Viral di Media Sosial

Menteri Yasonna Laoly Kembali Disorot, Usai Bisnis Anaknya Kini Soal Sewa HP di Lapas, Sanksi Ringan

Menkumham Yasonna Laoly kembali menjadi sorotan netizen, usai bisnis anaknya di lapas dan rutan kini soal penyewaan HP oleh sipir lapas dan rutan

Tribunnews/Abdul Majid
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yasonna Laoly kembali jadi sorotan publik. Setelah bisnis anaknya Yamitema Laoly memonopoli di rutan dan lapas di Indonesia kini soal penyewaan HP oleh sipir. 

Ini menunjukkan bisnis di lapas dan rutan di kuasai sang anak menteri untuk meraup 'cuan' sebanyak-banyaknya, selagi sang ayah Yasonna Laoly yang merupakan kader PDIP, menjabat menteri.

Pengalaman itu diungkapkan Tio Pakusadewo yang sempat mendekam di lapas karena kasus narkoba di akun Channel Uya Kuya TV.

Pernyataan Tio Pakusadewo ternyata bukan khayalan dan tudingan belaka.

Baca juga: Nawacita Award 2022 Sukses Digelar, Ini Kata Yasonna Laoly

Pernyataan sang aktor dibenarkan mantan Sipir di salah satu lapas di Jakarta berinisial AB (61).

Menurut AB, kualitas makanan yang disediakan bagi napi dan warga binaan memang sengaja diberikan jauh dari layak apalagi jika ditelaah dari asupan gizi.

AB mengatakan kualitas nasi yang disajikan ke para warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang dinamakan 'nasi cadong' yang teksturnya keras dan serupa kapur.

"Sudah kayak kapur, enggak enak dimakan. Rasanya sudah enggak karuan, rasanya hambar," kata AB saat ditemui awak media di Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2023).

Sebab buruknya kualitas nasi, beberapa WBP, kata dua terpaksa membeli makanan di kantin rutan dan lapas.

Kantin yang dimaksud pun milik yayasan anak Menteri Yasonna Laoly yakni Yamitema Tirtajaya Laoly, dengan harga jual dua kali lipat dari pasaran.

Ini juga sempat disinggung Tio Pakusadewo dalam konten di Uya Kuya TV.

Kantin tersebut menurut Tio telah memonopoli seluruh bisnis, baik makanan, minuman, hingga alat kebutuhan sehari-hari bagi WBP.

"Napi narkoba, tipikor (Tindak pidana korupsi) mana mau makan nasi cadong seperti itu, jado mereka beli. Kalau mau makan enak kayak di luar, ya harus keluar duit," imbuhnya.

Selain itu, AB juga menjelaskan kualitas nasi di rutan dan lapas memang buruk dengan siasat sulit dicerna, dan mengakibatkan hampir semua WBP buang air besar (BAB) setiap hari.

Perlu juga diketahui, seluruh rutan dan lapas naungan Dirjen PAS, kini sudah melebihi kapasitas, dari standardnya di bawah 1.000, namun dapat diisi hingga 3.000 orang.

"Nasinya memang keras, itu juga biar Napi enggak setiap hari semuanya ke WC (buang air besar). Susah dicerna, kalau enggak begitu ke WC semua," tuturnya. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved