Viral Media Sosial

Curhat ke Deddy Corbuzier, Dr Sumy Ngaku Gemas Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang Tak Terungkap

Curhat ke Deddy Corbuzier, Dr Sumy Ngaku Gemas Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang Tak Terungkap

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Youtube Deddy Corbuzier
Tim Ahli Forensik Polri, Dr Sumy Hastry Purwanti hadir dalam podcast Deddy Corbuzier pada 10 Mei 2023 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sosok Tim Ahli Forensik Polri, Dr Sumy Hastry Purwanti viral setelah warganet mendesaknya menguak kasus pembunuhan kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard di Subang pada 18 Agustus 2021.

Setelah viral, Sumy pun diundang dan hadir dalam podcast Deddy Corbuzier.

Dalam kesempatan tersebut, Sumy pun mengungkap sejumlah fakta terkait kematian ibu dan anak, Tuti-Amel yang seolah berjalan di tempat.

Mengingat sudah hampir dua tahun kasus tersebut tidak berjalan, namun pihak Kepolisian belum mendapatkan tersangka pembunuhan.

Dalam wawancara dengan Dedy Corbuzier, Sumy pun meluapkan perasaannya soal kasus tersebut.

"Ada nggak bu kasus yang akhirnya ibu mengatakan, 'oke, sorry nih gua angkat tangan nih, kayaknya gua nggak bisa nih'," tanya Dedy Corbuzier.

"Kasus Subang. Saya dikejar netizen untuk kasus Subang, yang 2021 tuh, 18 Agustus," ungkap Dr Sumy Hastry Purwanti.

Baca juga: Cuma Ada di Pilpres, Gubernur Jateng Ketemu Kades se-Jabar, Diberi Gelar dan Diakui Keturunan Sunda

Baca juga: Pesannya Sih Sederhana-Tapi Dalam, Ini Petuah Husen-Pemutilasi Bos Asal Semarang Buat Anak-anak Muda

Korban pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard di Subang pada 18 Agustus 2021.
Korban pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard di Subang pada 18 Agustus 2021. (Istimewa)

"Kenapa?" sambut Deddy Corbuzier.

"Ya belum ditangkap, pelakunya belum ada. Padahal saya udah otopsi kedua dan saya udah jelaskan, udah paparan, udah kasih clue-cluenya kan, tapi ya belum ada tersangka sampai sekarang," ungkap Sumy.

"Belum ada tersangka sampai sekarang?" tanya Deddy Corbuzier menegaskan.

"Kasus Subang, ibu dan anak, netizen nanti, diserang terus saya tentang kasus Subang," ujarnya seraya tertawa.

"Padahal kan bukan salah ibu dong?" tanya Deddy Corbuzier.

Menjawab pertanyaan Deddy, Sumy mengungkapkan sebagai seorang ahli forensik, tugasnya sudah selesai.

DIrinya telah mengumpulkan data serta alat bukti untuk diberikan kepada penyidik.

"Kalau di dunia-di pekerjaan saya untuk menyajikan data, alat bukti, sudah selesai," ungkap umy.

Baca juga: Cuma Ada di Pilpres, Gubernur Jateng Ketemu Kades se-Jabar, Diberi Gelar dan Diakui Keturunan Sunda

Baca juga: Harapannya Pupus Dapat Rp 10 M dari Gusuran Proyek Tol Solo-Jogja, Kades Pepe Kini Tinggal di Tenda

"Udah selesai?" tanya Deddy Corbuzier cepat.

"Iya udah selesai," balas Sumy.

"Tinggal kepolisian.. ibu juga polisi sih," ujar Deddy Corbuzier dipotong SUmy.

"Tapi saya gemes," ujar Sumy.

"Iya bu, tapi kenapa gitu kan? (kasus berjalan lambat), bener-bener-bener," ujar Deddy Corbuzier mengamini pernyataan Sumy.

Sejumlah data alat bukti tersebut diungkapkannya cukup untuk mencari sosok pelaku pembunuhan Tuti dan Amel. 

"Padahal menurut saya itu bisa gitu loh," ungkap Sumy.

"Harusnya bisa?" tanya Deddy Corbuzier menegaskan.

"Bisa, kan nonton CSI toh? kita main DNA. Iya saya ngomong di sini aja ya? biar didenger ya," ujar Sumy.

"Kenapa nggak diambil DNA-nya ya? tinggal gitu doang," tanya Deddy Corbuzier.

"DNA-nya udah mas Deddy," balas Sumy.

"Udah? lah udah dong (pelaku pembunuhan diketahui) kalau udah ada DNA-nya," tanya Deddy Corbuzier kembali menegaskan.

Sumy menjelaskan meski DNA kedua korban telah diambil sesaat jenazah korban ditemukan tewas.

Hanya saja, DNA dari tempat kejadian perkara tersebut tidak ada yang cocok dengan sejumlah saksi.

"Tapi nggak ada yang cocok, oke. Kalau nggak ada yang cocok, kita cari DNA yang dari saksi itu. Ternyata dari saksi itu juga nggak ada yang cocok," jelas Sumy.

"Kita tariklah garis keturunan ibu, iya kan, siapa tahu ada yang cocok nggak? Ternyata belum dikerjakan," ungkapnya.

"Terus saya bilang saya punya jam kematian loh, jam kematian nih, jam kematian dia dibunuh-memang jelas dia dibunuh kan?" ujar SUmy.

"Karena saya kan otopsi, olah TKP, di situ. Jam segini sampai jam segini. Oke ibu Tuti meninggal mungkin.. Ini bukan sesuai visum ya yang saya tulis, pokoknya saya ngomong jam kematian Ibu Tuti dibunuh jam 2 sampai jam 4, Amel (dibunuh) jam 4 sampai jam 6," ungkap Sumy.

"lah saya bermain dong di jam-jam itu. Handphone siapa yang online? ambillah DNA-nya. Kita di TKP sudah ada dua yang kita duga pelaku, (DNA) yang asing," bebernya.

"Udahlah (ambil sampel DNA) mas Deddy," tambahnya seraya meminta maaf kepada Kabareskrim.

Menanggapi paparan Sumy, Deddy Corbuzier kembali bertanya soal kinerja penyidik.

"Berarti lamban dong?" tanya Deddy Corbuzier.

"Gua nggak ngomong," ujar Sumy seraya tertawa.

"Gua yang ngomong," balas Deddy Corbuzier cepat.

"Gapapalah aku dipindah ke kamar mayat lagi," ujarnya seraya tertawa.

Sumy Didatangi Tuti dan Amel lewat Mimpi

Sudah hampir jalan dua tahun kasus yang menewaskan ibu dan anak di Subang belum juga terungkap.

Tuti Suhartini dan Amalia (55) Mustika Ratu (23) bahkan disebut-sebut datang ke mimpi dokter forensik yang menangani kasusnya.

Tak kunjung menemukan siapa pelaku pembunuhan keduanya, dokter forensik pun mengaku tersiksa.

Adalah dokter Sumy Hastry Purwanti, yang ikut gemas dengan kasus yang tak kunjung usai ini.

Sebagai dokter forensik, dirinya sudah melakukan pekerjaannya secara maksimal untuk mengungkap kasus ini.

Dirinya bahkan sudah melakukan otopsi dua kali pada kedua mayat korban.

Namun dari paparan dan clue yang ia berikan kepada petugas, hingga saat ini belum ada yang dijadikan tersangka.

Padahal menurut dokter Hastry, ia sudah memberi rekomendasi agar polisi mecocokan DNA di TKP dengan DNA keluarga dari garis keturunan ibu.

Namun rekomendasi itu tak kunjung dijalankan oleh polisi yang bertugas.

"Kita tarik lah garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok, ternyata belum dikerjakan," ungkap Dokter Hastry, dalam tayangan viral di TikTok @storyku_25 dikutip TribunnewsBogor.com, Jumat (12/5/2023).

Padahal menurut dia, jika hal itu dilakukan bisa memberbesar peluang ditemukannya pelaku pembunuhan tersebut.

"Saya gemas, padahal menurut saya itu bisa (ditemukan). Kita main DNA. DNA-nya udah, tapi enggak ada yang cocok. Kalau enggak ada yang cocok, kita cari dari DNA itu saksi, dari saksi itu enggak ada yang cocok," jelasnya.

Dari pemeriksaannya, dokter Hastry menemukan dua DNA milik terduga pelaku.

DNA itu tidak cocok dengan para tersangka yang telah diperiksa polisi.

Untuk itu ia pun menyarankan agar dilakukan pemeriksaan kepada garis keturunan ibu yang belum dijadikan saksi.

Ia juga menyarankan agar pihak kepolisian memeriksa aktivitas para saksi dan keluarga korban di jam kematian Tuti dan Amalia.

"Saya bilang, saya punya jam kematian dia dibunuh. Ibu Tuti meninggal mungkin jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB. Amel jam 04.00 WIB sampai jam 06.00 WIB. Cyber main dong, di jam itu handphone siapa yang online," pungkas.

Karena kasusnya tak kunjung selesai, dokter Hastry pun mengaku lelah dan tersiksa.

Sebab, ia kerap didatangi oleh korban lewat mimpi.

"Mohon maaf ya Pak Kabareskrim. Aku enggak ngerti cara mempercepat ini. Saya tersiksa kalau yang kasus Subang itu. Wong datang dalam mimpiku," imbuh Dokter Hastry.

Yosef Minta Keadilan kepada Jokowi  

Setahun silam, Yosef, yang merupakan suami sekaligus ayah dari korban kasus pembunuhan di Subang terisak menangis saat memohon bantuan kepada Presiden Jokowi.

Suami dan ayah dari korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu itu membawa sepucuk surat yang berisi 3 permohonannya kepada Presiden Jokowi terkait kasus Subang.

Selama ini terus mencari keadilan soal pembunuhan anak dan istrinya, Yosef tak kunjung mendapatkan kabar gembira soal sosok tersangka yang ditangkap.

Padahal pembunuhan ibu dan anak di Subang ini diketahui akan genap seahun pada 18 Agustus 2022.

Maka dari itu, Yosef pun menempuh cara seperti yang dilakukan keluarga Brigadir J, yakni dengan memohon langsung pada Presiden Jokowi.

Mengingatkan kembali, kasus Subang ini terjadi bermula ketika ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditermukan tewas di bagasi mobil yang terparkir di rumahnya di Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat, pada 18 Agustus 2022.

Namun, hingga jelang setahun kasus Subang terjadi, misteri siapa sosok pelaku pun belum terungkap.

Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (12/8/2022) malam, Yosef berurai air mata.

Didampingi pengacara, Yosef meminta bantuan Presiden Jokowi untuk menuntaskan kasus pembunuhan yang menimpa Tuti dan Amalia.

Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (12/8/2022) malam, Yosef berurai air mata.

Didampingi pengacara, Yosef meminta bantuan Presiden Jokowi untuk menuntaskan kasus pembunuhan yang menimpa Tuti dan Amalia.

Berikut adalah surat yang dituliskan Yosef dan tertuju untuk Presiden Jokowi :

Kepada yth. Bapak Presiden Republik Indonesia di Tempat

Perihal Permohonan Perlindungan Hukum

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini nama YOSEP HIDAYAT, Kewarganegaraan Indonesia, NIK 3213122212640003, Lahir di Bandung, 22 Desember 1964, Jenis Kelamin Laki-laki, Pekerjaan Wiraswasta, yang bertempat tinggal di Kampung Ciseuti, RT 018 RW 003 Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.

Pertama-tama kami sebagai warga masyarakat Indonesia ingin mengucapkan selamat kepada Bapak Presiden dalam Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 sebagai Bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Bersama dengan surat ini, Saya atas nama Kepala Keluarga (suami dan orang tua) kedua korban, yaitu Isteri dan Anak saya atas nama TUTI SUHARTINI (Almh) dan AMALIA MUTIKA RATU (Almh),

ingin menyampaikan beberapa hal  terkait dengan kejadian terburuk di kehidupan saya yaitu kasus yang menimpa keluarga saya, bahwa pada tanggal 18 Agustus 2021 telah terjadi pembunuhan yang mana korbannya adalah Isteri dan Anak kandung saya," papar Yosef.

Dalam permintaannya kepada Jokowi, Yosef menyebutkan tiga permohon.

Yang pertama, Yosef meminta perlindungan hukum dan keadilan kepada istri dan anaknya, yakni almarhumah Tuti dan Amalia yang sudah tewas setahun yang lalu.

Lalu, yang kedua, Yosef pun memohon kepada Presiden Jokowi ntuk bantu turun tangan usut tuntas kasus Subang.

Apalagi jelang setahun kasus Subang bergulir, sosok pelaku pembunuhan Tuti dan malia masih belum juga terungkap.

Yosef pun mengaku lelah mendengar pihak kepolisian terus menyebut sudah ada titik terang, namun kenyataannya tidak demikian.

"1. Mohon perlindungan hukum bagi saya dan anak saya agar mendapatkan keadilan bagi kedua korban yaitu Isteri dan Anak Kandung saya;

2. Bahwa sejak 18 Agustus 2021 (hampir 1 tahun) pembunuhan terhadap istri dan anak saya belum juga terungkap pembunuhnya.;

saya memohon kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, kiranya Bapak Joko Widodo untuk membantu agar Kepolisian Republik Indonesia segera mengungkap pelaku pembunuhan terhadap istri dan anak kandung saya.

Selama ini kami hanya mendapat jawaban sudah ada "titik terang" akan tetapi hampir setahun keadaannya masih tetap gelap gulita bagi kami," ungkap Yosef sambil berderai air mata.

Selain itu, Yosef pun mengungkit rumahnya yang menjadi Tempat Kejadian Perkara ( TKP) pembunuhan Tuti dan Amalia, kini sudah terbengkalai.

Lantaran masih ada garis polisi, rumah yang menjadi TKP itu masih belum bisa ditinggali untuk Yosef dan keluarganya.

"3. Bahwa pada saat ini sudah menginjak 1 (satu) tahun lamanya rumah kami yang dahulu ditempati oleh saya dan almarhum anak dan istri saya, sampai saat ini masih di police line.

Rumah kami menjadi terbengkalai dan tidak terurus, bagi saya tidak ada kepastian kapan rumah kami dapat kami tinggali lagi," ucap Yosef sambil terisak.

Maka dari itu, Yosef pun meminta pertolongan dari Presiden untuk ikut membantu dalam menggebrak polisi agar cepat mengusut tuntas kasus pembunuhan istri dan anaknya.

Bahkan Yosef pun menyabut soal keadilan dan kepastian hukum sampai 3 kali.

Tak hanya itu, Yosef sampai memohon dengan sangat kepada Presiden Jokowi untuk ikut bersuara.

"Mohon kiranya Bapak Presiden dapat memberikan petunjuk dan arahan untuk memberikan kepastian hukum bagi kami agar Penegak Hukum yaitu Kepolisian Republik Indonesia untuk memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi kami.

Demikian yang dapat saya sampaikan,

Mohon maaf apabila dalam surat ini ada perkataan dan bahasa saya yang kurang berkenan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, dan saya memohon dengan sangat kepada Bapak Presiden agar memberikan perhatian kepada kami selaku keluarga korban untuk mendapatkan keadilan, keadilan, keadilan dan kepastian hukum, kepastian hukum, kepastian

Atas waktu dan perhatiannya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh," pungkas Yosef.

Baca Berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved