Eksklusif Warta Kota
Dirut PT KAS I Wayan Madik Kesuma, Pernah Jadi Tukang Kenek Bangunan Saat SMP
Meski penjualan properti kembali meningkat saat Covid-19 melandai tahun 2021, bagaimana PT KAS menyiasati masa sulit ini?
Butuh banyak orang untuk mengerjakan satu perumahan sampai selesai.
Begitu pun dengan modal, dibutuhkan biaya yang cukup banyak mulai dari beli tanah hingga jual beli rumah itu sendiri. Ini perlu ilmu interdisiplin untuk bisa mengaturnya dengan baik.

Apakah bisnis ini dijalankan berkaitan dengan masa lalu Anda?
Perjalanan hidup saya memang sangat panjang. Saya menjadi kenek bangunan sejak SMP.
Saya ikut teman bekerja di bangunan untuk mengisi waktu. Jadi saya tahu proses pengerjaan bangunan. Kemudian saya memang pernah kuliah manajemen di UI (Universitas Indonesia).
Saya kuliah administrasi sampai S2. Saya basic-nya akuntan, auditor negara, saya dikuliahkan negara.
Singkat cerita, saya keluar dari auditor negara untuk bekerja di perusahaan kontraktor minyak nasional.
Kami punya proyek hingga ke Timur Tengah, Amerika Latin, dan berbagai belahan dunia lainnya.
Saya mengabdi di sana selama 15 tahun sehingga tahu pekerjaan kontruksi.
Akumulasi skill dan pengetahun inilah yang saya terapkan di bidang properti. Jadi tidak tiba-tiba saja bergelut di properti, ada perjalanan panjang.
Dan bisnis properti ini merupakan cara saya berkontribusi membangun negeri ini.
Kembali ke bisnis properti. Perkembangan teknologi begitu pesat, bagaimana Anda menyikapi tren digitalisasi terhadap perkembangan bisnis ini?
Kami sangat terbantu perkembangan teknologi. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kami bisa mengelola dua perumahan yang skalanya cukup besar.
Satu perumahan 18 hektare, satunya 20 hektare. Bagaimana membangun, mengurus izin kalau teknologinya belum secanggih saat ini?
Terus terang, kami bahkan membuat satu bagian khusus untuk marketing communication.