Pilpres 2024

Pengamat Menilai Penolakan Timnas Israel Gembosi PDIP dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Sikap intoleran PDIP dan Ganjar Pranowo terhadap Timnas Israel akhirnya menuai respons negatif dari konstituen mereka.

Editor: Valentino Verry
istimewa
PDIP tampaknya harus berpikir ulang untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, mengingat Gubernur Jawa Tengah itu 'terpeleset' oleh isu penolakan Timnas Israel bermain di Indonesia di ajang Piala Dunia U20 2023. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penolakan PDIP dan Ganjar Pranowo terhadap Timnas Israel yang berkompetisi di Piala Dunia U20 2023 yang sejatinya digelar di Indonesia, bakal berdampak negatif bagi elektabilitas mereka.

Demikian pandangan sejumlah pengamat politik yang berhasil dirangkum Wartakotalive.com dari Tribunnews, Jumat (31/3/2023).

Efek negatif yang didapat akibat gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023 jauh lebih besar ketimbang yang positif.

Sebenarnya yang menolak kehadiran Timnas Israel bukan hanya PDIP dan Ganjar Pranowo, tapi juga partai dan tokoh politi lain, namun jadi berbeda jika itu dilakukan oleh Ganjar dan PDIP.

Pasalnya, politisi Ganjar tengah digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

Tal heran, kini Ganjar 'dirujak' oleh netizen dan publik, karena sikapnya yang dianggap intoleran.

Lalu, apakah sikap Ganjar ini bakal menurunkan elektabilitas dan popularitasnya sebagai capres 2024?

Atau justru Ganjar bakal mendapat simpati dari kelompok yang selama ini memperjuangkan kemerdekaan negara Palestina?

Baca juga: PDIP Buktikan Megawati Soekarnoputri Sehat, Berusaha Tegar Lihat Elektabilitas Ganjar Pranowo Drop

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, dua hal bisa terjadi dari peristiwa penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20.

Di mana, kata Dedi, PDIP bisa saja mendapat tambahan simpati dari kelompok pemilih pro Palestina, juga Ganjar yang sedang gencar lakukan propaganda untuk orientasi Pilpres.

Hanya saja, Dedi menilai, yang tidak terpikirkan adalah pemilih pro Palestina sudah cukup kuat di partai lain, yakni PKS.

Sehingga upaya PDIP dan Ganjar justru akan dianggap sebatas mencari panggung di waktu yang tidak tepat.

Baca juga: Golput Trending Twitter, Ramai Foto I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo, Warganet: Sudah Tidak Respect

"Situasi ini bisa saja simpati didapat, tetapi tidak menambah pemilih," ucap Dedi, Jumat (31/3/2023).

Sebaliknya, pemilih PDIP yang selama ini lebih terbuka terhadap Israel, akan merasa tertekan karena sikap PDIP tidak seperti biasanya.

Bahkan untuk urusan sepak bola yang miliki jumlah penggemar cukup banyak, bisa berganti kecewa dengan sikap PDIP dan Ganjar ini.

"Artinya, simpati yang didapat tidak menambah suara, pemilih loyal yang sudah ada cenderung kecewa dan meninggalkan Ganjar juga PDIP," terang Dedi.

Baca juga: Soal Timnas Israel di Piala Dunia U20, Presiden Jokowi dan PDIP Berbeda, Pengamat: ini Politis

Kedua, Dedi menyebut, gelaran ini seharusnya menjadi materi propaganda Presiden Jokowi.

Di mana, Presiden disebut memerlukan pujian di tengah situasi ekonomi yang memburuk dan juga reputasi pemerintah.

"Sehingga kegagalan ini jelas mengecewakan bagi Jokowi, dan PDIP dianggap sebagai dalang, maka relasi Jokowi dan PDIP bisa saja terganggu," tambahnya.

Maka, Dedi menyebut hal ini bisa diartikan sebagai petaka bagi elektabilitas Ganjar.

Pemain Timnas Indonesia U20 kompak memasang pita hitam di lengan seragam mereka sebagai tanda duka atas gagalnya Indonesia berlaga di Piala Dunia U20.
Pemain Timnas Indonesia U20 kompak memasang pita hitam di lengan seragam mereka sebagai tanda duka atas gagalnya Indonesia berlaga di Piala Dunia U20. (Twitter @PSSI)

Karena, tidak mampu mengendalikan ambisinya sebagai tokoh yang sedang gandrung simpati.

"Tetapi gagal menyatakan gagasan dan ide yang lebih besar," jelas Dedi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai, usaha yang dilakukan PDIP dan PAN memang tidak akan berpengaruh signifikan terhadap usaha menaikkan popularitas dan elektabilitas melalui isu penolakan Timnas Israel di Indonesia.

"Ganjar dan PDIP akan kehilangan popularitas terutama di kantong pemilih yang pemilihnya tidak tertarik dengan isu Israel-Palestina ini, lantaran sikap politisi PDIP yang tegas melarang kedatangan timnas Israel di Indonesia," kata Ikhwan.

Dia mengatakan, seharusnya PDIP tetap mendukung langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendukung timnas manapun berlaga di Indonesia.

Apalagi pemerintah melalui Presiden Jokowi terus mendukung semua negara untuk bisa bertanding di Indonesia.

Sehingga, opsi yang dipilih PDIP terkesan bertolak belakang dengan keputusan presiden yang juga merupakan salah satu kader PDIP sendiri.

Sementara, Pengamat Politik Arifki Chaniago menilai pernyataan Ganjar tersebut dan menurutnya tentu akan berdampak dalam kontestasi pilpres mendatang.

Dampak yang akan terlihat, yakni pengaruh Ganjar secara elektoral.

"Ganjar ini kan salah satu calon capres potensial di 2024. Pernyataannya yang ikut menolak Timnas Israel dengan berdampak dibatalkannya Indonesia tentu berpengaruh secara elektoral," kata Arifki.

Arifki tidak menyalahkan penolakan yang keluar dari mulut Ganjar. Namun, dampak dari batalnya Piala Dunia U20 ini akan berpengaruh terhadap pemikih muda penyuka sepakbola khususnya.

"Ganjar menolak itu tidak salah, tetapi dengan dibatalkannya piala dunia tentu banyak pemilih muda penyuka bola yang menganggap Ganjar ikut bagian dari pembatalan ini," ujar Arifki.

Lebih lanjut, Arifki menjelaskan pernyataan Ganjar jika dilihat dari semangat ideologi dan sikap politik Indonesia terhadap Israel sudah benar.

Namun, kelompok anak muda yang tergolong milenial dan Z tentu tidak terlalu peduli dengan hal itu.

"Jika kita ikuti percakapan di media sosial Ganjar sendiri, netizen ikut menyalahkan Ganjar atas kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah," tuturnya.

Selain itu, sikap politik Ganjar yang berbeda dengan Jokowi soal Timnas Israel memperlihatkan bahwa Ganjar berada pada posisi yang berbeda.

Presiden Jokowi menerima dan menghormati keputusan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.  Dalam video yang dibagikan sekretariat Presiden Kamis (30/3/2023), Jokowi juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghormati keputusan FIFA.
Presiden Jokowi menerima dan menghormati keputusan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Dalam video yang dibagikan sekretariat Presiden Kamis (30/3/2023), Jokowi juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghormati keputusan FIFA. (Tangkapan video youtube sekretariatpresiden, instagram)

Perbedaan pendapat ini bisa saja berdampak terhadap dukungan Jokowi terhadap Ganjar di Pilpres 2024.

" Kejadian ini mungkin saja menyebabkan Ganjar untuk dikaji lagi sebagai harapan penerus Jokowi," jelas Arifki.

"Jokowi berkemungkinan mengalihkan dukungan terhadap figur lain yang tergolong sebagai orang presiden. Ya, ada Prabowo, Airlangga, atau figur lain," sambungnya.

Diketahui, Timnas U20 Israel menjadi salah satu dari 24 peserta Piala Dunia U20 2023 yang akan berlangsung di Indonesia. Turnamen ini akan diselenggarakan pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023.

Apalagi ini kali pertama bagi Indonesia bakal menggelar event sepakbola dunia, setelah sdbelumnya Piala Dunia U20 kedua diselenggarakan di Asia Tenggara di Malaysia pada tahun 1997.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved