Kebakaran Depo Pertamina

Ngobrol dengan Pendeta, Kakek Ruben Hilang Saat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Nurlaila (70) yang karib disapa nenek Ruben (63) berharap suaminya yang hilang (Kakek Ruben) saat kebakaran bisa berkumpul lagi dan selamat

Wartakotalive.com/ Nuri Yatul Hikmah
Nurlaila atau nenek Ruben yang masih mencari suaminya kakek Ruben yang hilang saat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, di tenda pengungsian PMI Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Di bawah atap tenda pleton pengungsian, Nurlaila (70) yang karib disapa nenek Ruben (63) tertunduk lesu sembari harap-harap cemas menunggu kabar suaminya yang tak kunjung ditemukan hingga tiga hari pencarian, Minggu (5/3/2023).

Nenek Ruben bercerita, ia terpisah dengan suaminya yang biasa disapa Kakek Ruben lantaran berada di dua lokasi berbeda saat Depo Pertamina Plumpang meledak.

Saat itu, Nenek Ruben mengaku tengah berada di dalam rumah bersama sang cucu yang berusia delapan tahun.

Sementara suaminya tengah berbincang bersama pendeta di dekat Depo Pertamina Plumpang.

Menurut Nenek Ruben, suaminya itu berjanji akan menyusulnya ke luar bersama sang cucu untuk menyelamatkan diri.

Namun hingga detik ini derap langkah Kakek Ruben tak lagi didengarnya.

Baca juga: Data Terkini Korban Kebakaran Depo Plumpang: 19 Meninggal, 3 Anak Hilang saat Mengaji  

"Saat itu saya di rumah, saya keluar duluan. Nah suami saya itu lagi duduk ngobrol sama pendeta di tanah merah samping Pertamina," ujar Nenek Ruben saat ditemui di posko pengungsian Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).

"Kata bapaknya duluan aja, ngirim cucunya paling kecil. Saya keluar, dia dimana-mana (dicari) udah enggak ada," imbuhnya. 

Meski kerut di wajahnya tampak jelas, namun semangat Nenek Ruben mencari belahan jiwanya itu tak pernah surut.

Baca juga: BNPB Melaporkan 49 Orang Luka Berat, 18 Warga Hilang Akibat Kebakaran Depo Pertamina

Ia bahkan rela bolak-balik ke rumah sakit ataupun posko penanganan orang hilang, hanya untuk mencari suaminya. 

"Pas kebakaran pada misah. Anak saya nyariin, saya nyariin bapaknya, nyari-nyari lah tiga orang itu," ujar dia.

"Sekarang belum ketahuan orangnya dimana, ini anak saya lagi nyari ke Cito, soalnya rumah sakit dimana-mana setau kami, itu dicari enggak ada," lanjut Nenek Ruben dengan air muka pasrah.

Nenek Ruben mengaku, ia pernah mendengar berita yang menyebutakan ada korban sesuai dengan ciri-ciri suaminya itu, tertimpa puing bangunan.

Namun, ia tak mau menyimpulkan begitu saja. Nenek Ruben masih optimis bahwa suaminya bisa ditemukan dalam keadaan sehat.

"Pernah dengar beritanya dari arah sana, ketimpa puing katanya, tapi enggak tahu benar apa enggaknya. Kalau (lari) dari arah Koramil mungkin selamat, kalau arah lain mungkin ya enggak karena parah," ujar dia.

Baca juga: Usai Terbakar dan Telan Korban Jiwa, BUMN Berencana Pindahkan Depo Pertamina Plumpang

Perempuan berdaster merah itu berujar, terakhir kali bertemu, suaminya itu mengenakan baju putih lengan panjang dan celana abu-abu.

"Orangnya kecil, pendek, namanya pak Alif Wardhana kesehariannya Pak Ali, usia 67 tahun," kata Nenek Ruben.

Menurut Nenek Ruben, tak ada harta benda yang bisa ia selamatkan.

Hanya surat-surat berharga saja berkaitan dengan identitasnya dan keluarga.

Saat kejadian kata Nenek Ruben, ia berhamburan keluar bersama sang cucu untuk menyelamatkan diri dengan tertatih-tatih.

Sebab saat kebakaran itu, bukan hanya asap kebakaran yang menyengat, melainkan bau gas yang sangat menusuk dan membuat kepala terasa sakit, pusing, dan mual-mual.

Baca juga: Jokowi Perintahkan Menteri BUMN dan Plt Gubernur Menggeser Depo Pertamina ke Pulau Reklamasi

Saking pekatnya bau gas tersebut, menurut Nenek Ruben, ia bahkansempat tersungkur beberapa kali karena muntah dan tak kuat melangkah lagi. 

"Pas waktu saya keluar kok bau kayak bukan api biasa, jadi kayak gas pedas gitu ke mata, hidung, mabok sayanya jadi kayak mau jatuh," ujar nenek Ruben.

"Jadi pas kumpul itu, listrik udah menyala kayak kembang api. Udah banyak asap, saya lari kemana aja arahnya, bawa cucu saya yang kecil umur tujuh tahun, digendong, kadang dijalanin," lanjut dia sembari mengingat-ingat detik-detik mencekam itu.

Menurutnya, ia sempat mencari suaminya dahulu di dekat rumah yang memang lokasinya sangat dekat dengan Depo Pertamina Plumpang.

Baca juga: Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Hidup Sengsara di Posko Pengungsian, Ini yang Dibutuhkan

Namun, karena kondisi listrik yang telah padam dan gelap, ia pun memutuskan lari keluar dengan harapan sang suami pun selamat dari maut.

"Saya ke rumah dulu baru lari, suami saya udah enggak ada di rumah, lampu udah mati semua gelap," jelas dia. 

Kini, wanita yang sudah renta itu hanya bersama dua cucunya di tenda pengungsian. 

Ia berharap agar bantuan terus mengalir dan suaminya bisa ditemukan kembali dalam keadaan sehat, agar bisa berkumpul lagi bersama. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved