Anggota DPRD Tangsel Ferdiansyah
Profil Sosok Ferdiansyah, Berawal Sebagai Kurir dan Juru Parkir Kini Menjadi Anggota DPRD Tangsel
Anggota DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) Ferdiansyah menyeritakan perjalanan hidupnya sebelum menjadi anggota dewan.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Anggota DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) Ferdiansyah berjuang keras untuk bisa anggota dewan.
Sebelum jadi anggota DPRD Tangsel, Ferdiansyah telah melalui masa lalu yang pahit.
Ferdiansyah merupakan anak kedua dari sosok ayah, Apendi dan ibu, Rosiana.
Ia lahir di Pamulang, 2 Desember 1989.
Ferdiansyah menuntut ilmu di sekolah dasar Pamulang 5.
Lulus tahun 2001 ia lanjut ke SMP Madrasah Tsanawiyah Pamulang.
Tamat SMP, Ferdiansyah justru masuk ke STM Sasmita Jaya Pamulang jurusan mekanik.
Setelah menyelesaikan STM, Ferdiansyah menjadi juru parkir.
Baca juga: Buntut Pilkades, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Ditodong Senjata Api oleh Adik: Dia Mungkin Kesal
"Saya lulus STM 2007-2008 saya bekerja di secure parking selama setahun. Itu kan sama dengan juru parkir," kata Ferdiansyah.
"Setelah itu, saya lanjut kuliah jurusan ekonomi di Unpam. Saya kuliah sambil kerja jadi kurir selama empat tahun, dari awal kuliah sampai lulus itu tugasnya ngantar dokumen atau barang. Saya kerjanya pagi sampai sore, karena kuliah malam," jelas Ferdiansyah.
Jadi sarjana, Ferdiansyah langsung mengambil magister.
Ia pun mundur jadi kurir dan mencoba peruntungan menjadi pedagang kaki lima.
"Ikan bakar, ayam bakar, itu yang saya jual. Tapi usaha saya bangkrut. Hanya bertahan empat bulan. Untungnya, dulu saya ada usaha sampingan jualan buku lewat online memanfaatkan sosial media. Hasilnya itu yang bisa menghidupi saya dan kuliah," tutur Ferdiansyah.
Kemudian, ia sempat diterima bekerja di salah satu bank swasta.
Baca juga: Sekolah-sekolah Cenderawasih di Jaksel dan Tangsel Salurkan Bantuan Alat Tulis untuk SD di Cianjur
Hanya saja, karena bukan passion, dia mengundurkan diri.
Lalu, ia mencoba terjun jadi guru honor dengan gaji hanya Rp 150.000 di sekolah swasta.
"Itu tahun 2013. Saya ngajar justru pendidikan kewarganegaraan. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya tidak nyambung dari sekolah dari STM, ke ekonomi lalu ngajar pendidikan kewarganegaraan," jelas Ferdiansyah.
"Saya kemudian lulus magister tahun 2014, saya diminta mengajar di Unpam. Dan sampai saat ini, saya jadi dosen disana," terang Ferdiansyah.
Ferdiansyah mulai tertarik politik saat melihat program politik dan debat politik di televisi.
Ia bergabung ke partai PSI tahun 2016 dan menjadi salah satu pendiri PSI di Tangsel.
Saat terjun ke PSI, ia mulai memikirkan karier di politik.
Kesempatan itu muncul usai para pengurus diberi kesempatan untuk mencalon.
Baca juga: Tolak Rencana Formula E 2024 Digelar di Sudirman-Thamrin, PSI: JIEC Ancol Jadinya Diapain Dong?
"Jadi politik ini salah satu jalan bagi saya untuk banyak bermanfaat kepada masyarakat. Pilihannya hanya dua. Masuk ke dalam sistem atau di luar sistem. Menurut hemat saya, dengan masuk ke sistem, saya lebih leluasa memperjuangkan harapan masyarakat," jelas Ferdiansyah.
Ferdiansyah mencalonkan diri tahun 2019.
Ia mendapat suara pribadi sebanyak 1.112 dari dapil Pamulang.
Namun, secara keseluruhan dari 12 caleg PSI dan suara partai, ia mendapat sekitar 8.400an suara.
Ia pun mendapat satu kursi dari dapil Pamulang.
"Sebenarnya, saya kaget saat terpilih. Saat penghitungan suara, awalnya yang muncul nama rekan saya," ucap Ferdiansyah.
"Saat ada nama muncul, kami bersepekat mengawal suara PSI tersebut sampai hasil rekapitulasi akhir. Saat itu, saya sebagai saksi sejarah, mengikuti rekapitulasi akhir tingkat kecamatan sampai pukul 04.00 WIB. Itu dulu di Pondok Cabe. Alhamdulillah, nama saya justru yang muncul di akhir," papar Ferdiansyah.
Oleh karena itu, Ferdiansyah pun kaget dan menyangka bisa terpilih.
BERITA VIDEO: Anggota DPR RI, Nur Azizah Tamhid Bersama Anak-anak Memanen Buah dan Sayuran
"Kampanye saya sangat minim. Biaya kampanye juga sangat murah menurut saya. Dulu sekitar Rp 10 juta untuk administrasi surat kesehatan, biaya berkelakuan, souvenir seperti kalender, dan alat peraga kampanye dan untuk biaya minum dan makan sedikit saat bersama warga," jelas Ferdiansyah.
Ia mengaku, satu hal yang ia kenang saat kampanye lalu adalah tak pernah berjanji ke masyarakat.
Kepada masyarakat, ia mengaku hanya bisa berupaya memperjuangkan.
"Saya tidak pernah berjanji. Yang saya sampaikan, saya akan upayakan keluhan warga. Saya tidak mau terjebak pada janji seperti banyak politisi lain. Ketika jadi, janji banyak tak terlunasi," terangnya.
Tak pernah menjanjikan apapun justru jadi kekuatan dirinya.
Menurutnya, ia lebih leluasa untuk terjun ke masyarakat dan mengetahui seluk beluk permasalahan di masyarakat.
"Saya datangi banyak tempat dan membantu disana, baik pendidikan, infrastruktur. Meskipun wilayah itu bukan tempat saya meminta suara dulunya. Jadi saya ini adalah amanat masyarakat, bukan hasil money politik. Sebagai amanat rakyat, saya wajib ke lapangan untuk mengetahui kondisi masyarakat. Masyarakat banyak sekali aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Itu yang saya perjuangkan di DPRD," ucapnya.
Saat ini, Ferdiansyah mengaku tak akan berhenti hanya di DPRD Tangsel.
Ia ingin menargetkan diri sampai ke DPR RI, atau Wali Kota.
"Itulah impian saya. Tapi untuk beberapa tahun ke depan, saya masih mengabdi untuk Tangerang Selatan, terutama dapil saya, Pamulang," pungkas Ferdiansyah.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
anggota DPRD Tangsel Ferdiansyah
Anggota dprd tangsel
PSI (Partai Solidaritas Indonesia )
juru parkir
Tangsel
Gelar Program Perempuan Berdaya di Lapas, Sandiaga Uno: Ciptakan Lapangan Kerja Pascabebas |
![]() |
---|
Malam Mencekam di Kawasan Slipi, Pedagang Tutup Usahanya Lebih Cepat: Saya Takut |
![]() |
---|
Jerome Polin Bongkar Upaya Pencitraan Pemerintah, Fee Buzzer Sekali Posting Rp150 Juta |
![]() |
---|
Sebagian Ruas Tergenang Banjir, Lalu Lintas di Jalan Margonda Depok Macet Parah Malam Ini |
![]() |
---|
Cara Mencairkan PayLater Kredivo dengan Mudah dan Cepat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.