Lifestyle
Pentingnya Peran Aktif Laki-laki untuk Berkontrasepsi, Stigma Kondom Masih Melekat
Hari Kontrasepsi Sedunia: Tingkatkan Kesadaran masyarakat Indonesia, akan pentingnya peran aktif laki-laki untuk berkontrasepsi, hapus stigma kondom
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA -- Diantara jenis kontrasepsi yang ada, hanya kondom punya stigma yang negatif.
Stigma bahwa kondom adalah kontrasepsi untuk menghalalkan seks bebas, dan digunakan untuk para pekerja seks komersial (PSK) begitu melekat.
Baru-baru ini bahkan komika dan penulis Ernest Prakasa sampai menulis status berkaitan tentang kondom.
Postingan yang ditayangkan Senin 26 September itu menulis ‘Kenapa ya, di Indonesia ini setiap ada pembagian kondom itu langsung jadi ribut. Padahal selain kehamilan, itu bisa mencegah berbagai infeksi seksual termasuk HIV. Emang sihhhh lebih aman lagi kalo ngga ngeseggs sama sekali di luar pernikahan, tapi apa iya realitanya gitu?
Jadi edukasi kontrasepsi ini baiknya gimana ya geys?
Suami Meira Anastasia ini juga membeberkan data mengejutkan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait hubungan di luar pernikahan di Indonesia.
Di mana dari data tersebut menunjukan hampir sepertiga kelahiran bayi di Indonesia ialah bayi yang tidak direncanakan.
“Mindblowing: Menurut WHO, 37,5 persen kehamilan di Indonesia adalah kehamilan yang tidak direncanakan. Gokil ya, lebih dari sepertiga,” jelas Ernest lagi.
Fakta lainnya, kasus HIV hingga Juni 2022 sudah tembus 500 ribu.
Hal inilah kata Ernest yang membuat edukasi seksual dan edukasi kondom sangat penting.
“Udah gitu kasus HIV sampe Juni 2022 juga sudah tembus 500 ribuan. Masih yakin Pendidikan seggs dan kondom gak penting?” tulisnya.
Ernest Prakasa berharap kontrasepsi seharusnya jangan disalahpahami tapi dieksekusi.
“Kontrasepsi harusnya sih jangan dimiskonsepsi, tapi dieksekusi. Anak muda kudu makin pinter lahh. Yuk ah kita saling menjaga biar lebih aman!”
Pada kolom komentar dari seorang dokter doc_h menulis ‘Sungguh, masalah ketabuan ini yang jadi masalah buat kami para dokter spesialis kelamin dari dulu. Mau edukasi, dibilang gak adab’
“Dulu pernah mau bagi bagi kondom, malah digeruduk massa’.
Manfaat
Tanti ibu tiga anak memilih kontrasepsi kondom dengan sadar dan kesepakatan dengan suami untuk mengatur kehamilan.
“Kami sepakat tidak menggunakan kontrasepsi pil atau suntik karena saya punya riwayat keluarga kanker. Jadi kami pakai kondom untuk mengatur kehamilan saya,” ujarnya.
Sebenarnya ia juga menggunakan sistem kalender, menggunakan kondom ketika kalender itu tidak dijalankan secara sadar.
“Kebetulan saya sangat subur dan haid teratur jadi ketahuan kapan masa subur. Sehabis menikah pun saya langsung hamil. Berkaca dari situ saya harus menjalankan disiplin ketika masa subur untuk tidak berhubungan,” papar perempuan yang berprofesi sebagai guru ini.
Namun ia mengakui kadangkala masa-masa ‘merah’ larangan berhubungan intim dengan suami dilanggar dalam keadaan sadar karena suatu kondisi.
Saat itulah kondom berperan penting.
“Sejak tahun 2000 kami menikah, tiga anak kami memang direncanakan. Si sulung memang perdana, namun anak kedua dan ketiga secara sadar kami ingin punya anak dan memang akhirnya hamil ketika kami melakuan hubungan tanpa kondom di masa subur,” paparnya.
Baca juga: Dalam Rangka Hari Kontrasepsi se-Dunia, Pemkot Tangerang Berikan Pelayanan KB Gratis di 38 Puskesmas
Baca juga: Tidak Perlu Ragu Menikah di Usia Matang Soal Kesehatan Reproduksi, ada Banyak Cara Agar Tetap Joss
David Dwi Santoso selaku Sr. Brand Manager Kondom Sutra menjelaskan selama ini, banyak anggapan di masyarakat yang masih percaya bahwa berkontrasepsi merupakan tanggung jawab perempuan semata.
Hal tersebut membuat partisipasi kontrasepsi dari kalangan laki-laki di Indonesia masih sangat minim.
Terbukti, hanya 3,12 persen laki-laki menggunakan kondom dan 0,5 persen melakukan vasektomi di Indonesia yang berarti, hanya 3,62 persen laki-laki menggunakan kontrasepsi.
Sifat melindungi itu bisa diartikan sebagai rasa tanggung jawab dan sayang terhadap pasangan.
Laki-laki harus berperan penting terutama dalam mengambil keputusan terkait proteksi kesehatan seksual.
“Hari Kontrasepsi Sedunia (2022) merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia, akan pentingnya peran aktif laki-laki untuk berkontrasepsi,” ujar David, Jumat (30/9/2022).

“Kondom adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang mencegah kehamilan dan IMS (infeksi menular seksual) termasuk HIV. Laki-laki yang menggunakan kondom berarti laki-laki yang bertanggung jawab, sadar akan kesehatan diri dan pasangan, serta harus didukung, bukan di stigmatisasi,” imbuhnya.
Ia menambahkan, kondom adalah alat kontrasepsi teraman yang menawarkan rasa nyaman.
“Dengan menggunakan kondom, kita sudah mengambil keputusan dewasa yang bertanggung jawab,” tegas David.
Apalagi faktanya kondom adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang memiliki fungsi perlindungan ganda mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual.
Selain itu kondom juga merupakan alat kontrasepsi yang mudah didapat dengan harga terjangkau.
Baca juga: Kepala BKKBN Ajak Remaja Jaga Kesehatan Reproduksi Sejak Dini
Melalui momentum Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada 26 September, Sutra mengampanyekan pentingnya penggunaan kondom lewat media ‘Helm Merah’.
“Helm merupakan simbol pengaman selayaknya kondom. Dengan kampanye ini kami ingin menjangkau lebih banyak lagi masyarakat umum dengan media yang unik, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami,” ujar David.
“Penggunaan kondom juga membiasakan para pria untuk lebih bertanggungjawab dan tidak egois. Karena selama ini, kesadaran penggunaan alat kontrasepsi titik beratnya ada pada kaum perempuan,” imbuhnya.
Ia mengakui kondom sebagai alat Kesehatan yang memiliki manfaat positif dibutuhkan partisipasi dan kesadaran masayrakat secara menyeluruh.
“Hingga saat ini, masyarakat masih menganggap tabu terhadap pendidikan kesehatan seksual reproduksi serta stigma terhadap kondom,” ujarnya. (lis)