Rusuh Arema Persebaya
Polisi Tembakan Gas Air Mata Kadaluarsa Saat Tragedi Kanjuruhan, Efeknya Sangat Fatal!
Pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), polisi tembak gas air mata kedaluwarsa.
WARTAKOTALIVE.COM - Ada bahaya mengintai dibalik pemakaian gas air mata kadaluarsa yang ditembakkan polisi saat tragedi Kanjuruan Malang.
Pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), polisi tembak gas air mata kedaluwarsa.
Ada tiga kandungan kimia berbahaya dan jadi racun bagi manusia, yang ada di gas air mata kedaluwarsa.
Padahal, menurut penjelasan Profesor Ahli Kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, Mónica Kräuter menemukan tiga kandungan yang ada di gas air mata kedaluwarsa.
Senyawa yang ada di dalam gas air mata kedaluwarsa mengandung gas sianida, fosgen, dan nitrogen dan membahayakan tubuh manusia.
Baca juga: Lakukan Evaluasi Tragedi Kanjuruhan, Polri Bakal Menyusun Aturan Pengamanan Sepak Bola di Indonesia
Dalam tragedi Kanjuruhan, sebanyak 132 suporter tewas dipicu dari penembakkan gas air mata.
Belakangan, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, gas air mata kedaluwarsa tidak membahayakan karena senyawa terurai.
Pernyataan Dedi berbeda dengan yang disampaikan oleh Mónica Kräuter yang menemukan kandungan gas air mata kedaluwarsa berbahaya.
Baca juga: Alvin Lim Duga Tragedi Kanjuruhan Untuk Redam Kasus Ferdy Sambo dan Konsorsium 303
Bagaimana penjelasan bahayanya gas air mata kedaluwarsa jika dihirup oleh manusia?
Berikut penjelasan Mónica Kräuter dari hasil temuannya.
Melansir dari National Geographic Indonesia dalam Grid.id, Mónica mengungkapkan, setelah melewati masa kedaluwarsa, berbagai komponen dalam gas air mata akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Awalnya, hal ini diduga akan menurunkan efektivitas gas air mata apabila digunakan.
Tetapi, alih-alih mengurangi efektivitasnya, senyawa-senyawa gas air mata yang kedaluwarsa justru dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.
Mónica menemukan bahwa senyawa hasil penguraian gas air mata bersifat racun bagi manusia.
Jika jumlahnya kecil, gas sianida dapat larut dengan mudah oleh selaput lendir.
