Info Pemprov Jateng

Pendeta Agung Jumari Bersyukur Terima Insentif Pengajar Keagamaan dari Pemprov Jateng

Seorang pendeta di Jateng bernama Agung Jumari mengaku sangat merasakan manfaat program insentif pengajar keagamaan yang diberikan Pemprov Jateng.

istimewa
Pendeta Agung Jumari yang berasal dari Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia, Desa Singodutan, RT03/RW 01, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, mengaku sangat merasakan manfaat program insentif pengajar keagamaan, yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

WARTAKOTALIVE.COM, WONOGIRI - Seorang pendeta di Jateng bernama Agung Jumari mengaku sangat merasakan manfaat program insentif pengajar keagamaan yang diberikan Pemprov Jateng.

Agung Jumari merupakan pendeta dari Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia, Desa Singodutan, RT03/RW 01, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Ia juga merupakan pimpinan gereja sekaligus guru sekolah minggu di Gereja Sidang Pantekosta tersebut.

"Kepada Pak Ganjar Gubernur Provinsi Jateng dan kepada Pemprov Jateng, saya sangat bersyukur atas apa yang telah jadi program pemprov. Khususnya, pengajar keagamaan. Saya mewakili Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia, di Kabupaten Wonogiri. Sungguh-sungguh suatu hal yang suka cita," kata Agung ditemui di gereja tempatnya bertugas, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bantuan pengajar keagamaan itu sangat membantunya, khususnya untuk mereka yang berada di gereja yang berlokasi di pedalaman. Sebab, selain sebagai pimpinan gereja, dia juga menjadi guru sekolah minggu karena kurangnya tenaga guru.

"Saya pendeta Agung Jumari dari GSPDI Filadelfia Wonogiri. Selain jadi pendeta, pimpinan gereja. Saya juga pengajar keagamaan khusus sekolah anak. Karena di daerah kami, kekurangan atau keterbatasan sehingga mau tidak mau, pimpinan atau pendeta lanjut terjun langsung menjadi pengajar keagamaan, " paparnya.

Di sekolah minggu, selain diajarkan tentang agama, anak-anak juga diajarkan untuk menjadi manusia yang berkarakter baik.

Dengan demikian, bantuan yang diterima setiap empat bulan sekali itu, bermanfaat untuk kebutuhan muridnya agar lebih bersemangat belajar.

"Bantuan (insentif) sangat menolong kami. Bukan hanya secara kesejahteraan, tapi juga membantu kegiatan. Karena ada beberapa kegiatan anak-anak yang memang sekali tempo mereka butuh jangkauan psikologis," ujar Agung.

Ia menuturkan, bantuan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk operasional. Misalnya, untuk biaya transportasi.

Apalagi, saat pandemi lalu, Agung harus mendatangi rumah murid-muridnya agar mereka tetap mendapatkan pendidikan.

Agung juga memakia insentifnya untuk membantu muridnya yang sedang sakit dan murid yang berulang tahun.

"Bantuan tersebut kami wujudkan dengan, ketika mereka ulang tahun, kami ajak mereka bersyukur," ujarnya.

Agung berharap, bantuan ini akan tetap berlanjut dan nilainya bisa ditingkatkan. Selain itu, pengajar yang mendapat insentif bisa bertambah jumlahnya.

"Harapan kami, program ini terus dan jadi berkat untuk gereja, umat, bahkan seluruh keagamaan yang ada," ucapnya.

Sepengetahuannya, program insentif pengajar keagamaan baru ada sejak kepemimpinan Ganjar. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada pengajar keagamaan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved