Info Pemprov Jateng

Kementerian Pertanian Alokasi 1,1 Juta Ton Pupuk Subsidi Bagi Jawa Tengah Pada Tahun 2023

Kementerian Pertanian memberikan jatah pupuk subsidi sebanyak 1.165.609 ton bagi Provinsi Jawa Tengah pada 2023.

istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (baju putih) sedang memanen padi di sawah bersama petani. 

Ia menjelaskan, Pemprov Jateng dalam hal ini gubernur hanya berwenang menetapkan Surat Keputusan (SK) terkait alokasi di tingkat kabupaten atau kota.

Selanjutnya, pemkab atau pemkot yang akan menentukan SK tingkat kecamatan per petani "by name by address".

Adapun, mekanisme penentuan alokasi pupuk bersubsidi didasarkan atas beberapa aspek. Seperti misalnya data spasial komoditas, luas lahan baku sawah yang dilindungi, dan penyerapan pupuk tahun sebelumnya.

Kewenangan Pemprov Jateng adalah penentuan alokasi pupuk bersubsidi untuk kabupaten/kota. Selanjutnya proses distribusi menjadi kewenangan produsen dalam hal ini PT. Pupuk Indonesia.

"Distribusi dari pabrik ke distributor, kemudian ke KPL. Distributor ditentukan oleh PT Pupuk Indonesia, kemudian KPL ditentukan oleh distributor, bukan kami," ungkapnya.

Ia melanjutkan, berdasarkan Permentan 10/2022, kini hanya sembilan usaha tani yang dicover oleh pupuk bersubsidi. Kelompok pertama adalah tanaman pangan meliputi padi, jagung dan kedelai. Diikuti tanaman hortikultura cabai, bawang merah dan bawang putih.

Terakhir adalah kelompok tanaman perkebunan yakni tebu, kopi dan kakao, masing-masing dengan luas maksimal lahan 2 hektare, tergabungdalam kelompok tani dan terdaftar SIMLUHTAN. Penentuan sembilan komoditas tersebut, karena dianggap jenis tani tersebut berpengaruh pada inflasi negara.

Pengawasan pupuk

Untuk pengawasan, Pemprov Jateng memaksimalkan fungsi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida. Selain itu, kini layanan aduan pupuk akan kembali direaktivasi.

Di dalamnya terdapat unsur, di antaranya distributor dan pihak kepolisian guna menyelesaikan permasalahan seputar pupuk subsidi.

Supriyanto berharap, agar petani dapat menyikapi permasalahan pupuk bersubsidi dengan bijak. Ia mengajak petani mulai beralih menggunakan pupuk organik. Selain itu, dirinya mengajak agar petani tidak berlebihan menggunakan pupuk kimia.

"Selain bisa mengembalikan kesuburan tanah juga bisa menekan biaya produksi. Gunakan pula kearifan lokal dengan membuat dan menggunakan Biosaka untuk semua budidaya pertanian," pungkas Supriyanto.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved