Pemerintah Tetapkan KLB, Dinkes DKI Jakarta Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Penyakit Polio
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan dini pada penyakit polio usai status Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan pemerintah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Usai ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan dini pada penyakit polio.
Hal tersebut berangkat dari kasus polio di Pidie Aceh yang dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, pada Jumat (18/11/2022) kemarin.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama menjelaskan bahwa polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.
"Penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan. Sangat rentan terhadap anak-anak dan remaja," ujar Ngabila melalui pesan singkat WhatsApp, pada Sabtu (19/11/2022).
Baca juga: Ari Lasso Jagokan Jerman dan Inggris di Piala Dunia 2022, Mengapa Negara Amerika Latin Jadi Juara?
Ngabila mengatakan polio adalah penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan dan cacat seumur hidup. Adapun salah satu gejala polio yang sering muncul adalah lumpuh layuh.
Ia menjelaskan, lumpuh layuh merupakan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan bersifat layuh atau lemas pada anak usia di bawah 15 tahun.
"Biasanya cara penularan dapat melalui air atau makanan yang tercemar oleh tinja. Di mana tinja tersebut mengandung virus polio," ucap Ngabila.
Kemudian, Ngabila juga menjelaskan terdapat pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layuh akut atau yang dikenal dengan istilah Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP).
Pengamatan tersebut dapat disebut AFP apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Anak usia di bawah 15 tahun,
2. Kelumpuhan bersifat layuh (flaccid) dan terjadi secara mendadak,
3. Kelumpuhan bukan disebabkan oleh trauma atau ruda paksa atau kekerasan.
Ngabila mengingatkan kepada masyarakat apabila ditemukan gejala seperti itu, dapat langsung melapor ke petugas puskesmas terdekat.
"Masyarakat juga dapat melakukan pencegahan dengan selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat," kata Ngabila.
Selain itu, memberikan imunisasi polio baik melalui tetes maupun suntik. Pemberian imunisasi polio tersebut harus lengkap dan sesuai dengan jadwal pada bayi.
Hal terakhir yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana hindari Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat.
"Yang terpenting ya itu tadi. Intinya jaga kebersihan dan kurangi kebiasaan jorok yang dapat menimbulkan virus," tegas Ngabila. (m36)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.