Narkoba

Reza Indragiri Sebut Chat 'BB Ganti Trawas' Teddy Minahasa Jadi Multitafsir Karena Ada Emoji Tawa

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menjelaskan emoji di chat WA Teddy Minahasa agar ganti BB dengan BB trawas multitafsir

Wartakotalive.com/ Nuri Yatul Hikmah
Pakar Psikologi Forensik di sidang kasus narkoba Teddy Minahasa mengatakan chat WA Teddy Minahasa yang menyuruh AKBP Dody mengganti sabu dengan tawas menjadi multitafsir karena ada emoji senyum 

Menurutnya, ada yang dinamakan disonance atau kehadiran dua elemen. 

Baca juga: Sedang Sakit Jantung, Ayah Dody Prawiranegra Dapat Intervensi Teddy Minahasa, Begini Percakapannya

"Dalam konteks ini ada dua elemen kajian percakapan yang tidak konsonan. Artinya tidak harmonis, tidak linier dan tidak sejalan," ucap Reza.

"Jadi saya katakan berdasarkan riset dan juga sudah dijadikan sebagai kebijakan di lembaga yudisial di negara lain, tidak bisa kita pisahkan atau nihilkan elemen emoji dalam percakapan tersebut," lanjutnya. 

Menurut Reza, kehadiran emoji pada teks tersebut dapat mengubah konteks komunikasi secara keseluruhan dari gambar keseluruhan yang bersifat absolut.

Baca juga: Istri AKBP Dody Prawiranegara Ungkap Teddy Minahasa Kesal Namanya Disebut dalam Kasus Narkoba

"Di gambar sebelumnya, absolut itu perintah yang mengandung kriminal intens atau niat jahat. Tetapi begitu ditampilkan emoji tertawa, tafsiran saya atas pesan yang pertama menjadi relatif, tidak lagi absolut seperti tadi. Artinya multitafsir," kata Reza.

Menurutnya, ia tak bisa memastikan apakah alur percakapan itu bercanda atau tidak.

Mengingat usai perintah tersebut, orang yang terlibat percakapan itu juga mengirim pesan penolakan dengan membubuhkan tiga emoji tertawa. 

"Di bawahnya ada tiga emoji lain yang mengindikasikan bahwa pesan pertama ditangkap atau ditafsirkan secara linier oleh pihak kedua bahwa ini situasinya tidaklah se-absolut yang saya katakan tadi," jelas dia.

"Ini boleh jadi bukan lagi sebuah perintah salah, criminal intensnnya menjadi tadi yang saya pertanyakan berkat adanya emoji yang menciptakan pesan-pesan itu menjadi disonance, antara teks dan emoji menjadi disonance. Tidak lagi menjadi harmonis, tidak lagi konsonan," imbuhnya. 

Baca juga: Ahli Pidana Jamin Ginting Bela Teddy Minahasa, Sebut Barang Bukti Chat WA Tidak Sah di Sidang

Dari pernyataan tersebut, Anthony kemudian meminta penegasan lagi, apakah pada bukti percakapan kedua masih ada unsur criminal intens atau tidak. 

"Emoji yang membuat saya menjadi ragu dengan simpulan saya sebelumnya majelis. Kalau di gambar sebelumnya saya absolut yakin, bahwa itu perintah salah yang mengandung kriminal intens dari pihak pemberi perintah tak terbantahkan. Sementara sekarang ada emoji, semua menjadi relatif jadi multitafsir," jelas Reza.

"Itulah akan sangat baik untuk kepentingan praktis, ada sebuah kamus yang memuat definisi dan bagaimana menginterpretasikan emoji," imbuh Reza. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved