Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Polisi Ada Temuan Terbaru Berupa Feses Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Penemuan terbaru didapati dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat bahwa dari hasil autopsi jasad, ada temuan feses atau tinja.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Penemuan terbaru kembali didapati dalam kasus kematian satu keluarga di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa dari hasil autopsi jasad, ada temuan feses atau tinja.
Dia menuturkan temuan tersebut mesti diteliti terlebih dahulu di laboratorium.
"Kemarin berdasarkan keterangan kedokteran forensik, kita menemukan feses dan ini kita harus teliti di laboratorium ini mengandung apa kan harus diteliti lagi," ujar Hengki, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/11/2022).
Baca juga: Piala Dunia 2022: Hasil Akhir Swiss 1-0 Kamerun, Breel Embolo Bawa Palang Merah ke Puncak Klasemen
"Apakah arti dari temuan autopsi itu, nanti ahli yang akan mengatakan. Apakah bisa mengungkap atau mematahkan praduga selama ini, kita sedang teliti itu," sambungnya.
Selain itu, Hengki menuturkan pihaknya bersama tim ahli psikologi forensik juga tengah melakukan penelitian terkait latar belakang korban.
Penelitian tersebut turut menyangkut penggunaan dua handphone yang dipakai untuk empat orang dalam satu rumah.
Dalam handphone itu, ditemukan percakapan yang berisi kata-kata tentang emosi. Komunikasi tersebut satu arah dari handphone satu ke handphone yang lain.
Baca juga: Tersangka Kasus Obat Sirop Penyebab Gangguan Ginjal Akut, Bos Perusahaan Dua Kali Mangkir
Meski banyak kalimat terkait ungkapan emosi, diklaim tata bahasa yang digunakan dalam handphone itu baik.
Dari tata bahasa yang teratur tersebut, pihak kepolisian menduga pesan tersebut ditulis oleh seorang wanita.
"Seperti kemarin ada yang tanya itu komunikasi satu arah antara handphone. Kita coba lihat di dalam rumah itu ada dua handphone dipakai masing-masing untuk dua orang. Jadi di rumah itu hanya ada dua handphone," kata dia.
"Tapi ada komunikasi yang intens antara handphone ini ke handphone ini dan satu arah tidak dibalas berisi emosi negatif. Itu secara psikologis akan diteliti apa latar belakang dari korban ini. Yang jelas ini kata-katanya sangat terlihat berpendidikan, ada bahasa Inggris jadi sifatnya emosi yang bersifat negatif," sambungnya. (m31)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.