Pilpres 2023

Tidak Ingin Habiskan Dana APBN, Said Abdullah Haqqul Yakin Ganjar Pranowo Akan Menang Satu Putaran 

Said Abdullah yakin Ganjar akan menang satu putaran setelah turun di 65 titik sampai Oktober 2024.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
WartaKota/Alfian Firmansyah
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah sedang beri keterangan pers terkait bacawapres Ganjar Pranowo. 

Hasilnya, bakal capres PDIP Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

"Di kalangan pemilih kritis, dukungan pada Anies Baswedan 19,2 persen, Prabowo Subianto 33,5 persen, dan Ganjar Pranowo 37,9 persen,” ujar Direktur riset SMRC Deni Irvani dalam rilis resmi, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Viral Relawan Ganjar Pranowo Deklarasi Libatkan Siswa SD di Lampung, Bawaslu Telusuri

Baca juga: Brando Susanto Bangkitkan Semangat Ribuan Kader PDIP DKI untuk Menangkan Ganjar Pranowo

Baca juga: VIDEO Momen Ganjar Pranowo Ikut Terbangkan Lampion di Candi Borobudur

Deni menuturkan selisih suara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tidak begitu jauh secara statistik karena kurang dari dua kali margin of error 3,3 persen (selisih di bawah 6,6 persen).

“Sementara suara Anies berbeda signifikan dengan kedua bakal calon presiden lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Deni mengatakan bahwa dalam 6 bulan terakhir, kesukaan pemilih kepada Anies Baswedan cenderung semakin lemah.

Hal itu menjadi salah satu penjelas mengapa elektabilitas Anies Baswedan cenderung melemah dalam periode ini.

"Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang" ujar Deni.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Survei terakhir dilakukan pada 30-31 Mei 2023 dengan sampel sebanyak 909 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Deni menjelaskan 'pemilih kritis' adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon, sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

"Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan."

"Mereka juga cenderung lebih bisa mempengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen" ujar Deni.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved