Peternakan

Ini Usaha Kembangkan Peternak Sapi Indonesia Yang Masih Berkala Kecil Dan Tradisional

Rendahnya penghasilan dari usaha kecil ini membuat peternak tidak fokus dan cenderung memiliki kegiatan ekonomi lainnya untuk mencukupi kebutuhan

HO
Melalui program Dairy Development PT Frisian Flag Indonesia (FFI), meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy untuk memberdayakan peternak muda Indonesia dengan pembelajaran praktik manajemen peternakan sapi terbaik dengan ahlinya. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika, mengatakan rendahnya produksi susu di dalam negeri membuat Indonesia masih sangat tergantung pada impor bahan baku susu. Saat ini hanya 20 persen bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri sehingga 80 % sisanya masih harus diimpor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan di hulu.

Masalah utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah masih sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia (592 ribu ekor), rendahnya produktivitas sapi perah rakyat (8-12 liter/ekor/hari) dan tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu (0,5-0,6).

Selain itu, pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat (2-3 ekor per peternak), biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.

“Kementerian Perindustrian mengapresiasi program FFI Young Progressive Farmer Academy dari Frisian Flag Indonesia yang bertujuan mendorong minat peternak muda menjadi profesional dan memiliki kemampuan manajemen peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan. Sebagai kontribusi nyata industri pengolahan susu, program FFI Young Progressive Farmer Academy akan mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui peningkatan skala bisnis peternak tradisional, produktivitas para peternak ini akan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucap Putu Juli Ardika.

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (Direktorat PPHNak) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Tri Melasari, mengapresiasi program FFI Young Progressive Farmer Academy yang ikut berkontribusi dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi berkelanjutan peternakan sapi perah di Indonesia. “Program ini akan membantu regenerasi peternak Indonesia dan membantu upaya kita bersama untuk mencapai Blue Print Persusuan Indonesia tahun 2013-2025 yang di antaranya menargetkan produktivitas sapi perah menjadi 20 liter/ekor/hari, populasi sapi perah menjadi 1,8 juta ekor, dan produksi dalam negeri bisa memenuhi 60 persen kebutuhan susu nasional,” ucap Tri Melasari.

Senada dengan itu, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi juga menambahkan “Hadirnya inisiatif semacam ini dari industri merupakan langkah yang strategis dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan ekonomi dari para peternak sapi perah kita. Untuk jangka panjang, program seperti Young Progressive Farmer Academy dari FFI ini akan ikut berkontribusi dalam meningkatkan populasi sapi perah dan serta penyediaan susu segar dalam negeri di tanah air.”

“FFI sangat mengapresiasi dukungan dan keterlibatan dari semua pihak terkait, mulai dari Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Pertanian RI, GKSI dan mitra Koperasi, para dewan juri yang juga terdiri dari para ahli, akademisi dan media untuk terlaksananya program ini. FFI percaya kesuksesan sebuah kemajuan itu kunci utamanya memang dari kolaborasi yang terjalin dengan baik dari semua.” tutup Dedi Setiadi.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved