Nugraha Besoes Meninggal

Andi Sebut Nugraha Besoes Sangat Menyukai Sepak Bola Sekaligus Sebagai Guru dan Sosok Membanggakan

Wafatnya eks Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyisakan pukulan mendalam bagi Andi selaku menantu almarhum.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Nuri Yatul Hikmah
Menantu Nugraha Besoes, Andi saat ditemui di rumah duka. 

Sementara itu, putri semata wayang Nugraha Besoes, Winny Nugraha (46), mengatakan bahwa organ-organ sang ayah sudah tidak bisa menyerap obat-obatan atau merespon alat medis yang dipasangkan di tubuhnya. 

Sehingga, kondisinya semakin menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

"Setelah delapan hari dirawat di RS PON, akhirnya beliau mengembuskan napas terakhir itu hari Senin pukul 00.19 WIB, sudah dinyatakan tidak ada," kata Winny.

BERITA VIDEO: Sempat Bertahan karena Sakit Komplikasi, Mantan Sekjen PSSI Nugraha Besoes Meninggal Dunia

"Karena organ-organnya tidak mau bekerja sama lagi dengan obat, saturasinya juga semakin hari semakin menurun, akhirnya kemarin beliau sudah tidak sadar, dan sudah ditopang dengan mesin. Mesinnya ngasih oksigen, tapi badannya sudah tidak menyanggupi," papar Winny.

Dengan air muka sendu, Wini menyebut ikhlas melepas kepergian sang ayah. 

Pasalnya, ia pun tidak tega melihat tubuh ayahnya dipasangkan berbagai kabel untuk membuatnya sekadar bertahan hidup.

Winny bercerita, sebelum masuk rumah sakit, sang ayah mengalami serangan stroke kedua kalinya.

Serangan itu, kata Winny, membuat pembuluh darahnya pecah. Selain itu, di kepalanya terdapat cairan yang membuatnya mengalami Hidrosefalus.

Sehingga, mau tidak mau keluarga menyetujui untuk dilakukan proses operasi pada kepalanya.

"Beliau kena serangan stroke, kami bawa ke RS PON, di sana dinyatakan bahwa beliau itu pecah pembuluh darah sebelah kiri, terus ada cairan juga Hidrosefalus," ujar Winny.

"Jadi langsung dilakukan tindakan. Kami menyetujui, pukul 07.10 WIB, bapak masuk ruang operasi, selesai pukul 09.00 WIB langsung masuk ICU," terang Winny.

Winny mengungkap, sebetulnya operasi Hidrosefalus tersebut berjalan lancar, terbukti dengan cairan di kepalanya yang berangsur berkurang.

Namun karena faktor usia dan parkinson yang dideritanya, sehingga beberapa organ tubuhnya yang lain terkena komplikasi.

"Karena sudah usia juga, jadi organ ginjal, parunya sudah memutih, jadi sudah tidak bisa menyerap obat-obatan dan cairan. Jadi dinyatakan bapak sudah tidak ada," tutur Winny.

Winny menambahkan, sang ayah wafat pada usia 81 tahun. 

Nantinya, almarhum akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, dengan cara ditumpuk di atas makam sang ayah.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved