Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Sebelum HUT ke-73 Polda Metro Jaya, akan Diungkapkan Penyebab Kematian Sekeluarga di Kalideres
Jelang HUT ke 73 Polda Metro Jaya, hingga kini kasus kematian 4 orang sekeluarga di Kalideres belum bisa diuraikan penyebabnya
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Kasus kematian 4 orang sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, belum sampai di titik kesimpulan.
Polda Metro Jaya berencana menyampaikan kesimpulan kasus tersebut sebelum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Polda Metro Jaya.
Adapun HUT Polda Metro Jaya jatuh pada 6 Desember 2022 besok.
Artinya, Senin (5/12/2022) hari ini rencananya akan disampaikan kesimpulan kasus itu.
"Pokoknya kesimpulan kasus Kalideres diupayakan (diselesaikan) sebelum HUT Polda Metro Jaya, hari puncaknya kan tanggal 6," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, dalam keterangannya, Minggu (4/12/2022).
Zulpan menambahkan, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berencana mengumpulkan para ahli guna mendengarkan keterangan mereka masing-masing.
"Pak Kapolda nanti pengin para tim ahli dikumpulkan dan berbicara sesuai keahliannya, baru nanti penyidik memberikan kesimpulan, belum sekarang," katanya.
Baca juga: Disamping Ibunda, Dian Febbyana Jadi yang Terakhir Tewas dalam Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Di sisi lain, Polda Metro Jaya menggelar acara olahraga bersama di Lapangan Ditlantas Polda Metro Jaya pada Minggu pagi kemarin.
Fadil selaku Kapolda langsung membuka acara itu dengan kegiatan jalan santai di area Polda Metro Jaya bersama seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir.
Acara itu tak hanya menggelar olahraga bersama saja, tetapi berbagai kegiatan lainnya dilakukan. Salah satunya pembagian doorprize berhadiah sepeda motor bagi para peserta.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menuturkan penyelidikan kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, hampir rampung.
Pihaknya kata Hengki menargetkan hasil akhir penyelidikan bisa dituntaskan pekan depan, terutama soal motif satu keluarga tersebut tewas.
Baca juga: Penemuan 4 Mayat Sekeluarga di Kalideres, Polisi Duga Anak Mati Terakhir dengan Posisi Peluk Guling
"Mudah-mudahan pekan depan kami akan sampaikan rilis akhir dari pada penyelidikan kami tentang ditemukannya empat mayat ataupun jenazah di Kalideres," ujar Hengki dalam keterangannya, Kamis (1/12/2022).
Hengki belum dapat berkomentar lebih jauh soal temuan baru, maupun hasil kesimpulan sementara soal motif dan penyebab tewasnya keluarga tersebut.
Dia hanya mengatakan bahwa penyidik sudah memeriksa 28 saksi dan tengah mendalami setiap keterangan itu bersama tim ahli gabungan, khususnya pakar psikologi forensik.
Di samping itu, penyidik juga mencari keterkaitan antara keterangan saksi dan temuan alat bukti untuk mengungkapkan motif serta penyebab tewasnya satu keluarga tersebut.
"Kami juga sampai sekarang masih menanti pemeriksaan tim ahli kedokteran forensik gabungan, dari kedokteran forensik Polri maupun dari RSCM UI untuk mencari sebab pasti daripada kematian ini," pungkas Hengki.
Kesehatan Mental Terganggu?
Terkait satu keluarga tewas di Kalideres, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menduga tidak tertutup kemungkinan mereka melakukan bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spritual tertentu.
Hal ini menurut Reza bisa juga terjadi karena terganggunya kesehatan mental mereka akibat pandemi Covid-19.
"Beberapa waktu lalu saya berspekulasi, tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu. Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," kata Reza kepada Wartakotalive.com, melalui pesan tertulis, Rabu (30/11/2022).
Pada sisi lain, kata Reza, spekulasi kedua, karena kematian tidak berlangsung serentak, dan anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir, tidak tertutup kemungkinan bahwa kematian (bunuh diri) dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.
"Dengan situasi sedemikian rupa, kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP. Namun karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial (persidangan pelaku kejahatan yang sudah meninggal-Red), maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," katanya.
Pada sisi lain, Reza, mengajak kita mengingat kembali perkataan badan kesehatan dunia yakni WHO.

Baca juga: Polisi Ada Temuan Terbaru Berupa Feses Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres
"WHO sudah bilang sejak awal pandemi Covid 19 bahwa kita bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virusnya. Tapi problem kesehatan mental akibat pandemi justru tidak mendapat perhatian setara." ujar Reza.
"Jadi, bukan hanya virus yang mewabah. Tekanan batin dan serbaneka perilaku malasuai (tidak sesuai atau tidak normal-Red) juga sepertinya menjadi pandemi. Termasuk pemunculan sekte-sekte spiritualitas baru," tambah Reza.
Pemunculan sekte di masa pandemi lalu, menurut Reza memang masif di sejumlah wilayah.
"Di Perancis saja ada lima ratusan sekte baru. Dan Pemerintah sampai mengalokasikan dana hingga 1 juta Euro guna meningkatkan pengawasan terhadap sekte-sekte yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat tersebut," katanya.
Menurut Reza, Apa pun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya perlu selekasnya menyelesaikan pengungkapan kasus.
Baca juga: Disamping Ibunda, Dian Febbyana Jadi yang Terakhir Tewas dalam Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Termasuk kata Reza, apabila kesimpulannya adalah kasus tidak terpecahkan (unsolved case).
"Hal tersebut perlu dilakukan agar pemberitaan dan obrolan tentang kasus ini dapat juga segera dihentikan sehingga tidak mendorong terjadinya penularan bunuh diri atau suicide contagion di tengah masyarakat," katanya.
Sebab kata Reza, pada masa seperti sekarang, ketika gangguan kejiwaan sangat rentan mewabah (berdasarkan peringatan WHO), ekspos yang tinggi tentang bunuh diri dapat menginspirasi audiens.
"Terutama mereka yang tergolong rentan, untuk meniru perbuatan serupa atau copycat suicide," ujarnya.
Ritual
Sebelumnya polisi mengklaim menemukan sederet fakta baru berdasar pada hasil penyelidikan terkait kematian satu keluarga di dalam rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Bersama tim asosiasi psikologi forensik, penyidik menemukan fakta yang berkaitan dengan ritual tertentu.
Hal itu merujuk pada beberapa barang berupa buku mantra dan kemenyan yang ditemukan di dalam rumah milik Rudyanto Gunawan dan Margaretha.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa tidak semua anggota keluarga menganut kepercayaan tersebut secara penuh.
Menurut Hengki, salah satu penghuni rumah bernama Budyanto adalah orang diduga kerap menjalani ritual tertentu.
"Bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Budyanto. Bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki dalam keterangannya pada Selasa (29/11/2022).
Temuan baru, katanya terungkap setelah polisi bersama tim Asosiasi Psikologi mempelajari keterangan saksi dan melihat bukti-bukti yang ditemukan di lokasi identik dengan ritual tertentu.
Baca juga: Dua Jasad Lansia Membusuk Ditemukan di Dalam Rumah di Taman Sari, Mirip Kasus di Kalideres
"Ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki.
Dugaan adanya praktik ritual tertentu yang dijalani oleh Budyanto menemui titik terang setelah polisi menemukan buku mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.
"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki.
Dengan demikian, Polda Metro Jaya berencana memanggil dan meminta keterangan pada ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan menganalisa soal temuan buku mantra tersebut.
"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki.
Hengki mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.
"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata Hengki.
Selain itu, katanya penyidik bersama tim asosiasi psikologi forensik akan mendalami terkait kematian sekeluarga yang meninggal dunia itu melalui otopsi psikologis. "Scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama," ucap Hengki.
Sebagaimana diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.
Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.
Keluarga Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang. Kemudian, jasad istri Rudyanto, Margaretha Gunawan (68), ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.
Baca juga: Penemuan 4 Mayat Sekeluarga di Kalideres, Polisi Duga Anak Mati Terakhir dengan Posisi Peluk Guling
Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.
Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.
Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda. Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu sudah beberapa minggu lalu sebelum ditemukan.
Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat atau unsur berbahaya di organ dalam.
Hasil penelusuran jejak digital pada ponsel para korban pun telah dikantongi. Hingga kini, Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu.(bum)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News