Berita Daerah
Penataan Tata Ruang dan Konservasi Lahan Subur untuk Jawa Tengah Lumbung Beras Nasional
Hasil beras Jateng pun telah disuplai secara nasional, seperti ke DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta, Bali, NTB dan NTT
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), melakukan swasembada beras untuk memenuhi kebutuhan beras daerahnya sendiri.
Produksi padi Jateng mencapai 9,2 juta ton padi atau setara 5,4 juta ton beras. Surplus padi Jateng pun sebanyak 1,2 juta ton.
Keberhasilan swasembada beras itu juga membuat Jateng menjadi lumbung beras terbesar nasional, dengan memiliki lumbung beras terbesar di Kabupaten Sragen yang memiliki luas panen sebanyak 131,9 ribu hektare dan 805,8 ribu ton produksi gabah kering giling (GKG).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, daerahnya memang kerap disebut sebagai lumbung padi nasional lantaran kondisi geografisnya yang bagus dan juga program-program serta komitmen peningkatan produktivitas petani yang dilakukan.
Ganjar mengungkap beberapa langkah yang digenjot untuk meningkatkan produktivitas padi dan beras atau pangan dalam arti luas.
Menurut Ganjar, predikat lumbung padi sudah lama melekat pada Jawa Tengah. Hal itu tentu tidak lepas dari produktivitas padi.
Baca juga: Kuasa Hukum Kecewa, Kuat Maruf Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J
"Alhamdulillah petani kita hebat, teman-teman pendamping juga hebat, maka sampai hari ini Jawa Tengah selalu berada pada kondisi yang di atas rata-rata kebutuhannya, sehingga surplus terus," kata Ganjar, ditemui di Gedung Dikjur, Kota Semarang pada Sabtu (14/1/2023).
Adapun sentra penghasil beras Jateng tersebar di beberapa wilayah, antara lain Sragen, Grobogan, Cilacap, Demak, Pati, Blora, Brebes, Pemalang dan Wonogiri.
Hasil beras Jateng pun telah disuplai secara nasional, seperti ke DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Wonogiri mampu menghasilkan beras organik yang telah diekspor ke luar negeri yaitu Amerika Serikat, Perancis, Italia, Singapura, dan Malaysia.
Sementara itu untuk Kabupaten Sragen, mampu memproduksi beras dengan kualitas premium yang pemasarannya sudah menembus pasar Arab Saudi.
"Dari sisi produktivitas, kebutuhan untuk menutupi Jawa Tengah sendiri sudah bisa sehingga kita bisa membagikan ke tempat-tempat lain. Banyak yang dikirim ke Jakarta, Kalimantan dan sebagainya," jelas Ganjar.
Berdasarkan hal tersebut, Ganjar pun tidak berhenti dan tetap berupaya meningkatkan produksi padi di Jateng.
Selain swasembada beras, Jateng juga memiliki program Peningkatan Indeks Pertanaman. Dengan program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding tahun 2020. Mulanya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat di tahun 2022.
"Intensifikasinya juga mesti kita dorong agar kalau rata-rata kita 5,4 ton per hektar, padi maka mestinya naik lagi sehingga lumbung bisa terus kita dorong," ucap Ganjar.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribun-Pantura.com dengan judul Ganjar Pranowo Genjot Penataan Ruang dan Konservasi Lahan Subur
Inflasi Saat Ramadan, Operasi Pasar Digencarkan di Sejumlah Kabupaten Kota Jawa Tengah |
![]() |
---|
Viral Bagi-bagi Amplop Bergambar Politisi PDIP di Masjid, Bawaslu: Bisa Masuk Pidana Pemilu |
![]() |
---|
30.844 Unit Rumah Tidak Layak Huni Dibangun di 17 Kabupaten Prioritas di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Ridwan Djamaluddin Pensiun, Ulama NU Usulkan Suganda Jadi PJ Gubernur Bangka Belitung, Ini Alasannya |
![]() |
---|
GBB Launching Warung Ganjaran Ramadhan di Cirebon Demi Tingkatkan Perekonomian Warga |
![]() |
---|