Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Pakar Sosiologi Agama Tepis Kabar Sekeluarga yang Tewas di Kalideres Pengikut Sekte Tertentu

Kematian empat orang dalam satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat tidak terkait dengan aliran atau sekte tertentu

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Direktur Reserse Kriminal Umum (Diskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut korban terakhir yang meninggal dalam kasus sekeluarga tewas di Kalideres adalah Dian Febbyana, sang anak. Hal itu diungkapkan Hengki kepada wartawan, Sabtu (26/11/2022). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q

WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Dugaan kematian empat orang dalam satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, yang merupakan pengikut sekte tertentu akhirnya ditepis.

Hal itu disampaikan oleh ahli sosiologi agama Jamhari, saat konferensi pers di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

"Mereka bukan penganut sekte, apalagi apokaliptik. Mereka adalah orang normal yang meninggal secara wajar, karena penyakit dan lain-lain," kata dia.

Jamhari menyampaikan hal tersebut dari beberapa fakta yang ditemukan saat penyelidikan.

Baca juga: Kasus Tewasnya Sekeluarga di Kalideres Dihentikan, Tak Ada Unsur Pidana, lalu Apa Motifnya?

Mulai dari anggapan keluarga yang tertutup,  mengisolasi diri di rumahnya, hingga ditemukan beberapa buku agama.

"Ternyata ini bukan hal yang baru, karena setelah dirunut, mereka memang cenderung tertutup dan mengisolasi diri. Ditambah lagi situasi pandemi," tuturnya.

"Ada beberapa buku agama, ada buku agama Kristen, paling banyak Islam, ketiga Buddha. Tidak ada yang aneh dan istimewa di buku itu buku biasa yang bisa dibeli di luar. Bukan mengkaji sekte atau keagamaan tertentu," sambung dia.

Ia juga menyebut para korban sempat melakukan ritual hanya untuk pengobatan.

"Mereka melakukan ritual ada rajah, mantra, kalimat ayat-ayat Quran, jeruk nipis diperkirakan untuk pengobatan. Saya lihat lafal bahasa Arab, surat Yusuf yang biasa dipakai untuk dapat kharisma, aura lancarkan jodoh. Ada ayat yang biasa dipakai untuk cari kesejahteraan atau kekuatan batin dalam mengarungi hidup," katanya. 

Kasus dihentikan

Polda Metro Jaya memutuskan untuk menghentikan penyelidikan kasus tewasnya empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, saat konferensi pers, Jumat (9/12/2022).

Hengki menuturkan bahwa pihaknya tidak menemukan adanya unsur pidana atas kematian satu keluarga yang baru diketahui pada 10 November 2022 lalu.

"Kesimpulan akhir penyidikan kami baik dari Labfor maupun melibatkan berbagai ahli tidak ditemukan adanya peristiwa pidana yang menyebabkan kematian empat orang di TKP tersebut," ujar dia.

Ia menambahkan, tidak ada motif kejahatan di balik kematian satu keluarga tersebut dan tidak ditemukan pula tindakan pencurian, pembunuhan serta kekerasan atas kematian mereka. 

"Hasil penyelidikan kami tidak ada peristiwa pidana, maka kasus ini akan kami hentikan penyelidikan," katanya. 

Baca juga: Ternyata, Sebelum Meninggal Satu Keluarga di Kalideres Lakukan Ritual yang Menyeramkan

Urutan kematian 

Dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022) itu, terungkap bahwa Rudyanto merupakan anggota keluarga yang meninggal pertama kali.

"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha Gunawa karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata dokter forensik Asri M Pralebda.

Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.

Baca juga: Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Karena Kesehatan Mental Terganggu Akibat Pandemi

Keempat jasad itu yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang. Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Baca juga: Polisi Ada Temuan Terbaru Berupa Feses Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Kematian keempatnya menjadi misterius karena tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka.

Tak juga ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam korban. Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut.

Diduga, mereka tidak makan dalam waktu cukup lama sebelum tewas.

Tim ahli Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri memastikan tidak ada temuan bahan beracun dan berbahaya di tubuh satu keluarga tewas misterius di Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga: Isi Percakapan Handphone Satu Keluarga Tewas di Kalideres Penuh Hujatan

Hal itu disampaikan Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Kombes (Pol) Wahyu Marsudi saat menjelaskan hasil pemeriksaan terhadap keempat jenazah korban, Jumat (9/12/2022).

"Jadi dari segi laboratorium forensik tidak ditemukan adanya bahan beracun dan berbahaya dari tubuh korban," ujar Wahyu di Mapolda Metro Jaya.

Menurut Wahyu, hal itu diketahui setelah pihaknya bersama tim kedokteran forensik memeriksa dan menganalisis organ-organ tubuh jenazah.

Baca juga: VIDEO : Polisi Ungkap Temuan Buku Mantra hingga Kemenyan di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh terhadap keempat jenazah korban yakni Rudiyanto Gunawan, Reni Margaretha Gunawan, Dian, dan Budiyanto Gunawan.

"Dari pemeriksaan organ-organ tubuh tersebut, baik itu dari ayah, ibu, anak dan paman, kami tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya," kata Wahyu.

Dari hasil pemeriksaan katanya untuk Reni diketahui mengonsumsi obat kanker payudara.

"Dan obat kanker payudara itu bukan racun," katanya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved