Pilpres 2024

Nasdem Pecah Soal Pengumuman Bakal Cawapres Anies Baswedan

Ketika Tim Delapan sudah ada keputusan, harusnya melaporkan ke partainya, hasil kesepakatan-kesepakatan ataupun rumusannya.

Editor: Rusna Djanur Buana
DOK Humas Partai Nasdem via Kompas.com
Waketum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ahmad Ali meminta Tim Delapan tidak terlalu mudah mengumbar informasi terkait calon pendamping Anies Baswedan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Internal Partai Nasdem berbeda pendapat soal pengumuman bakal calon wakil presiden yang akan menjadi pasangan Anies Baswedan.

Hingga saat ini Tim Delapan yang dibentuk oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih bekerja untuk merumuskan kriteria dan memilih bakal pasangan Anies Baswedan.

KPP terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Mereka telah sepakat mencalonkan Anies sebagai calon presiden.

Koalisi ini kemudian membentuk Tim Delapan yang berisi perwakilan dari ketiga partai untuk menentukan kriteria sekaligus menjaring calon pendamping Anies Baswedan.

Baca juga: Sosok Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Dianggap Bukan Lawan, Prabowo Subianto: Mereka Saudara Saya!

Koalisi ini sepakat memberi kewenangan penuh kepada Anies untuk menentukan pasangannya sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Tim Delapan.

Kabarnya, dalam waktu dekat Tim Delapan akan mengumumkan siapa yang akan menjadi pendamping Anies Baswedan.

Namun Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali meminta Tim Delapan menahan diri untuk memberikan informasi ke publik soal penentuan calon wakil presiden Anies Baswedan.

Menurutnya, Tim Delapan KPP mestinya bertanggung jawab lebih dulu untuk memberikan informasi penting pada internal partai politik (parpol) masing-masing.

“Sampai hari ini saya belum mendapatkan laporan (penentuan cawapres Anies).

Ya menurut saya Tim Delapan juga membatasi diri ya, untuk kemudian bicara keluar," kata Ali seperti dilansir Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Anies Baswedan Disodorkan Tiga Cawapres 2024, Ada Ahmad Heryawan, AHY dan Khofifah Indar Parawansa

"Jadi ketika Tim Delapan sudah ada keputusan, harusnya melaporkan ke partainya, hasil kesepakatan-kesepakatan ataupun rumusannya," imbuhnya.

Bagi Ali, seharusnya momentum dan pemilihan figur cawapres ditentukan oleh Anies sendiri.

Sebab, hal tersebut sudah diatur dalam piagam kerja sama antara tiga parpol dalam KPP.

"Sekali lagi, saya tidak mau dan tidak sepakat kalau kemudian mandat itu diambil alih oleh partai politik,” tutur dia.

Terakhir, ia mengaku belum mendapatkan informasi kapan waktu dan juga siapa saja figur yang masuk dalam kandidat pendamping Anies untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya secara pribadi belum tahu. Sebagai wakil ketua umum sampai hari ini saya belum tahu," ujar Ali.

Sebelumnya petinggi partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dikabarkan bakal menggelar pertemuan guna membahas bakal cawapres untuk Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Cawapres Anies Baswedan akan Muncul 1-2 Hari ke Depan, Partai Nasdem Janjikan Kejutan

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto usai bertemu dengan tim kecil yang terdiri dari wakil NasDem, PKS dan Demokrat di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

Sugeng memprediksi kejutan akan muncul satu atau dua hari ke depan.

"Nanti dalam sehari dua hari ini akan ada kejutan. Pimpinan-pimpinan partai akan segera berkumpul dalam sehari dua hari ini.

Jangan-jangan besok sudah ada kesimpulan. Malam ini, besok malam, antara satu dua hari ini akan ada surprise cawapres," jelas dia.

Namun, dia tak menjelaskan siapa saja sosok kejutan bakal mendampingi Anies.

Dia menjamin nama cawapres Anies benar-benar mengejutkan.

"Belum. Belum ada clue. Makanya itu bagian dari, nanti bukan ada namanya moment of surprise.

Ini benar-benar, karena apa? Segala sesuatu perlu kecermatan, karena ini sifatnya resiprokal (saling berbalasan)," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Tim Kecil Koalisi Perubahan, Sudirman Said, mengatakan bahwa koalisi telah mempertimbangkan banyak hal dalam pemilihan cawapres.

Baca juga: Sandi Tidak Sejalan dengan Visi Perubahan yang Ditawarkan Capres, Lebih Pilih Percepatan Pembangunan

Walaupun pada akhirnya nanti keputusan berada di tangan Anies sebagai bacapres 2024.

Setidaknya, tim kecil dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengerucutkan lima kriteria untuk pendamping Eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.

"Pertama adalah sosok yang secara elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah," ucap Sudirman di kantor Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Kedua, figur itu diharapkan bisa membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif.

Ketiga, figur itu bisa menjaga keseimbangan koalisi.

Keempat, sosok tersebut harus memiliki visi yang sama dengan Anies.

Terakhir adalah mampu bekerja sama sebagai dwi tunggal, baik saat menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hingga ketika terpilih sebagai pemimpin periode selanjutnya.

Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat," ujarnya.

"Insya Allah waktunya masih cukup, seluruh tahapan yang digambarkan dalam timeline dibicarakan dengan sangat terbuka," imbuhnya.

"Dan kita tidak punya kekhawatiran bahwa proses pencarian cawapres akan menemukan hambatan," kata Sudirman.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto usai bertemu dengan tim kecil yang terdiri dari wakil NasDem, PKS dan Demokrat di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023)
Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto usai bertemu dengan tim kecil yang terdiri dari wakil NasDem, PKS dan Demokrat di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023) (Wartakotalive.com)

Menurutnya saat ini telah mengerucut ada tiga kandidat cawapres terkuat untuk mendampingi Anies, yaitu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Sebelumnya nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dikabarkan juga masuk dalam radar Tim Delapan.

Namun hal itu dibantah oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman.

Dia menambahkan, saat ini proses penggodokan cawapres untuk Anies telah mengerucut dari lima menjadi tiga nama.

Namun, Sohibul enggan memaparkan siapa saja nama tersebut.

Menurutnya KPP tengah mempersiapkan kejutan terkait penentuan pendamping Anies.


"Habis tiga (nama cawapres), ya berikutnya satu. Tunggu tanggal mainnya," ujarnya.

Di sisi lain, Sohibul menyatakan bahwa Sandiaga tak pernah menggoda PKS untuk keluar dari KPP.

Sebaliknya, ia mengeklaim dalam komunikasi yang terjalin beberapa waktu belakangan, Sandiaga malah memberikan sinyal ingin menjadi bagian dari PKS.

"Pak Sandi itu justru menunjukkan keinginan jadi kader PKS," imbuhnya.

Selain untuk Anies, Sandiaga juga disebut-sebut cocok menjadi kandidat bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo.

Adapun Ganjar telah diusung sebagai bakal calon presiden (capres) oleh PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sandiaga pun disebut semakin dekat dengan PPP setelah bertemu dengan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Sandiaga juga ingin mengajak PKS untuk bekerja sama pada Pemilu 2024 seperti pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dia pun disebut cocok menjadi pendamping Anies untuk Pemilu 2024.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved