VIDEO Berawal dari Hobi, Yayan Sukses Jadi Pengusaha Lele di Bekasi

"Misalnya seperti ikan lele itu berwarna kuning, badannya ada juga yang luka-luka. Mulut-mulut lele pada putih itu yang tidak sehat," ungkapnya.

"Maka dari itu, kendalanya menjadi pengusaha ikan lele keuntungan yang ada menutupi kerugian. Belum lagi membayar dua karyawan saya," imbuhnya.

Tak hanya tambak yang berada di kawasan Rawalumbu, Yawan juga telah merintis usaha keduanya di kawasan Mustika, Padurenan.

"Kalau keuntungan di ternak lele tidak bisa memastikan, ya kadang kalau lagi bagus bisa puluhan juta. Intinya, jika ikan sehat saya bisa meraup Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kilogramnya (kg). Kalau sekarang saya jual ke penjual lain Rp 18.500 untuk area Bekasi. Mungkin kalau untuk di Jakarta Rp 22.000 per kgnya," jelasnya.

Selain itu, pria yang mengenakan topi cokelat ini menjelaskan kelebihan dan kekurangan budidaya ikan lele di kolam jaring apung.

"Menurut saya lahan budidaya bisa sangat luas, pengontrolan ikan bisa dilakukan dengan mudah, dan juga menciptakan lingkungan yang alami sehingga ikan bisa tumbuh optimal," ungkapnya.

"Kalau untuk kekurangan kolam jaring apung yakni di antaranya suhu air kolam lele akan sulit dikendalikan, ikan lele rawan terserang penyakit dan bisa hanyut dan mudah rusak apalagi saat musim hujan serta ikan mudah lepas kalau jaring rusak atau berlubang,

Ke depannya, Yawan berharap harga pakan ikan lele tidak meningkat. Lantaran, hal tersebut dapat menyulitkan usahanya.

"Saya sebagai peternak ikan lele dan yang lain bisa lebih maju usahanya dan pakan ikan bisa lebih murah agar usaha saya bisa berjalan dengan baik. Peternak kan juga punya keluarga ada yang harus dibiayai," tutup dia. (m27)