Gempa Bumi
VIRAL Gempa Turki Dikaitkan dengan Konspirasi Amerika Serikat, Begini Penjelasan BMKG
Usai Turki diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo muncul isu bahwa gempa tersebut disebabkan oleh Program HAARP
Penulis: Desy Selviany | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa angan-angan kosong apabila ada yang menyebut gempa bumi di Turki disebabkan oleh HAARP.
Diketahui, usai Turki diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo muncul isu bahwa gempa tersebut disebabkan oleh Program High-frequency Active Auroral Research Program atau HAARP.
Dalam bahasa Indonesia HAARP ialah Program Penelitian Aurora Aktif Frekuensi Tinggi.
Penganut teori konspirasi percaya bahwa HAARP menyebabkan gempa Turki-Suriah.
HAARP adalah program penelitian yang didanai bersama oleh Angkatan Udara AS, Angkatan Laut AS, University of Alaska Fairbanks, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), didirikan pada 1993 silam.
Baca juga: Warga Bali Jadi Korban Meninggal Akibat Gempa Bumi 7,8 SR di Turki
Melansir laman FAQ HAARP di situsweb Universty of Alaska Fairbanks, program ini ditujukan untuk meneliti termosfer dan ionosfer.
Program ini juga ditujukan untuk mencari pengembangan teknologi yang berkenaan dengan ionosfer demi komunikasi radio dan surveilans.
Untuk keperluan penelitian, HAARP menggunakan Ionospheric Research Instrument (IRI), sebuah pemancar radio frekuensi tinggi yang dibangun di Gakona, Alaska.
Belakangan ini, penganut teori konspirasi menuduh HAARP telah menjadi senjata pengontrol iklim AS yang bisa menyebabkan banjir bandang, kebakaran hutan, hingga gempa bumi.
Namun, hal itu ditolak mentah-mentah oleh peneliti kegempaan asal Indonesia termasuk Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Daryono mengatakan bahwa penyebab gempa karena HAARP adalah angan-angan kosong.
Baca juga: Sejarah Kelam Gempa Turki, Pernah Tewaskan 32 Ribu Orang
“Adalah angan angan kosong, mengkait-kaitkan gempa dengan HAARP,” ucap Daryono.
Daryono pun membeberkan betapa rawannya wilayah Turki diguncang gempa. Daryono menjelaskan bahwa Turki memiliki 2 sumber gempa utama yaitu Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur.
Dua sumber gempa ini merupakan generator gempa dahsyat di daratan Turki. Gempa-gempa kuat magnitudo diatas 7,0 seringkali terjadi menurut catatan sejarah kegempaan Turki.
Misalnya untuk Sesar Anatolia Timur yang menjadi pemicu gempa merusak 7,8 magnitudo saat ini lokasinya berada di persimpangan 3 Lempeng aktif.
Baca juga: Terjadi Kilatan Saat Gempa Turki, Benarkah Dari HAARP? BMKG Ungkap Faktanya
Ketiga lempeng itu yakni Lempeng Anatolia, Lempeng Arab, dan Lempeng Afrika. Dalam hal ini Lempeng Arab bergerak menekan Lempeng Anatolia ke arah barat laut dan menyebabkan Lempeng Anatolia bergeser ke barat.
Fenomena ini lazim dikenal sebagai "Tectonic Escape".
Sehingga kata Daryono, wajar jika Sesar Anatolia Timur dengan laju geser 16 mm/tahun ini mampu mengakumulasi tegangan kulit bumi dan rilis energi sebagai gempa dahsyat yang merusak (destructive) dan mematikan (deadly).
2 WNI Jadi Korban Tewas Gempa Turki
Dua warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan tewas akibat gempa dahsyat magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki.
Kedutaan Besar RI (KBRI) Turki di Ankara melaporkan WNI bernama Nia Marlinda asal Bali meninggal dunia bersama keluarganya yang terdiri dari satu anak dan suami warga negara Turki.
Mereka meninggal dunia setelah tertimpa puing-puing bangunan di Kahramanmaras, Turki.
Dubes RI untuk Turki, Lalu M Iqbal dalam tayangan di Kompas TV, Rabu (8/2/2023) mengatakan WNI yang menjadi korban tewas adalah Nia Marlinda dan anaknya yang berusia satu tahun.
"WNI atas nama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anaknya berusia satu tahun serta suami Warga Negara Turki di Kahramanmaras ditemukan meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan," kata Lalu.
"Jadi yang meninggal di Kahramanmaras adalah satu ibu WNI dan satu orang anak usia satu tahun," ujarnya.
Baca juga: Darurat Gempa Turki Makan Ribuan Korban Jiwa, MER-C Bakal Kirim Relawan Medis Indonesia
"Karena aturannya kan anak di bawah 18 tahun otomatis boleh pegang paspor Indonesia atau kewarganegaraan ganda. Jadi hitungannya 2 WNI yang meninggal dunia," lanjutnya.
Untuk diketahui, sesuai UU No. 12/2006 tentang Kewarganegaraan RI, anak kewarganegaraan ganda, dinyatakan kewarganegaraan Indonesia hingga maksimal usia 21 tahun.
Nia Marlinda diketahui berasal dari Bali. Nia Marlinda ditemukan di bawah reruntuhan.
Baca juga: Terjadi Kilatan Saat Gempa Turki, Benarkah Dari HAARP? BMKG Ungkap Faktanya
"1 WNI atas nama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anak berusia 1 tahun serta suami WN Turki di Kahraman Maras ditemukan meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan," kata Lalu M Iqbal.
Tim Evakuasi telah melakukan pemulasaraan terhadap jenazah Nia Marlinda.
KBRI juga sudah berkomunikasi dengan keluarga korban.
Baca juga: World Zakat and Waqf Forum Serukan Lembaga Zakat dan Wakaf Sedunia Bantu Korban Gempa Turki
"Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara, yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaraan almarhumah dan KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga almarhumah," tuturnya.
Jenazah Nia Marlinda akan dikebumikan pada Rabu hari ini. Nia akan dikebumikan di Kota Kahramanmaras, Turki.
"Almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini di Kahramanmaras," ujarnya.
Korban Tewas 11 Ribu
Korban tewas akibat gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin terus bertambah.
Dalam data terbaru kedua pemerintah, Rabu, (8/2/2023), korban tewas telah menyentuh angka 11 ribu,
Mengutip AFP, para pejabat dan petugas medis mengatakan 8.574 orang tewas di Turki dan 2.662 di Suriah akibat gempa berkekuatan 7,8 pada Senin. Ini membuat totalnya menjadi 11.236 jiwa.
Baca juga: Kisah Haru Seorang Bocah Berusia 7 tahun Rela Melindungi Kepala Adiknya Dari Runtuhan Gempa Turki
Dari jumlah itu, telah terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut menjadi korban jiwa. Tercatat, ada 2 WNI yang tewas bernama Nia Marlinda asal Bali dan anaknya yang berusia 1 tahun.
Saat gempa terjadi, diketahui Nia berada di Kahramanmaras dan tinggal bersama suaminya yang merupakan Warga Negara Turki.
"Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara, yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaraan almarhumah dan KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga almarhumah. Almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini di Kahramanmaras," tulis keterangan resmi KBRI Ankara.
Turki diguncang gempa M 7,8 pada Senin dini hari waktu setempat. Gempa tersebut berpusat di 30 km Barat kota Gaziantep, yang berpenduduk 2 juta orang, dengan kedalaman 18 km. Setelah guncangan pertama terjadi, muncul gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.
Baca juga: Beginilah Tim Penyelamat Korban Gempa Turki Mencari Korban Diantara Reruntuhan Bangunan
Guncangan gempa dilaporkan terasa hingga Mesir, Yunani, Siprus, dan Georgia. Bahkan, Italia pun sempat menyalakan tanda peringatan tsunami di sekitar wilayah bibir pantai Laut Tengah.
Sejauh ini, Ankara telah meminta bantuan internasional untuk membantu evakuasi dan pemulihan pasca gempa. Selain itu, periode darurat bencana juga telah diaktifkan selama tiga bulan kedepan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah mendarat di Kahramanmaras untuk memantau proses pencarian dan penyerahan bantuan. Selain di Kahramanmaras, Erdogan juga akan melakukan pemantauan di Provinsi Hatay.(bum)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pusat Vulkanologi Ungkap Penyebab Gempa Sukabumi Sejak Tengah Malam Hingga Siang Ini |
![]() |
---|
Kota Bogor Diguncang Gempa Bumi, Warga: Baru Mau Merem, Tiba-tiba Ranjang Bergetar |
![]() |
---|
Peringatan Dini BMKG, akan Terjadi Gempa Bumi Lebih Kuat Mengintai Bekasi hingga Sukabumi |
![]() |
---|
Cerita Warga saat Ada Gempa di Karawang, Keluar Toilet Lihat Tembok Retak hingga Atap Rumah Roboh |
![]() |
---|
Gempa 4,7 M di Karawang Dirasakan Hingga Jakarta, Pramono Pastikan Tak Ada Bangunan Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.