Narkotika
Ambon Kaki Tangan Teddy Minahasa Ungkap Jalur Penjualan Sabu yang Menjadi BB
Pengadilan Negeri Jakarta Barat sedang menyidangkan kasus narkoba Teddy Minahasa, ternyata kaki tangannya banyak, dan sebagian besar polisi.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan anggota Satresnarkoba Polres Jakarta Barat, Achmad Darmawan alias Ambon mengungkapkan dengan jelas alur penjualan narkoba jenis sabu yang merupakan barang bukti (BB).
Ambon adalah salah satu kaki tangan Irjen Teddy Minahasa, polisi yang menjadi mafia narkoba di Indonesia.
Kini kasus penilepan BB sabu seberat lima kilogram sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Dalam persidangan lanjutan, Ambon buka suara terkait upah yang diterimanya dari penjualan sabu.
Setelah menerima sabu dari Kasranto, Ambon menjualnya dalam dua tahap.
Pertama, dia menjual 200 gram seharga Rp 114 juta kepada rekannya, Ariel.
Dari Rp 114 juta itu dia memperoleh komisi Rp 14 juta, sebab yang Rp 100 juta diserahkan kepada Kasranto yang saat itu menjabat Kapolsek Kalibaru Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Kepada siapa saudara serahkan?" tanya Hakim Ketua, Jon Sarman Saragih dalam persidangan Rabu (15/2/2023) di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
"Ke Pak Kasranto 100 juta, Yang Mulia," ujar Ambon.
Baca juga: Terungkap, Teddy Minahasa Minta AKBP Dody Bawa Sabu Lima Kilogram dengan Pesawat
"Sisanya 14 juta ke mana?" tanya Hakim Jon lagi.
"Saya bagi dengan Ariel," kata Ambon.
Kemudian tahap kedua, dia menjual 100 gram sabu seharga Rp 60 juta. Dari penjualan tahap kedua itu, dia memperoleh komisi Rp 10 juta.
"50 juta saya serahkan ke Pak Kasranto. Lalu Rp 10 juta saya bagi dua dengan Ariel," kata Ambon.
Baca juga: Jalani 14 Adegan Rekonstruksi, Alex Bonpis Terima Sabu dari Teddy Minahasa di Kampung Bahari
Sebagai informasi, asal muasal sabu yang dimiliki Kasranto itu sebelumnya telah terungkap dalam persidangan Rabu (8/2/2023) lalu.
Saat itu lima penyidik Polda Metro Jaya menjadi saksi di persidangan.
Keterangan mereka diawali dari penangkapan Hendra dan Mei dengan barang bukti 44 gram sabu.
"Awalnya hanya back-up Polres Metro Jakarta Pusat karena melakukan penangkapan Hendra dan Mei dengan barang bukti 44 gram sabu," ujar saksi Tri Hamdani.
Baca juga: Polisi Beber Aliran Narkoba dari Irjen Teddy Minahasa hingga Diedarkan Alex Bonpis di Kampung Bahari
Dari keduanya diperoleh informasi bahwa sabu tersebut didapat dari Ariel alias Abeng.
Lalu Abeng mendapat dari Achmad alias Ambon.
Kemudian Ambon mengaku mendapat sabu dari mantan Kapolsek Kalibaru, Kompol Kasranto.
Kompol Kasranto pun mengaku mendapat sabu dari seorang gembong narkoba bernama Linda Pujiastuti alias Anita Cepu.
"Kemudian kita langsung mengamankan Pak Kasranto. Kemudian didapat informasi barang itu didapat dari Bu Linda," kata Tri.

Kemudian Anita mengaku mendapatkannya dari mantan Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara.
Tim penyidik pun melakukan penjebakan agar Dody datang ke kediaman Anita.
Namun, ternyata Dody menyuruh orang kepercayaannya, Syamsul Maarif alias Arif untuk berpura-pura menjadi dirinya.
Arif pun tertangkap oleh tim penyidik. Kemudian dia diinterogasi.
Dari Arif diperoleh keterangan bahwa Anita membeli sabu dari Dody satu kilogram seharga Rp 300 juta.
Uang tersebut pun telah diberikan Anita secara bertahap, yaitu tiga kali.
Kemudian dari interogasi Arif diperoleh informasi bahwa masih ada sejumlah sabu lagi di kediaman orangtua Dody di Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
"Kita ke rumah Pak Dody, itu dua paket seberat 995 dan 984 gram," ujar Tri.
Berdasarkan informasi itu tim penyidik menangkap Dody di kediamannya dan menyita sekitar dua kilogram sabu yang dipisah menjadi dua klip plastik.
Kemudian dari interogasi Dody diperoleh informasi bahwa sabu itu merupakan penyisihan barang bukti pengungkapan kasus oleh Polres Bukittinggi.
Dody pun mengaku dirinya diperintah Irjen Pol Teddy Minahasa yang saat itu menjabat Kapolda Sumatra Barat untuk menukar sebagaian barang bukti tersebut dan menjual ke Anita.
"Saat penangkapan didapat keterangan bahwa barang itu adalah penyisihan," ujar Joko Saputro, saksi dalam persidangan.
"Hasil introgasi Pak Dody, itu penyisihan yang diperintahkan Kapolda untuk diberikan ke Linda," imbuhnya.
Baca berita Wartakotalive.com linnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.