Pembunuhan di Bekasi

Keluarga Tepis Dede Terlibat Pembunuhan Berantai bersama Wowon Cs, Sebut Ada Kerabat Kerja di LBH

Keluarga tersangka pembunuhan berantai M Dede Solehudin masih menyangkal Dede terlibat penipuan dan pembunuhan bersama Wowon Erawan Cs

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Ramadhan LQ
Hana dan Aslem, dua TKW yang menjadi korban penipuan pembunuh berantai Wowon Cs, memberi keterangan di Polda Metro Jaya, usai diperiksa sebagai saksi, Kamis (26/1/2023) malam. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Keluarga tersangka pembunuhan berantai M Dede Solehudin masih menyangkal Dede terlibat penipuan dan pembunuhan bersama Wowon Erawan alias Aki dan Solihin alias Duloh.

Hal itu disampaikan Hana, salah satu tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan modus penggandaan uang Wowon cs, dan nyaris menjadi korban pembunuhan.

Hana juga nyaris menjadi korban sepulang dari Arab Saudi pada akhir 2022 lalu.

"Bahkan sampai kabar berita ini tersebar di media pun, pihak keluarga Dede Solehudin itu masih membantah kalau keluarganya ini berperilaku bejat," ujar Hana, usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polda Metro Jaya, Kamis (26/1/2023) malam.

Hana mengatakan, keluarga Dede bahkan ada yang mengaku bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH). 

"Dia pun bahkan sempat mengaku seorang LBH, tapi adiknya yang seorang narapidana, yang sudah terbukti di luar jalur seperti ini, keji seperti ini masih tetap dibela," kata Hana.

Baca juga: 9 Jenazah Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs Telah Diautopsi di RS Polri Kramat Jati

Seharusnya, tutur dia, orang yang bekerja di LBH lebih paham hukum daripada dirinya yang merupakan orang awam.

Hana secara tegas meminta agar para tersangka kasus penipuan dan pembunuhan ini dihukum seberat-beratnya.

"Di mana keadilan yang mengaku seorang LBH, seharusnya seorang yang mengaku bekerja di lembaga LBH itu lebih paham hukum dibanding kami seorang awam," ucapnya.

Baca juga: Ini Kendala Polisi Ungkap Korban Lain di Kasus Pembunuhan Berantai Wowon Cs

"Kami cuma minta ditegakkan hukum seberat-beratnya dan diusut tuntas sampai ke akar-akarnya," lanjut dia.

Sebelumnya Hana nyaris menjadi korban pembunuhan berantai oleh Wowon Cs. Beruntung Hana lolos dari upaya pembunuhan.

Hana rencananya akan dieksekusi oleh salah satu tersangka bernama Solihin alias Duloh, karena Hana menuntut hasil penggandaan uang yang dijanjikan Duloh.

Baca juga: Solihin Pelaku Pembunuhan Berantai di Cianjur-Bekasi Ternyata Pedagang Cincau di Bantar Gebang

Hal itu berawal saat Hana yang baru pulang bekerja sebagai TKW dari Arab Saudi, sempat menuntut hasil penggandaan uang ke rumah M Dede Solehudin, di Cianjur. 

Dede menjadi satu di antara tiga tersangka dalam kasus pembunuhan berantai ini selain Wowon dan Solihin.

"Namun, pada saat itu tidak ada kepastian, hingga kemudian Hana kembali pulang," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

Beberapa waktu berselang, Hana menerima SMS di handphone miliknya dari Dede agar datang kembali pada tanggal yang ditentukan.

"Saat itu pada tanggal 28 atau 29 Desember 2022, untuk diantar mengambil hasil penggandaan uang di rumah Duloh," kata Panjiyoga.

Namun, pada tanggal tersebut, hujan deras mengguyur sehingga Hana tidak datang ke rumah Dede di Cianjur.

"Tanggal tersebut karena hujan deras sehingga Hana tidak jadi ke Cianjur," tutur Panjiyoga.

Baca juga: Kerap Palak Sopir Truk, Polisi Akhirnya Tangkap Dua Preman Ganas di Cengkareng

Jika Hana datang ke rumah Dede, dipastikan ia akan dieksekusi sebab Dede sudah menyiapkan semuanya.

Hana baru mendatangi rumah Dede di Cianjur pada 8 Januari 2023, tetapi ia tak bertemu dengan Dede.

"Sesampainya di sana, yang bersangkutan tidak bertemu dengan Dede di rumahnya, dengan alasan Dede sudah 1 minggu tidak pulang ke rumah," kata dia.

"Diketahui, dari keterangan Dede bahwa terkait dengan kedatangan Hana tanggal 28 atau 29 tersebut adalah rencananya akan dieksekusi oleh Duloh," sambung Panjiyoga.

Meski begitu, belum diketahui di mana Duloh rencananya akan mengeksekusi Hana.

"Itu baru didalami, kan baru beri keterangan kemarin," ujar Panjiyoga.

Kendala

Sebelumnya polisi menyebut hanya keluarga Noneng yang melaporkan orang hilang dalam kasus pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki cs.

Hal tersebut menjadi kendala penyidikan oleh kepolisian dalam mengungkap kasus itu.

Noneng diketahui merupakan mertua dari Wowon.

Sembilan orang menjadi korban dalam kasus tersebut, di mana tujuh di antaranya masih memiliki hubungan keluarga dengan tersangka.

Baca juga: Aki Banyu, Sosok Fiktif dalam Kasus Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Siapa Dia Sebenarnya?

Sedangkan dua orang korban lainnya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).

"Karena kemarin keluarganya yang hilang pun ada yang tidak melapor," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

"Korban atas nama Noneng (yang melapor). Sementara yang lainnya tidak ada laporan sampai sekarang," sambung dia.

Ia mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam untuk mencari keluarga lainnya yang diduga turut menjadi korban Wowon Cs.

Keluarga yang merasa kerabatnya masih belum ditemukan diimbau untuk langsung melapor.

"Kami yang proaktif mencari apakah ada dari keluarganya yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya termasuk para TKW," tuturnya. 

Korbannya bisa puluhan

Walaupun 3 tersangka pelaku pembunuhan berantai Wowon Cs belum pernah masuk lapas, atau belum pernah bersentuhan dengan otoritas penegakan hukum, tapi mereka sudah bisa disebut residivis mengingat mereka sudah berulang kali telah melakukan aksi kejahatan berupa pembunuhan.

Hal itu dikatakan Pasar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel, melalui video yang dikirimkannya kepada Wartakotalive.com, Senin (23/1/2023). 

"Kalau mereka kita sepakai sebagai residivis, maka dalam kajian risk and need assesment, kita patut dalami seberapa jauh kemungkinan para tersangka khususnya Wowon memiliki pola kepribadian anti sosial," kata Reza.

Dengan pertanyaan seputar pola kepribadian anti sosial pada diri tersangka Wowon, menurut Reza, pertanyaan berikutnya adalah berapa banyak pembunuhan yang sudah dilakukan Wowon dan kawan-kawan.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur Sempat Dirawat di RS Polri Usai Minum Kopi Beracun

"Pertanyaan ini patut kita ajukan karena bagi seseorang yang boleh jadi punya pola kepribadian anti sosial, maka dia pendusta, dia manipulatif, dia menutup-nutupi fakta sesungguhnya terkait kejahatan yang sudah dia lakukan," ujar Reza.

Untuk menghitung berapa episode pembunuhan yang sudah dilakukan Wowon, kata Reza, kita bisa memakai rumus.

"Hari ini anggaplah umur Wowon 65 tahun. Maka tinggal kita cari tahu kapan Wowon melakukan pembunuhan pertama kalinya," kata Reza.

"Kita bisa pakai asumsi misalnya 27 tahun. Karena ada riset yang menemukan bahwa pelaku pembunuhan berseri, berjenis kelamin laki-laki, rata-rata melakukan pembunuhan pertama kali pada umur 27 tahun," katanya.

"Nah tinggal kita hitung, setiap 35 bulan, pembunuh berseri akan mengulangi perbuatannya, itu juga berdasarkan riset," tambah Reza.

Karena, katanya ada data yang menunjukkan bahwa cooling of period atau masa jeda atau interval antara pembunuhan yang satu dengan pembunuhan yang berikutnya, berlangsung dalam kurun sekitar 34,5 bulan.

Baca juga: Polisi Sedang Mendalami Kejiwaaan Wowon cs pada Kasus Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur    

"Jadi kita hitung hitungan kasar, dengan asumsi sedemikian rupa, paling tidak ada 10 sampai 11 episode pembunuhan Wowon," sebut Reza.

"Kalau kita terjemahkan ke dalam TKP, berarti ada 10 sampai 11 TKP, atau ada 10 sampai 11 lubang, tempat korban dibuang oleh Wowon. Silahkan dicari oleh pihak Polda Metro Jaya berapa lubang lagi, berapa tkp lagi, yang masih harus dicari keberadaannya," ujarnya.(m31)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
 

 

 

 

 

(m31)
 
 
 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved