Virus Corona
Kisah Nakes Mega 2 Tahun di Wisma Atlet Kemayoran Tak Jarang Terima Makian dari Pasien Covid
Nakes Mega dari Wisma Atlet Kemayoran menceritakan pengalamannya selama 2 tahun mengurus pasien Covid19
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, KEMAYORAN – Selama kurang lebih 2 tahun berjuang menangani pasang surut Covid-19 di Indonesia, ada banyak cerita dan derita yang dirasakan setiap tenaga kesehatan (Nakes), terutama yang bersentuhan langsung dengan pasien.
Mega Regina Tambunan (26) contohnya, perawat di RSDC Wisma Atlet ini, mengenang momen-momen saat dirinya berjibaku bersama penyintas Covid-19.
Menurut pengalamannya sebagai seorang Nakes, tak jarang mendapat perlakuan tak menyenangkan, baik dari pasien, maupun dari keluarga pasien.
"Dari awal Mei 2020 sampai sekarang, itu pasti banyak momen-momen tak terlupakan. Mulai dari saya yang merawat pasien berpindah-pindah dari IGD ke ICU, dan lain-lain," ujar Mega saat ditemui Wartakotalive.com di Tower 3 RSDC Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2022).
Baca juga: JENIS Vaksin Booster Kedua untuk Nakes, yang Booster Pertama Pakai Sinovac Pilihan Vaksinnya Banyak
"Terlebih saat di IGD, saya bertemu pasien yang bukan hanya sakit tubuh, tapi juga psikis. Jadi kami harus terima apapun yang disampaikan pasien, sekalipun ucapan kotor dan membuat tekanan batin," sambungnya.
Namun menurut Mega, semua hal itu adalah momen yang bisa dimaklumi, karena ia tulus merawat sekalipun dapat perlakuan yang tidak sesuai harapannya.
"Kami harus maklumi, karena pada saat itu kan pasien juga mendapat tekanan dari lingkungan dan keluarga," ujar Mega.
Menurut Mega, pasien kerap merasa Nakes tak mengerti apa yang sedang dirasakannya.
Padahal, kata Mega, posisi pasien dan Nakes tak jauh berbeda. Yakni, tak dapat bertemu keluarga dalam waktu singkat.
"Posisi mereka dengan kami para Nakes juga sama, mereka tidak bisa bertemu dengan keluarga dalam waktu yang singkat. Kami juga sama," tutur Mega dengan suara yang sedikit melemah.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Bekasi Khawatir Nakes Terpapar Covid-19, Pekan Depan akan Divaksin Booster Kedua
"Menurut saya, paling lama seminggu untuk pasien normal (tidak bertemu keluarga), sedangkan kami para Nakes di sini, bisa enggak ketemu keluarga tahunan," sambungnya.
Namun, kata Mega, pasien tetap mengira jika Nakes tak mengerti posisi mereka.
Perempuan asal Medan itu mengaku legowo, sekalipun ia kerap mendapatkan perkataan kotor dan tidak mengenakkan lainnya.
Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi risiko dan tanggung jawabnya sebagai relawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet.
"Memang itu sudah risiko dan tanggung jawab yang kami terima, jadi enggak apa-apa," ujarnya.
Tak Lepas APD 9 Jam
Alat Perlindungan Diri (APD) menjadi seragam dinas baru bagi Mega Regina Tambunan (26), setelah dirinya resmi menjadi tenaga kesehatan (Nakes) di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Pakaian yang sebelumnya tak pernah terbayangkan oleh Mega akan melekat di tubuh mungilnya itu.
Mulai dari masker berlapis, sarung tangan, cover all, gaun, pelindung mata, pelindung muka, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boots anti air, melekat dalam satu badan setiap Nakes yang menangani penyintas Covid-19.

Mega menyebut, keseluruhan aribut itu harus dikenakannya setiap hari, selama delapan hingga sembilan jam.
Sangat sulit baginya untuk beradaptasi, Mega bahkan perlu waktu dua minggu untuk memasang dan melepas APD dengan baik dan benar.
Baca juga: Instruksi Baru Kemenkes, Nakes Tidak Resepkan Obat Sirup, Buntut Kasus Gagal Ginjal Anak
"Adaptasinya cukup lama ya, karena pada saat itu APD-nya full cover, bahkan maskernya itu dobel, dari masker medis sampai masker KN95," ujar Mega saat ditemui di Tower 3, RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2022).
"Kami wajib memakai APD setiap hari dan itu memakan waktu, dari delapan sampai sembilan jam penuh, tanpa buka. Bahkan kami enggak boleh makan, minum, dan buang hajat," sambungnya.
Mega bercerita, ada satu momen dimana ia tak sanggup menggunakan APD lagi, sehingga harus berhenti dinas karena kewalahan.
Menurutnya, selain hawa panas yang dirasakan, memakai dan melepas APD juga berpotensi menyebabkan setiap Nakes terpapar virus Covid-19.
Pasalnya, ada Standar Operasional Prosedur (SOP) tersendiri yang terapkan untuk sekadar memasang satu stel APD.
"Untuk awal-awal, dari memakai APD sampai membuka, saya bisa memakan waktu sampai 10 menit, karena masih bingung juga mana yang pertama, kedua, ketiga," ungkap Mega.
Baca juga: RSDC Wisma Atlet Mulai Lakukan Vaksin Booster Kedua untuk Nakes dan Relawan
"Itu benar-benar ada tahap SOP-nya. Bahkan untuk membuka APD itu lebih lama lagi, karena pakaian yang kami gunakan, sudah terinfeksi oleh Covid-19," sambungnya.
Mega menambahkan, sebagian Nakes yang terpapar Covid-19, kemungkinan besar akibat dari melepas APD yang tidak benar.
"Jadi mau enggak mau, bukanya enggak boleh sembarang, karena terpaparnya Nakes itu pasti dari membuka APD," jelas Mega. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News