Viral Media Sosial
Emil Bukan yang Pertama, Ternyata Sabil Pernah Diblokir Calon Kepala Daerah karena Kritis
Emil Bukan yang Pertama, Ternyata Sabil Pernah Diblokir Calon Kepala Daerah karena Kritis, Siapa Dia?
"Kang Emil: Sintyaaa sini!!! Sintya: Hamba Tuanku (jalan ngesot)," tulis Sabil.
Sementara itu, dalam potret ketiga, Sabil mengunggah potret dirinya berfoto bersama Emil.
Keduanya terlihat berjabat tangan komando dengan senyum sumringah.

Kang Emil Tak Sudi Dipanggil Maneh, Minta Dihormati Sebagai Gubernur Jabar
Berselang hampir delapan tahun sejak potret tersebut diposting, hubungan Emil dengan Sabil diduga berubah.
Terlebih Emil kini telah menjadi Gubernur Jawa Barat.
Berbeda sikap ketika sebelum menjadi gubernur, orang nomor satu di Jawa Barat itu kini tak sudi dipanggil 'Maneh' oleh Sabil.
Hal tersebut menjadi alasan Emil menandai komentar Sabil dalam postingannya.
Emil, mengaku sengaja menandai komentar itu karena dianggapnya Sabil tidak sopan terhadap dirinya yang kini berstatus Gubernur Jawa Barat.
"Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta. Saya klarifikasi, sebenarnya itu," kata Emil, kepada Kompas.com, di Kuningan, Jawa Barat pada Rabu (15/3/2023).
Baca juga: Berkuasanya Ridwan Kamil, Pecat Guru SMK Honorer Cuma Gara-gara Tak Terima Dipanggil Maneh
Baca juga: Putrinya Viral Suka Hura-hura dan Flexing, Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono: Itu Lumrah

"Jadi pertanyaan, saya tanya ke akang, kita mengizinkan enggak orang berbicara kasar? Kan enggak. Nanti ditiru, makanya diedukasi," ujar Emil.
Terkait kata "maneh" yang digunakan Sabil, Emil jelaskan soal Undak Usuk Bahasa Sunda.
Emil menganalogikan seorang anak kepada orangtua yang menggunakan kata 'maneh'.
Baca juga: Sedih, Dipecat Semena-mena karena Ridwan Kamil, Ternyata Cuma Segini Gaji Guru Honorer Setara Sabil
Sabil yang seorang guru SMK honorer asal Cirebon, Jawa Barat harus mengedepankan kesopanan ketika berhadapan dengannya yang merupakan orang nomor satu di Jawa Barat.
"Kalau orang berbahasa Sunda, itu ada namanya Undak Usuk. Anda bayangkan, anda bicara begitu (maneh) ke ibu kandung, sopan enggak?" tanya Emil.
Akibat tanggapan dari Ridwan Kamil dalam postingan, Sabil pun diserang para pendukung Emil.
Bahkan Sabil dipecat dari sekolah tempat dia mengajar, setelah menuliskan komentar dalam postingan instagram Ridwan Kamil, @ridwankamil.
Terkait pemecatan Sabil, Emil mengaku tidak tahu menahu.
Emil juga mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap Sabil.

"Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja. Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja," ungkap Ridwan Kamil.
"Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya," ujarnya.
Dedi Mulyadi Tak Masalah Dipanggil Maneh
Viralnya kata 'maneh' pasca Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) menandai komentar Muhammad Sabil Fadilah (34) memicu polemik.
Buka hanya soal Sabil yang dipecat setelah mengkritisi Emil, tetapi juga soal kata 'maneh' yang dinilai Emil kasar dan tidak sopan.
Terkait hal tersebut, Dedi Muyadi berkesempatan menemui langsung Sabil di Cirebon, Jawa Barat pada beberapa waktu lalu.
Pertemuan keduanya terekam dan diunggah Kang Dedi lewat akun instagramnya @dedimulyadi71 pada Minggu (19/3/20230.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi bersama Sabil mengulas soal kata 'maneh' yang dinilai Emil tak sopan.
"Jadi saya boleh panggil maneh ke akang?," tanya Sabil.
"Boleh dong," balas Dedi Mulyadi disambut tawa Sabil.
Baca juga: Sering Ketemu Sampai Pede Panggil Maneh, Ternyata Sabil Salah Sangka Soal Emil, Malah Viral-Dipecat
Baca juga: Ridwan Kamil Ribut Soal Maneh, Dedi Mulyadi Temui Budayawan Cirebon: Sunda itu Ideologi, Bukan Etnis
Dijelaskan Dedi Mulyadi, dirinya bukan seseorang yang tersinggung apabila dipanggil 'maneh'
Sebab dirinya menganut ideologi Sunda Asli.
"Jadi gini, saya ini orang yang termasuk penganut bahwa di Sunda yang asli itu tidak terkenal undak usuk," ungkap Dedi Mulyadi.
"Jadi kalau saya itu Sunda itu (Asli), satu Sunda itu adalah Sunda awal, yaitu Banten, ke bawah itu sebagian Sukabumi, sebagian Bogor, itu kan ke sananya ke arah Pakuan Pajajaran," jelasnya.
Pakuan Pajajaran diketahui merupakan ibu kota dari Kerajaan Sunda yang pernah berdiri pada tahun 1030-1579 M di Tatar Pasundan, wilayah barat pulau Jawa.
Pada masa lalu, di Asia Tenggara terdapat kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya, sehingga Kerajaan Sunda sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaran.
"Jadi di situ tidak ada tingkatan, jadi ada bahasa-bahasa di kita (orang Sunda) yang ditabukan, di sana menjadi hal yang biasa diucapkan," ungkap Dedi Mulyadi.
"Tetapi kalau dalam pandangan saya, bahasa itu bukan kalimat 'maneh', bukan kalimat 'sia', bukan kalimat apapun, tergantung hati, hati kita," bebernya.
"Jadi kalaupun bahasanya halus, ya kalau hatinya benci, tetep aja nyelekit (menyakiti)," ujar Kang Dedi.
Penjelasan Dedi Mulyadi tersebut bermula dari Sikap Ridwan Kamil yang keberatan dipanggil 'Maneh' oleh Sabil.
Sabil yang merupakan warga Cirebon, Jawa Barat itu dinilai tidak sopan karena memanggilnya dengan kata 'maneh'
Kondisi tersebut berbeda ketika Ridwan Kamil sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Picu Kerusuhan, Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan Partai NasDem |
![]() |
---|
Klarifikasi Video Viral Petinggi Polri Tertawa saat Kapolri Perintahkan Tembak Perusuh |
![]() |
---|
Ketahuan Terima Fee 'Buzzer' Rp 150 Juta, Marshel Widianto Minta Maaf |
![]() |
---|
Jerome Polin Bongkar Upaya Pencitraan Pemerintah, Fee Buzzer Sekali Posting Rp150 Juta |
![]() |
---|
Jerome Polin Marah Lihat Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob: Sudah saatnya Kita Melawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.