Berita Nasional

Viral Banser Kerap Tolak hingga Bubarkan Pengajian, Ketua MUI: Kalau Tak Suka, Tak Usah Datang

Apabila memang tidak sependapat dengan isi ceramah, KH Cholil Nafis mengimbau agar sebaiknya tidak usah datang ke pengajian.

Editor: Feryanto Hadi
Dokumentasi KH Cholil Nafis
KH. Cholil Nafis, Lc., Ph D, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat 

Diksi 'preman' yang ditujukannya kepada Nabi Musa dijelaskannya untuk menggambarkan kekuatan fisik dan tenaga yang dimiliki Nabi Musa.

Bukan imej negatif dari istilah Preman yang digunakannya.

"Karena kalau kita mendengar kalimat itu secara lebih panjang atau lebih lengkap, jelas saya di situ saya sedang berbicara tentang kehebatan Nabi Musa dari sisi tenaga atau fisiknya, hanya saya keliru memilih istilah preman yang tadi saya pikir-yang tadi saya anggap istilah itu adalah istilah untuk kekuatan fisik, bukan lebih kepada imej moralnya," ungkap Ustaz Hanan Attaki.

Atas hal tersebut, dirinya menyampaikan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza yang berarti semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik. 

Selain itu, dirinya beristigfar atas kekeliruan dan kesalahan yang terjadi.

"Untuk itu saya mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada temen-temen semuanya dan Astaghfirullahaladzim atas kesalahan ini, mohon maaf atas kesalahpahaman ini," jelasnya.

Klarifikasi Hanan Attaki

Ustaz Hanan Attaki angkat bicara soal Banser NU Pamekasan yang melakukan pengusiran pengajian serta  tuduhan wahabi,. 

Hanan Attaki membantah semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. 

Dirinya beralasan, walaupun bukan merupakan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), dirinya tumbuh besar di lingkungan yang kental dengan Nahdlatul Ulama.

Hal tersebut disampaikan Ustaz Hanan Attaki lewat Channel YouTube miliknya @hananattaki pada Kamis (16/2/2023). 

"Tuduhan yang lain adalah saya dikatakan gembong wahabi, saya tumbuh dan besar dalam lingkungan kultur, kalau di Aceh itu istilahnya Salafiyah, Salafiyah itu kalau di Jawa itu namanya NU-Aswaja, orang Aceh nyebutnya Salafiyah," jelas Ustaz Hanan Attaki. 

Baca juga: Banser NU Bubarkan Pengajian Ustaz Hanan Attaki, Ketua Banser Pamekasan: Seseorang Ini Benalu

Baca juga: Ketua Banser NU Pamekasan Klaim Sukses Usir Ustaz Hanan Attaki, Jemaah Posting Meriahnya Pengajian

"Saya menikah dengan perempuan, (lukusan) Al Azhar juga dari Tuban, Jawa Timur, keluarga Kiyai," tambahnya. 

Bahkan, lanjutnya, Keluarga Besar Ustaz Hanan Attaki, Haneen Akira merupakan para ulama NU. 

Kakek buyut istri Ustaz Hanan Attaki, yakni Kiyai Husein diungkapkannya merupakan pendiri NU Cabang Tuban. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved