. Saya lalu ikut kegiatan sosial dengan bergabung dalam kelompok-kelompok relawan," tuturnya.

Risha lalu bergabung dengan relawan pengumpul data di IGD rumah sakit se-Jawa-Bali.

Baca juga: 3.122 Peserta Ikuti Hari Pertama UTBK-SNBT 2023 di Kampus Universitas Indonesia Depok

"Saya dapat penugasan di RS di Purwakarta. Setelah selesai, saya dapat apresiasi sebagai Collector Data Digital dari Kementerian Kesehatan," ungkapnya

Selain itu, Risha juga mencoba mengikuti lomba Social Project Ideas Competition.

"Saya bikin gerakan pemberdayaan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) dengan nama Gandeng ODGJ bersama teman-teman. Kami meraih juara 3 tingkat nasional," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved