Viral Media Sosial
Rinto Penghina Pasien BPJS Kesehatan Dikuliti, Disebut Doyan Mabuk hingga Ngevape di Ruang Rawat
Sejumlah video masa lalu Rinto viral di media sosial, salah satunya saat tengah berada di sebuah tempat hiburan malam.
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
Sehingga dengan hal tersebut ketiga oknum Nakes tersebut mengungkapkan permohonan maaf kepada seluruh pihak kesehatan bahkan masyakarat di Indonesia.
Baca juga: Biasanya Kritis, Mazzini Bantah Hadiri Undangan Sri Mulyani demi Dapat Uang, Ini Tujuannya
"Asssalamualaikum wr. wb, selamat siang, kami staff Puskesmas Lambunu 2 memohon maaf sebesar besarnya kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, BPJS Kesehatan seluruh Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, dan teman sejawat kesehatan seluruh Indonesia khusunya Dinas Kesehatan dan seluruh masyarakat Indonesia," kata ketiga Nakes tersebut dengan kompak.
Tak hanya itu saja, ketiga Nakes tersebut mengklarifikasi jika video viral yang mereka buat itu hanya konten semata.
Sebab ketiga Nakes tersebut mengatakan bahwa mereka tak pernah membedakan pelayanan pasien BPJS ataupun Umum sekalipun.
"Dengan merasa video kami yang sebenarnya pelayanan kami puskesmas Lambunu 2 tidak membedakan pasien umum dan pasien BPJS, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar besarnya atas ketidaknyamanan video kami.
Atas pengertiannya kami ucapkan terima kasih, wassalamualaikum wr. wb." sambungnya.
Baca juga: Giliran Gaya Mewah Evi Celiyanti Istri Kabareskrim Disorot, Harga Sepatunya Bisa Buat DP Mobil?
Tanggapan Kemenkes
Terkait video oknum Nakes yang memparodikan pelayanan ke pasien BPJS, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya belum mengetahui vide tersebut.
Termasuk memastikan sejumlah oknum dalam video tersebut merupakan nakes atau bukan. "Kita belum tahu ya ini betul nakes atau tempat faskes dimana dia bekerja," kata Nadia dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).
Namun lebih lanjut Nadia mengingatkan dalam menggunakan media sosial, maka harus mempertimbangkan aspek kepantasan.
"Dalam bermedsos harus mempertimbangkan aspek kepantasan, kewajaran, tidak SARA ataupun menyinggung pihak lain," kata dia.
Baca juga: Pamit Urus Studi Banding, Bu Guru Panik saat Digrebek Suami Sedang Check-in bareng Selingkuhan
Respons warganet
Banyak warganet kecewa dan menghujat oknum nakes yang memparodikan perbedaan tangani pasien umum dan BPJS. Mereka menilai, hal tersebut tidka pantas dilakukan oleh tenaga kesehatan yang harus melayani pasien tanpa membeda-bedakannya.
"Lah. Bagaimana rakyat/pasien ga makin kesel ke nakes kalau begini? Makin susah dibilangin, makin susah pula dibelain," kata @dr_koko28.
"Jujur aja gue ga nangkep perbedaan dr keduanya apa? Perasaan sama aja mereka sama sama ga ngelayanin pasien," kata akun @isahtangis.
Ketahuan Terima Fee 'Buzzer' Rp 150 Juta, Marshel Widianto Minta Maaf |
![]() |
---|
Jerome Polin Bongkar Upaya Pencitraan Pemerintah, Fee Buzzer Sekali Posting Rp150 Juta |
![]() |
---|
Jerome Polin Marah Lihat Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob: Sudah saatnya Kita Melawan |
![]() |
---|
Rismon Serang Jokowi, Sebut Pemimpin Maling yang Memperkaya Kaesang dan Gibran |
![]() |
---|
Rismon Lantang Sebut Jokowi Pemimpin Maling: Menteri Siapa yang Antar Duit Tiap Minggu ke Gibran? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.