Terjadi Kilatan Saat Gempa Turki, Benarkah Dari HAARP? BMKG Ungkap Faktanya

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Viral sebuah kilatan terjadi saat gempa Turki dengan kekuatan 7,8 magnitudo terjadi. Kilatan itupun dikait-kaitkan dengan Program High-frequency Active Auroral Research Program atau HAARP.

Salah satu yang memviralkan dan mengaitkan gempa Turki dengan HAARP ialah Josh Reid seorang penyiar radio dan podcast.

Lewat akun twitternya, Josh membagikan video Tiktok detik-detik gempa Turki. Dalam video sejumlah kilatan terjadi saat bumi bergoyang.

Hal itu kemudian dikaitkan oleh Josh dengan HAARP. “HAARP?” tulisnya pada Selasa (7/2/2023).

Diketahui HAARP adalah Program Penelitian Aurora Aktif Frekuensi Tinggi.

HAARP adalah program penelitian yang didanai bersama oleh Angkatan Udara AS, Angkatan Laut AS, University of Alaska Fairbanks, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), didirikan pada 1993 silam.

Baca juga: Penganut Teori Konspirasi Percaya Gempa Turki Buatan Amerika, BMKG Buka Suara

Terkait kilatan di tengah gempa Turki, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membantah bahwa fenomena tersebut karena HAARP.

Daryono mengatakan bahwa fenomena itu lumrah terjadi setiap gempa bumi. Sebab, saat batuan kulit bumi mengalami atau mendapat tekanan yang hebat dan sangat kuat, mendekati batas elastisitasnya, maka sebelum failure maka akan melepaskan gelombang elektromagnetik.

Sehingga dari sinilah awal cerita lightning during the earthquake, pencahayaan gempa terjadi di setiap gempa bumi. Biasanya disebut earthquake lightning.

Fenomena kilatan cahaya ketika gempa juga pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya terjadi saat Sumogawe di lereng utara Merbabu pada 16 Februari 2014,

“Tak usah jauh-jauh ke Turki. Gempa Sumogawe di lereng utara Merbabu pada 16 Februari 2014 juga terdapat fenomena earthquake lightning,” ungkap Daryono.