Kebakaran Depo Pertamina

Kebakaran Depo dan Kilang Pertamina Berulang, Pengamat Energi: Ahok Do Nothing

Pengamat Ekonomi Energi Fahmy Radhi menilai kebakaran depo pertamina yang berulang seperti yang terjadi di Plumpang karena Ahok tidak berbuat apa-apa

|
Tribunnews/Jeprima
Korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang usai mendapatkan perawatan pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kebakaran di kawasan Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Integrated Terminal di Plumpang yang menelan sedikitnya 16 korban jiwa dan 50 luka bakar, dinilai membuat pemindahan depo tersebut ke tempat yang jauh dari kawasan penduduk menjadi sangat urgent.

Pengamat Ekonomi Energi, Fahmy Radhi mengatakan PT Pertamina (Persero) abai terhadap sistem keselamatan (safety system) di kawasan Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Integrated Terminal di Plumpang.

Ia mengaku miris dengan peristiwa kebakaran yang terjadi ketiga kalinya di Depo Plumpang yang memasok sekitar 25 persen kebutuhan BBM di Indonesia.

"Ini saya kira Depo Plumpang ini dia mensupply BBM sekitar 25 persen kebutuhan di Indonesia ini. Nah kebakaran yang ketiga kalinya ini semakin membuktikan bahwa Pertamina itu memang abai terhadap safety system ya," kata Fahmy, dalam tayangan Kompas TV, Sabtu (4/3/2023).

Fahmy Radhi mengatakan pemindahan Depo Plumpang menjadi hal yang sangat penting.

Menurut Fahmy, jika dipindahkan ke dekat pelabuhan, justru akan lebih efisien.

Malam ini, warga di Kecamatan Koja, Jakarta Utara dilanda kepanikan dampak Depo Plumpang Pertamina meledak, Jumat (3/3/2022). Insiden kebakaran Depo Plumpang Pertamina yang lokasinya dekat dengan rumah penduduk tersebut membuat warga di lokasi lari berhamburan keluar rumah.
Malam ini, warga di Kecamatan Koja, Jakarta Utara dilanda kepanikan dampak Depo Plumpang Pertamina meledak, Jumat (3/3/2022). Insiden kebakaran Depo Plumpang Pertamina yang lokasinya dekat dengan rumah penduduk tersebut membuat warga di lokasi lari berhamburan keluar rumah. (Istimewa)

Baca juga: Warga Tuntut Empat Hal pada Pertamina Imbas Kebakaran Depo Plumpang untuk segera Dipenuhi

Namun demikian perlu audit berkala dan penggantian untuk peralatan yang sudah renta.

Dalam kebakaran di Depo Plumpang, menurutnya, perusahaan pelat merah itu tidak menerapkan sistem keselamatan berstandar internasional, sehingga peristiwa kebakaran ini mudah terjadi.

"Tidak menggunakan standar-standar internasional, sehingga dengan mudah sangat terbakar," jelas Fahmy.

Baca juga: Pertamina Pastikan Siap Tanggung Jawab Penuh Penanganan Korban Kebakaran Depo Plumpang

Terkait korban jiwa dan luka serta rumah warga yang terbakar Fahmy menilai semuanya harus ditanggung Pertamina.

"Ini saya kira tanggung jawab sepenuhnya dari Pertamina, bukan dari Pemda. Kalau sekarang Pertamina saja tidak hadir, ini agak mengkhawatirkan. Saya khawatir juga kalau Pertamina lepas tangan Padahal itu seharusnya tanggung jawab Pertamina," kata Fahmy.

Menurut Fahmy, Pertamina pasti punya budget untuk itu. Selain itu menurutnya Depo Plumpang pasti juga sudah diasuransikan

"Artinya kerugian yang timbul akibat kebakaran yang terkait dengan Depo Plumpang itu nanti akan diganti oleh asuransi," katanya.

"Nah Pertamina tinggal mengganti rugi perumahan penduduk harus diganti, kemudian yang sakit kesehatannya harus dibayar kemudian juga meninggal diberi santunan, bukan dari Pemda," katanya.

Sebab menurut Fahmy yang terbakar itu adalah aset Pertamina.

Baca juga: KSAD Jenderal Dudung: Korban Tewas dalam Kebakaran Depo Plumpang 14 Orang, 42 Luka-luka

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved