Pilpres 2024

Ketika Petani Tebu Menaruh Harapan kepada Firli Bahuri untuk Menumpas Para Mafia Impor Gula

Petani tebu menggelar acara deklarasi di area perkebunan tebu, Desa Pelem, Kecamatan Karang Rejo, Kabupaten Magetan, Selasa (11/10). 

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Sejumlah petani tebu menggelar acara deklarasi di area perkebunan tebu, Desa Pelem, Kecamatan Karang Rejo, Kabupaten Magetan, Selasa (11/10).  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Para petani tebu merupakan pihak yang dirugikan secara langsung akibat adanya impor gula.

Akibat harga gula impor yang murah, para petani tebu ini semakin susah untuk menjual hasil panennya dengan harga yang menguntungkan.

Atas hal tersebut abungan petani tebu Kabupaten Magetan, Jawa Timur menaruh harapan kepada Firli Bahuri untuk menumpas para mafia impor.

Mereka juga mendukung Firli Bahuri menjadi presiden

Mereka menggelar acara deklarasi di area perkebunan tebu, Desa Pelem, Kecamatan Karang Rejo, Kabupaten Magetan, Selasa (11/10). 

Baca juga: KPK Belum Bisa Periksa Gubernur Papua Lukas Enembe, Firli Bahuri: Kami Sangat Menjunjung Tinggi HAM

Koordinator acara Waryono mengatakan, Firli menjadi pilihan petani karena dipercaya mampu mewujudkan swasembada gula. 

“Kami melihat kesungguhan Pak Firli bela petani, koruptor dan mafia gula ditangkap, mafia impor dijebloskan ke penjara,” ungkapnya melalui siaran persnya

Dia menjelaskan, selama ini keberadaan koruptor dan mafia telah menghambat kebijakan swasembada gula. Akibat ulah mereka, program seperti bantuan dana dan pupuk subsidi tidak sampai ke petani atau salah sasaran. 

Selain itu, koruptor dan mafia juga ditengarai leluasa bermain tata kelola pangan. Ini dibuktikan, salah satunya, dengan fenomena hujan produk gula konsumsi impor di pasar pada saat musim giling. 

“Jadi murah harganya sehingga jelas kami rugi, dan ini sudah dari dulu begini,” tegasnya. 

Baca juga: Petani Sawit Dukung Firli Bahuri Nyapres agar Bisa Perang Total Melawan Mafia Kelapa Sawit

Dia merasa heran dengan kebijakan impor yang dilakukan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. 

Di samping bisa merusak harga petani, kebijakan itu juga dinilai bertentangan dengan program swasembada gula yang sejak lama dicanangkan pemerintah. 

“Kalau impornya gula mentah untuk bahan baku sementara tak masalah, tapi masak dari dulu begitu, jangan-jangan benar perusahaan-perusahaan itu cuma main impor, tidak tanam tebu,” tukas Waryono. 

Baca juga: Disebut Nasdrun usai Deklarasikan Anies Baswedan Capres, NasDem: Mereka Dengki, Iri dan Tidak Waras

Berangkat dari sengkarutnya tata kelola gula, pihaknya kemudian berkesimpulan bahwa harus ada pemimpin nasional yang punya nyali untuk mereformasi tata kelola gula. 

Pemimpin yang dimaksud betul-betul serius menjalankan kebijakan program swasembada pangan, memihak dan mengutamakan kepentingan petani, serta berani memangkas ketergantungan terhadap impor. 

“Kami yakin Pak Firli jawabannya, sudah terbukti di KPK,” pungkasnya

Petani sawit juga dukung

Perkumpulan Petani Sawit dari Bangka Belitung mendeklarasikan dukungan terhadap Ketua KPK Firli Bahuri untuk maju menjadi presiden. 

Firli dianggap sebagai tokoh yang tepat karena merepresentasikan semangat perlawanan rakyat terhadap korupsi. 

"Kami ingin Pak Firli jadi Presiden untuk habisi korupsi, karena sudah parah ini korupsi, di saat rakyat sedang susah, harga petani anjlok, tega-teganya ada pejabat korupsi," kata Ketua Perkumpulan Petani Sawit Atoillah, di Desa Nyelanding, Kecamatan Air Gegas melalui siaran tertulis, Senin (10/10/2022)

Menurutnya, kepemimpinan Firli sangat dibutuhkan Indonesia ke depan.

Di samping tegas dan berani, purnawirawan polisi bintang tiga itu juga dinilai jelas pemihakannya terhadap rakyat kecil. 

Baca juga: Tak Kalah dengan Tokoh Lain, Firli Bahuri Juga Didukung Nyapres oleh Forum Guru Honorer di Bogor

"Koruptor bantuan rakyat, bantuan subsidi pupuk, benih, ditangkap. Beliau cocok buat ratyat, pasang badan," ujarnya.

Pandangan senada disampaikan Wardi Abdilah. Dengan tegas, ia menyatakan Firli harus jadi presiden untuk memimpin perang total terhadap korupsi. 

Dalam hematnya, pemberantasan korupsi tak bisa lagi dilakukan oleh satu lembaga seperti KPK.

Ini karena praktik korupsi sudah terjadi di hampir seluruh level pemerintahan dan kamar kekuasaan. 

Korupsi, tegasnya, hanya bisa dibasmi jika presiden selaku kepala negara dan pemerintahan memimpin langsung pemberantasan korupsi. 

"Harus presiden langsung, kalau presidennya tak mau perangi korupsi mana bisa, kami di bawah ini yang jadi korban terus," ungkap Atoillah.

Terpisah, kelompok yang menamakan diri komunitas Petani Kakao Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, berharap Ketua KPK Firli Bahuri maju pada pemilihan presiden 2024. 

Mereka meyakini kepemimpinan Firli mampu menghadirkan solusi bagi sejumlah persoalan yang dihadapi petani dari masa ke masa. 

“Sebagai anak petani tentulah beliau paham, kami ini serba bingung, saat produksi turun kami disalahkan tapi saat melimpah dan bagus malah harganya yang turun,” kata Koordinator Komunitas Petani Kakao Risman, Senin (10/10), melalui siaran persnya.

Dia mencontohkan harga kakao kering di daerahnya yang saat ini dibeli murah kisaran Rp 25.000 - 30.000 per kilogram.

Padahal, lanjutnya, permintaan mulai tumbuh dengan dibukanya keran ekspor pasca Pandemi Covid-19. 

Baca juga: Komunitas Pengemudi Bentor Dukung Firli Bahuri Jadi Capres

Petani juga disebut telah bekerja keras demi menghasilkan produk berkualitas, termasuk dengan mengikuti tahapan program yang dicanangkan pemerintah. 

“Lalu kenapa daerah lain sampai di atas 40 ribu? Kualitasnya hampir samalah, mestinya harganya tidak jauh,” ungkapnya dengan nada heran. 

Dia mengakui sejauh ini pemerintah turut mendampingi serta memantau budi daya kakao oleh petani. Bantuan bibit juga diberikan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas produksi. 

Hanya saja, imbuhnya, pemerintah tampak kehilangan peran ketika dihadapkan pada persoalan harga pada tingkat petani. 

“Pupuk (subsidi) juga terbatas, tidak semua dapat, sementara beli non-subsidi mahal,” tegasnya. 

Atas persoalan tersebut, pihaknya ingin agar ada terobosan kebijakan yang betul-betul memihak petani.

Terobosan itu tak lain berupa pengawalan menyeluruh terhadap proses budi daya hingga keberanian menentukan standar harga. 

“Terus terang kami yakin ke Pak Firli, mafia pupuk pemain harga pasti takut, karena sudah terbukti menteri dan hakim agung ditangkapnya,” tandas Risman.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved