Gempa Bumi
Juragan Beras di Cianjur Ini Ikhlaskan Dagangan untuk Pengungsi Terdampak Gempa Bumi
Juragan beras Desa Cibulakan, Cugeunang, Cianjur, Jawa Barat Hj Rosidah mengeluarkan 50 kilogram beras yang ada di tokonya untuk diberikan bagi warga.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, CIANJUR - Juragan beras Desa Cibulakan, Cugeunang, Cianjur, Jawa Barat Hj Rosidah langsung mengeluarkan 50 kilogram (kg) stok beras yang ada di tokonya. Hj Rosidah merupakan warga RT 4 RW 2 Cibulakan, Ceugeunang.
Wanita yang sudah tinggal di Cianjur sejak tahun 1960an itu panik saat gempa 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur.
Ketika itu, Rosidah tengah menjaga toko berasnya yang terletak di Jalan Gatot Mangkupraja, Cugenang, Jawa Barat.
Tiba-tiba saja tokonya bergoyang. Kemudian plafon toko beras Rosidah roboh. Wanita tersebut sempat tertimpa plafon.
"Untungnya saja hanya plafon yang roboh. Itukan ringan jadi saya hanya luka ringan," ucap Rosidah ditemui pascagempa Rabu (23/11/2022).
Saat keluar dari Toko Beras Lebak Wangi yang dikelola selama puluhan tahun, betapa kagetnya Rosidah melihat puluhan rumah di sekelilingnya telah roboh. Bahkan, sebuah Toko Sembako roboh ke samping seperti bangunan tercerabut dari akarnya.
Baca juga: 2 Hari Terkubur Puing Gempa Cianjur, Bocah 5 Tahun Ditemukan Hidup, Kondisi Lemas dan Berdebu
Saat Rosidah ke kawasan belakang rumahnya, ia mendengar kabar bahwa sejumlah warga di RT 4 RW 2 Cugenang telah meninggal dunia karena tertimba bangunan.
Para warga yang kehilangan rumah dan keluarga pun meraung-raung pascagempa berkekuatan 5,6 magnitudo menimpa Cianjur.
Kemudian kata Rosidah, sejumlah warga inisiatif membangun posko penampungan sementara dari terpal seadanya. Bahkan, salah satu terpal diambil dari bekas kurban 2022.
Saat itu, belum ada satu bantuan pun yang masuk ke kampungnya. Tidak ada makanan, minuman, listrik, air bersih, dan pakaian untuk puluhan para pengungsi.
Sampai Senin malam atau 8 jam pascagempa, warga sama sekali tidak bisa mendapatkan makanan. Rosidah pun inisiatif mengambil stok beras yang dijual di tokonya.
Baca juga: Bareskrim Polri Tangkap Pembuat Website Palsu Pembelian Tiket Formula E, Dua Masih Buron
Sebanyak 50 kilogram (kg) beras yang dijualnya dibagikan cuma-cuma untuk tetangganya. Dapur umum dadakan dibuat warga.
Di bawah penerangan yang minim karena mati listrik, warga mengolah beras yang diberikan oleh Rosidah. Kata Rosidah, bukan hanya ia seorang dari warga Cibulakan yang membantu warga sekitar.
Seluruh warga yang rumahnya selamat dari gempa, secara swadaya mengeluarkan seluruh isi kulkas dan bahan pokok yang ada di dapur mereka. Mulai dari mi instan, daging ayam, hingga minuman dikeluarkan untuk warga.
Bahkan, hingga dua hari pascagempa, teralis toko beras Rosidah dalam keadaan terbuka. Ia membiarkan belasan karung beras dan beas tergeletak di dalam tokonya yang terbuka tanpa penjagaan.
Sampai saat ini Rabu pagi, halaman dari gudang beras Rosidah juga menjadi tempat tenda pengungsian berdiri.
"Itu gudang beras dan penggilingan padi punya anak saya rusak. Tapi ya sudahlah, masih Alhamdulilah semua anggota keluarga selamat," ucap syukur Rosidah.
Rosidah berharap bantuan dari pemerintah segera tiba. Pasalnya, kampungnya saat ini belum mendapat bantuan dari pemerintah. Warga Desa Cibulakan hanya mendapatkan bantuan dari komunitas dan relawan hingga tiga hari pascagempa.
Kata Rosidah, kalaupun ada truk bantuan yang melintas, semunya mengarah ke Desa Benjot dan tidak berhenti di desanya.
Padahal menurut Rosidah, ada ratusan warga yang juga membutuhkan bantuan di desanya lantaran rumah rusak parah karena gempa bumi.
"Kalau bisa ke pemerintah saya harap bantuan segera datang. Karena hingga kini bantuan masih minim seperti tenda, terpal, popok orang dewasa, dan selimut," bebernya. (Des)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.