Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Motif Satu Keluarga Tewas di Kalideres Karena Perampokan, Kecil Kemungkinan
Kombes Hengki Haryadi menilai sangat kecil kemungkinan satu keluarga tewas di Kalideres adalah korban perampokan atau pencurian dengan kekerasan.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
"Baik kebiasaan secara adat, tradisi, atau kepercayaan," ujarnya.
Ia menjelaskan di etnis Tionghoa sendiri, ada suku-suku yang biasanya memiliki dan menampilkan kebiasaan tersendiri.
"Yang mungkin etnis Tionghoa pun juga ada, yang terbiasa tertutup, ada yang biasa terbuka. Kalau yang terbuka seperti suku Suku Khek, suku Tiociu itu terbuka. Tapi ada suku yang tertutup," ujarnya.
Seperti diketahui suku-suku Tionghoa yang terbesar diantaranya adalah Hokkian, Khek/Hakka, Tiociu, Hainan, dan Kanton, yang daerah asalnya dari Tiongkok.
"Kenapa harus diselidiki soal etnis ini, karena kemungkinan saja kepercayaan-kepercayaan dari etnis tersebut ada dan bisa memberi petunjuk," katanya.
Anton menjelaskan dari hasil pemeriksaan awal polisi menyimpulkan bahwa pada 4 jenazah korban yang ditemukan terjadi mumifikasi.
"Karena apa, karena mayatnya mengering. Yang jadi kesulitan karena hasil daripada labfor dan medical forensik belum keluar," ujarnya.
Baca juga: Ibu dan Anak Anggota Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Sering Titip Kue Kering di Pasar
"Padahal ketika mayat mengering biasanya ada unsur unsur formalin. Apakah di sini nanti di dalam DNA nya itu ada unsur formalin atau tidak, ini tidak bisa dengan mata telanjang tapi harus menunggu dengan laboratorium forensik," kata Anton.
Menurut Anton untuk suku di Indonesia yang terbiasa dengan mumifikasi atau mayat mengering adalah suku Toraja.
"Secara adat juga, yang bisa mengeringkan mayat saat ini, yang ada di Indonesia adalah masyarakat Toraja. Makanya kemarin saya minta tolong agar dibentuk Multi Center. Yakni ahli ahli yang berhubungan dengan masalah mumifikasi ini dikumpulkan," katanya.
"Bisa saja ahli dari Toraja, kenapa ini bisa begini. Karena kita ada keterbatasan keterbatasan ilmu pengetahuan," kata Anton.
Terkait cukup lamanya polisi menyelidiki kasus ini menurut Anton karena kasus ini dinilai berat maka sesuai buku kuning reserse atau juknis, maka polisi memiliki waktu 120 hari untuk mengungkapnya.
"Juga untuk olah TKP berkali-kali itu bisa saja dan wajar. Keuletan penyidik jadi kunci sukses. Karena memang ini kasus unik dan pertama kali terjadi di Indonesia," katanya.
Seperti diketahui empat mayat ditemukan dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden Extension, Blok AC5, Nomor 7, di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sekira pukul 18.30 WIB.
Baca juga: Sempat Jadi Misteri Selama Sepekan, Motif Kematian Satu Keluarga Tewas di Kalideres Terungkap Polisi
Diketahui, keempat mayat tersebut merupakan satu keluarga. Yakni Renny Margaretha (68) dan suaminya Rudyanto Gunawan (71), anak mereka Dian Febbyana (42), dan Budyanto Gunawan (68) adik Rudyanto.