Pilpres 2024

Pilpres 2024, Persentase Elektabilitas Prabowo Subianto Capai 33,5 Persen, Ungguli Ganjar dan Anies

Prabowo Subianto dinilai masih jadi top of mind di benak masyarakat menurut hasil survei IndoStrategi Research and Consulting.

Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Yulianto
Prabowo Subianto dinilai masih jadi top of mind di benak masyarakat menurut hasil survei IndoStrategi Research and Consulting. Foto: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 

WARTAKOTALIVE.COM - Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam sebut berdasarkan data survei yang dilakukan lembaganya, Prabowo Subianto masih menjadi top of mind di benak masyarakat.

Pasalnya, Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu masih konsisten berada di nomor satu dalam kategori elektabilitasnya.

"Untuk elektabilitas bila Pilpres dilaksanakan hari ini masih tak tergoyahkan di posisi puncak di tempati Prabowo dengan perolehan persentase 33,5 persen," kata Arif dalam rilis surveinya hari ini, Rabu (17/5/2023).

Untuk nomor dua, posisi masih juga konsisten diisi oleh Gubernur Jawa Tengah sekaligus petugas partai PDI Perjuangan, yakni Ganjar Pranowo.

Lalu di nomor tiga tetap diisi oleh eks Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan atau Anies Baswedan.

"Disusul oleh Ganjar Pranowo di posisi kedua dan Anies Baswedan di tiga besar," ujarnya.

Kemudian, Arif juga mengukur jika dilakukan simulasi Pilpres 2024 akan bertarung tiga Capres.

Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Hasilnya, Prabowo masih menjadi potensi calon Presiden yang akan dipilih masyarakat.

"Pada simulasi 3 Capres yang mempertandingkan Prabowo, Ganjar dan Anies, publik secara konsisten masih menaruh kepercayaan kepada Prabowo sebagai Presiden periode berikutnya."

"Ada 38,7 persen public yang memilihnya. Disusul Ganjar dengan 20,2 persen dan Anies 18,4 persen. Sementara ada 22,7 persen yang masih belum menentukan pilihan," paparnya.

Masih di dalam data survei yang dilakukan lembaganya, Arif menyebut ada beberapa alasan mengapa publik masih memilih Pranowo sebagai Presiden penerus pasca kepemimpinan Joko Widodo.

Pertama kata Arif, dalam persepsi publik, Prabowo Subianto adalah sosok pemersatu bangsa.

Dapat dilihat dari bergabungnya Prabowo dalam pemerintahan Jokowi.

Lalu, engagement yang dilakukan Prabowo Subianto terhadap lawan politiknya di masa lalu membuktikan ia lebih mementingkan kesatuan bangsa daripada kepentingan kelompok.

"Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Prabowo Subianto berjiwa besar, tidak pendendam dan baperan," tuturnya.

Kemudian untuk alasan kedua, Arif menyebut bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang ramah.

Terlihat dalam beberapa momen Prabowo sangat santai ini merupakan hal yang baru bagi sosok purnawirawan TNI tersebut.

Ketiga Prabowo Subianto masih dipersepsikan sebagai sosok yang berani, kemudian tegas dan bertanggungjawab.

Dimana hal ini memang merupakan karakter utamanya yang sudah banyak diketahui publik luas.

Lalu, Prabowo Subianto juga dipilih karena populis, karakter ini tak lepas dari keramahan ditunjukkan Prabowo Subianto sekarang ini.

"Kesan temperamental tak terlihat lagi. Temuan ini memunculkan karakter baru dari Prabowo," tandasnya.

Demikian juga dengan alasan kinerjanya sebagai Menteri yang loyal dan alasan lain yang kita dapatkan dari variable pertanyaan itu.

Sangat wajar bila pemilih Prabowo Subainto yang lalu masih loyal kepada Prabowo Subianto dan pemilih loyal Jokowi mengarahkan pilihannya juga ke Prabowo Subianto.

"Tentu disamping alasan-alasan tadi pengaruh endorsement Jokowi dan kinerjanya selaku Menteri juga signifikan menaikkan elektabilitas Prabowo," sambung Arif.

Pun demikian, Arif mengatakan bahwa data survei yang didapat dari riset lembaganya itu masih sangat dinamis jika digunakan untuk mengukur Pilpres 2024. Peluang naik atau turun masih sangat terbuka lebar, terlebih waktu pencoblosan masih cukup lama.

"Pemilu 2024 masih tersisa kurang dari 9 bulan lagi. Situasi menjelang perhelatan besar tersebut masih sangat dinamis. Apapun masih dapat terjadi."

"Oleh karena itu, hasil survei pun merupakan potret saat survei dilakukan," pungkasnya.

Survei IndoStrategi tersebut dilakukan dalam rentang waktu 1-10 Mei 2023 dengan melibatkan 1.230 responden di seluruh Indonesia.

Data yang dirilis Arif memiliki margin of error (MoE) ± 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

(Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved