Info Pemprov Jateng
Antisipasi Potensi Krisis Pangan di Jateng, Ganjar Lakukan Skenario Diversifikasi Pangan
Antisipasi krisis pangan di 2023, Jateng lakukan diversifikasi pangan dengan "membudayakan" pangan lokal kepada masyarakat.
WARTAKOTALIVE.COM, SEMARANG - Ancaman resesi global 2023 yang memicu krisis pangan, direspon Pemerintah Republik Indonesia.
Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan pemerintah daerah di 38 provinsi bertindak sigap. Di Jawa Tengah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mempunyai skenario menghadapi situasi genting, satu di antaranya diversifikasi pangan dengan menyiapkan pangan lokal seperti mie mocaf (tepung singkong), beras jagung dan beras singkong sebagai cadangan pangan daerah.
Meski Jateng berstatus sebagai lumbung pangan, Ganjar tetap mengambil langkah antisipatif, terhadap potensi krisis pangan di 2023.
Di antaranya, penggunaan pupuk organik, pengembangan varietas kedelai Grobogan hingga kampanye menanam di pekarangan.

Terobosan juga dilakukan, dalam upaya diversifikasi pangan. Tahun ini, Pemprov Jateng mulai menjadikan pangan lokal sebagai cadangan pangan daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan, langkah penganekaragaman pangan di Jateng telah dimulai sejak lama. Namun, perlu langkah kreatif untuk menjadikan pangan lokal raja di daerah sendiri.
Selain dikenal sebagai produsen beras, penyangga kebutuhan nasional. Jateng juga kaya akan potensi pangan alternatif.
Berdasarkan data Distanbun Jateng produksi pangan alternatif di Jateng berlimpah. Seperti ubi kayu yang produksinya mencapai 2.288.971 ton di September 2022, ubi jalar 114.415 ton, kacang tanah 58.423 ton dan kacang hijau 24.590 ton.
Adapun, untuk produksi jagung hingga September 2022 mencapai 3.047.712 ton. Sementara, produksi kedelai hingga bulan yang sama baru mencapai 47.246 ton.
Adapula tanaman sorgum, yang tahun ini ditanam pada lahan seluas 120 hektare, di Wonogiri, Sukoharjo dan Cilacap. Produktifitasnya tinggi, hingga mencapai sekitar 1000 ton.
Menurut Dyah, strategi diversifikasi pangan dilakukan dengan "membudayakan" pangan lokal kepada masyarakat. Cara ini ditempuh, agar pola pikir warga tidak mengacu pada satu komoditas, seperti beras.
Berangkat dari pola pikir tersebut, Dishanpan sejak 2022 mulai menganggarkan Rp 100 juta, untuk pembelian pangan alternatif sebagai cadangan pangan.
Berdampingan dengan komoditas cadangan pangan utama yakni beras. Pangan alternatif tersebut akan secara perlahan diperkenalkan kepada masyarakat.
"Cadangan pangan kami di anggaran perubahan 2022 kami tambah mie mocaf, beras jagung dan beras singkong. Anggarannya masih kecil memang kalau dibanding beras yang mencapai Rp 1,5 miliar, untuk pangan alternatif sekitar Rp 100 juta," ujarnya, Jumat (6/1/2023).
Warga Lapor Jalan Rusak Lewat Aplikasi Jalan Cantik, Pemprov Jateng Respon Cepat Lakukan Perbaikan |
![]() |
---|
Warga Antusias Sambut Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo Saat Kunjungi Pasar Petanahan |
![]() |
---|
Dikelola Manajemen Modern dan Ramah Lingkungan, Tambak BUBK Jadi Percontohan Budidaya Perikanan |
![]() |
---|
Terima 2.801 Aduan Jalan Rusak, Ganjar Dorong Optimalisasi Anggaran untuk Penanganan Infrastruktur |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Gelar Program Parsel Lebaran dengan Libatkan 125 UMKM, Begini Cara Pesannya |
![]() |
---|