Berita Tangsel

Prada Muhammad Idra Wijaya Tewas Dianiaya Empat Rekannya saat Tugas di Biak, Sang Ibu Masih Terpukul

Prada Muhammad Idra Wijaya meninggal dibunuh rekan sejawat saat bertugas di Makoopsud III Biak, Papua pekan lalu.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Rafsanjani Simanjorang
Rika Wijaya kakak korban, saat menunjukkan foto adiknya, Prada Muhammad Idra Wijaya 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG-Kedua orang tua almarhum Prada Muhammad Idra Wijaya masih syok atas meninggalnya putra mereka di tangan rekan sejawat saat bertugas di Makoopsud III Biak, Papua pekan lalu.

Khususnya sang ibu, hingga kini masih larut dalam kesedihan, bahkan kerap meneteskan air mata.

Apalagi hubungan sang ibu dengan anak begitu erat.

Hal ini diungkapkan Rika Wijaya, kakak korban.

"Memang dia (Prada Indra), paling dekat dengan ibu dari dulu. Kalau dengan saya juga memang sering curhat, tapi curhatnya yang baik-baik, seniornya baik, komandannya baik. Yang saya sedih itu, berarti selama ini dia menyimpan rasa sakit itu sendiri," kata Rika saat ditemui di kediamannya, di Jalan Danau Maninjau, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Kamis (24/11/2022).

Rika sendiri mengenal sosok adiknya merupakan sosok begitu periang, dan pekerja keras yang tak pernah mengeluh sama sekali.

Ia bahkan melihat bagaimana perjuangan sang adik untuk lolos TNI AU.

Baca juga: Polisi Ada Temuan Terbaru Berupa Feses Terkait Satu Keluarga Tewas di Kalideres

"Itu cita-cita yang tidak pernah dipaksakan untuk dia. Dia itu memang punya cita-cita dan bertekad masuk TNI AU. Kalau dilihat perjuangannya, memang luar biasa. Kebetulan kan dari keluarga banyak yang anggota, kakek saya juga dulu anggota, dan keluarga juga anggota. Mungkin motivasi adik saya ngelanjutin TNI. Memang kakek dulu TNI AD, tapi keluarga banyakan di TNI AU. Dan kemauan dia memang hanya di TNI AU," kata Rika.

Prada Indra lolos sebagai tamtama tahun 2021 lalu. 

Pasca mengikuti pendidikan, dan pelatihan, ia dilantik jadi anggota TNI AU dan ditempatkan di Biak, Papua.

"Dia di Biak pun baru empat bulan, dari Juli kemarin," kata Rika.

Namun, naas bagi Indra. Usai meraih impiannya jadi TNI AU, ia gugur di tangan rekan sejawat yang tega menganiayaya dirinya. 

Baca juga: Keluarga Minta Empat Anggota TNI AU Pelaku Penganiayaan Prada Indra Dihukum Maksimal

Kejanggalan

Prada Indra alias Muhammad Indra Wijaya meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Manuhua Biak, pada Sabtu (19/11/2022).

Pihak keluarga mengaku hanya diberitahu bahwa prajurit TNI AU Prada Muhammad Indra Wijaya meninggal di Biak, Papua, karena dehidrasi berat usai berolahraga.

Namun, pihak keluarga merasa janggal karena mendapati sejumlah luka lebam dan diduga luka sayatan di tubuh Prada Indra

Hal itu disampaikan kakak perempuan Prada Indra yakni Rika Wijaya.

"Awalnya disampaikannya oleh Dokter Nico selaku dokter penyakit dalam bahwa adik saya Prada Indra Wijaya dinyatakan meninggal karena dehidrasi berat selesai olahraga futsal dari jam 20.00 WIT sampai jam 23.00 WIT," ungkap Rika, dikutip dari Kompas.com.

Namun saat keluarga melihat kondisi jenazah, sejumlah luka ditemukan.

Ada luka lebam dan diduga sayatan di bagian dada hingga perut Prada Indra.

Hal itu diketahui setelah pihak keluarga membuka paksa kunci gembok peti jenazah yang diantarkan langsung ke rumah duka di Tangerang.

Pihak keluarga lalu membuka seluruh kain kafan Prada Indra karena melihat ada darah yang keluar dari bagian wajah.

"Akhirnya kami minta untuk dibuka seluruh bagiannya kemudian dibuka lagi bagian kain kafannya hingga seluruh badan, dan terlihat ada luka lebam di bagian dada sampai dengan di bagian perut," ujar Rika.

Diminta Kuburkan Cepat

Pihak keluarga Prada TNI AU Muhammad Indra Wijaya mengaku diminta langsung menguburkan jenazah setelah diantarkan dari Biak, Papua ke rumah duka di Tangerang.

Rika Wijaya mengatakan hal itu merupakan permintaan dari pihak Markas Komando Operasi (Makoopsud) III Biak yang disampaikan kepada pihak keluarga ketika menerima kedatangan jenazah.

"Salah satu dari keluarga saya pada saat di Soekarno-hatta mendapatkan telepon dari satu anggota Koopsud III di Biak, bahwasanya adik saya ini harus langsung dibawa ke rumah duka, setelah itu langsung dimakamkan," ujar Rika, Rabu (23/11/2022).

Permintaan tersebut pun menjadi tanda tanya besar bagi pihak keluarga.

Terlebih, jenazah Prada Indra dibawa ke rumah duka menggunakan peti yang digembok tanpa kunci.

Perwira TNI AU yang ditugaskan mendampingi proses pengantaran jenazah pun mengaku tak dibekali kunci untuk membuka peti tersebut.

"Beliau menjawab bahwa dia tidak diberikan kunci dari Koopsud-nya sendiri. Dari sana dari Biak tidak dikasih kunci," kata Rika

"Akhirnya pihak keluarga membuka paksa gembok peti jenazah, dengan merusak gembok menggunakan palu," sambung dia.

Pada saat itu, lanjut Rika, perwira TNI AU yang hadir ke rumah duka juga meminta agar jenazah Prada Indra hanya boleh dilihat oleh keluarga inti.

"Boleh dibuka namun hanya boleh disaksikan oleh pihak keluarga saja. Kemudian pihak keluarga membuka," pungkas dia.

Diduga Dianiaya 4 Prajurit

Setelah melakukan penyelidikan, TNI Angkatan Udara menahan empat prajuritnya karena diduga terlibat penganiayaan yang membuat Prada Indra meninggal dunia.

 "Terhadap kejadian tersebut, TNI AU menahan empat prajurit, yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan, untuk dimintai keterangan dan penyidikan lebih lanjut," Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).

Indan mengatakan, TNI Angkatan Udara melalui Satuan Polisi Militer (Satpom) Koopsud III Biak masih terus melakukan penyidikan dan pendalaman terhadap dugaan kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya Prada Indra.

Dia memastikan bahwa TNI Angkatan Udara akan menjatuhkan sanksi tegas jika ditemukannya bukti keterlibatan empat personelnya dalam kasus ini

"Bila terbukti ditemukan ada tindak pidana penganiayaan, TNI AU akan memberikan sanksi hukum tegas, sesuai aturan yang berlaku," imbuh dia.

Indan menjelaskan, Prada Indra sebelumnya ditemukan dalam kondisi pingsan di mes tamtama Tiger Makoopsud III Biak.

Selanjutnya, Prada Indra dibawa menuju Rumah Sakit Lanud Manuhua, Biak, untuk mendapatkan perawatan.

Akan tetapi, nyawanya tidak tertolong dan meninggal pada Sabtu kemarin.

"Prada Muhamad Indra Wijaya merupakan tamtama yang bertugas di Sekretariat Makoopsud III Biak, yang meninggal pada Sabtu (19/11/2022), setelah sebelumnya dilakukan perawatan di Rumah Sakit Lanud Manuhua, Biak," imbuh dia.

Sebagian naskah ini tayang telah tayang di TribunJatim.com 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved