Ramadan

Jual Bunga di TPU Karet Bivak, Siti Kenang Mendiang Suami: Sambil Nunggu Bapak di Dalam

sejumlah pedagang bunga menjamuri trotoar menuju pintu masuk Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang

Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Sejumlah penjual bunga musiman di TPU Karet Bivak, Minggu (19/3/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG — Jelang bulan Ramadan, sejumlah pedagang bunga menjamuri trotoar menuju pintu masuk Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2023).

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 10.00 WIB, ada lebih dari 20 pedagang yang sejak pagi menggelar meja dan menjajakan berbagai jenis bunga untuk hantaran peziarah ke makam.

Bunga yang dijual bervariasi. Seperti, bunga tabur berwarna merah yang dicampur potongan daun pandan dan dikemas dalam kantong plastik putih.

Selain itu, ada juga berbagai jenis bunga lainnya seperti mawar utuh beragam warna, melati putih, serta aster yang dijajakan mereka. 

Salah satu pedagang bunga, Siti Samsiah (58) mengatakan, ia sengaja berjualan bunga menjelang Ramadhan sebab banyak warga yang berkunjung atau nyekar ke makam sanak saudaranya. 

Baca juga: Tradisi Jelang Ramadan: Doa Ziarah Kubur dari Tahlil hingga Surat Yasin Dilengkapi Latinnya

Siti Samsiah (58) pedagang bunga musiman di TPU Karet Bivak, Minggu (19/3/2023).
Siti Samsiah (58) pedagang bunga musiman di TPU Karet Bivak, Minggu (19/3/2023). (Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah)

"Ya saya dagang musiman, biasanya jualan asinan. Jadi daripada di rumah, masih ada umur, sehat badan, ya sudah," ujar Siti saat ditemui Wartakotalive.com di depan TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2023).

Selain itu, kata Siti, berjualan di depan TPU Karet Bivak mengingatkanya pada sosok sang suami yang meninggal dunia 2007 lalu.

Baca juga: Hanya Ingin Minta Maaf di Pusara Ibu, Warga Pengasinan Ini Tetap Ziarah Kubur Meski Ada Larangan

Tak hanya itu, Siti juga ingat kepada dua anaknya yang sudah berpulang lebih dulu ke pangkuan ilahi dan dimakamkan dekat dengan pusara suami.

"Saya jualan begini ingat suami saya, di belakang dikuburin, di sana sama anak," kata Siti sembari sedikit tertawa getir. 

"Anaknya saya ada lima, meninggal dua. Jadi ingat aja, namanya juga di belakang (TPU Karet Bivak)," lanjutnya.  

Perempuan yang memiliki tahi lalat di dagu itu mengaku senang karena tempat berjualannya sehari-hari berada di dekat peristirahatan terakhir suami. Sehingga ia merasa ditemani. 

"Dulu (suami) meninggal karena komplikasi, sedih kalau diceritain mah. Ingat aja saya, biar saya dagangnya di sini, ngingetin bapaknya kayak nungguin gitu berdua," tutur Siti tersenyum ikhlas. 

Siti berujar, ia berjualan mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. 

Tak hanya bunga dan pandan tabur untuk keperluan nyekar yang dijual Siti, ia juga menjual air mawar dalam kemasan botol.

Satu bungkus bunga tabur, dibanderol dengan harga Rp 5.000, sementara air bawar botolan, dibanderol dengan harga Rp 10.000.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved