Pilpres 2024
Anies Baswedan Semangat Bereskan Jakarta, Jelang Deklarasi Capres 10 November 2022
Popularitas Anies Baswedan sebagai capres semakin menguat. Tersiar kabar pada 10 Noveber 2022 akan ada deklarasi dari Partai Nadem, Demokrat, PKS.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada 16 Oktober 2022 ini akan pensiun.
Karena itu di sisa-sisa hari ini, Anies semakin semangat kerja.
Dia ingin menunjukkan hasil karyanya selama lima tahun memimpin Jakarta, melampaui para pemimpin sebelumnya.
Hal ini menjadi penting, sebab Anies memiliki masa depan cerah di bidang politik.
Tersiar kabar bahwa pada 10 November 2022, bertepatan dengan Hari Pahlawan, Partai Naddem, PKS dan Partai Demokrat akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Menghadapi isu deklarasi itu, Anies pun tenang. Dia seperti ‘malu-malu kucing’ ketika ditanya wartawan.
“Pokoknya saya ngurusin Jakarta dulu. Fokus dulu di sini baru setelah itu saya ngomong lagi,” kata Anies Baswedan usai menghadiri acara arahan Presiden kepada pemimpin lembaga, Kepala Daerah, Pangdam, Kapolda, dan pimpinan sejumlah BUMN di Jakarta Convention Center, Kamis, (29/9/2022).
Begitu juga saat ditanya mengenai isu tiga partai yang akan mendeklarasikan sebagi Capres yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Baca juga: Anies Baswedan Beri Sinyal Bakal Umumkan Janji Program yang Terealisasi
Anies Baswedan mengatakan baru menanggapinya setelah jabatanya sebagai gubernur selesai 16 Oktober mendatang.
“Nanti sesudah 16 Oktober lah baru dibahas. Sekarang saya konsentrasi,” katanya.
Anies Baswedan tidak menjawab saat ditanya mengenai kabar akan disandingkan dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pasa Pilpres nanti.
Ia hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut.
Baca juga: Tiga Hal Penting yang Harus Dikuasai Pj Gubernur DKI Jakarta Pengganti Anies Baswedan
Sebelumnya, koalisi tiga partai politik yakni Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden atau capres pada Pilpres 2024.
Karena itu, Anies Baswedan rencananya akan dideklarasikan jadi capres pada 10 November 2022 bertepatan dengan Hari Pahlawan.
“Kandidat capres yang akan diusung Partai Nasdem itu ada tiga kan sejak awal, Pak Andika Perkasa, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Secara logika politik yang paling memungkin kan ya Anies Baswedan dan memang akan diumumkan,” ungkap politikus Partai Nasdem Zulfan Lindan, Selasa (27/9/2022).

“Jadi soal capres pokoknya sudah selesai, Anies Baswedan capres Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, sudah 99 persen," katanya menambahkan.
Terpisah, Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut hampir tak tertandingi pada pilpres 2024.
"Kami juga mendapat banyak informasi lembaga-lembaga survei kalau bicara pasangan Anies-AHY itu misalnya hampir tanpa tanding," kata Herzaky Mahendra Putra di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Herzaky mengatakan hasil survei tersebut akan menjadi bahan pertimbangan partainya untuk selanjutnya dikombinasikan dengan calon mitra koalisi.
"Tentu ini jadi bahan pertimbangan, tapi lagi-lagi kalau kami nanti akan diskusikan komunikasikan dengan semua, para parpol sahabat calon mitra koalisi," ujarnya.
Herzaky mengakui nama Anies diperbincangkan bersama calon mitra koalisi Partai Demokrat, yakni PKS dan NasDem.
"Kalau nama, kalau bicara Mas Anies masuk lah di salah satu yang (disepakati), mungkin ya bisa saja, karena saat ini kan banyak yang lagi beredar nama Mas Anies," ungkapnya.
Sementara di sisi lain, kata dia, AHY juga didorong kader Partai Demokrat agar ikut dalam kontestasi pilpres mendatang.
"Namanya aspirasi kader, kami harus dengarkan," ucap Herzaky.
Partai NasDem bersama Partai Demokrat dan PKS disebut-sebut akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024, pada 10 November mendatang.
Kabar ini diungkapkan oleh politikus Partai Nasdem Zulfan Lindan kepada wartawan, Selasa (27/9/2022) lalu.
“Jadi soal capres pokoknya sudah selesai, Anies Baswedan capres Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, sudah 99 persen,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Zulfan menuturkan, cawapres pasangan Anies Baswedan bisa saja diumumkan secara langsung atau bersamaan jika selesai dibahas.
Jika yang disebutkan Zulfan benar adanya, bagaimana kemungkinan peta politik di Pilpres 2024?
Menurut Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim, jika Anies Baswedan pada akhirnya benar diusung oleh tiga partai di atas, Pilpres 2024 setidaknya mengarah ke empat poros atau gugus.
"Kalau mengacu pada dinamika terkini terkait upaya membangun koalisi dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket pencapresan, setidaknya sudah mengarah ke empat gugus untuk mencapai ambang batas 20 persen kursi DPR RI. Jika empat gugus ini mapan hingga pendaftaran capres/cawapres pada akhir oktober 2023, maka akan menghasilkan empat pasangan capres/cawapres," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (29/9/2022).
Ia melanjutkan, di gugus pertama, ada PDIP yang bisa memajukan pasangan kandidat sendiri tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain karena sudah memiliki jumlah kursi 22,3 persen.
Di gugus kedua, ada Partai Gerindra dan PKB yang sudah mendeklarasikan kesepakan untuk berkoalisi, dengan jumlah kursi 23,7 persen.
Di gugus ketiga ada Golkar, PAN dan PPP dengan komposisi kursi 25,7 persen.
Dan gugus keempat, ada Nasdem, Demokrat dan PKS yang santer akan berkoalisi dengan komposisi 28,3 persen kursi.
"Untuk posisi capres, empat gugus ini secara tersirat sudah bisa diproyeksikan siapa nama capresnya. PDIP sepertinya sangat berhasrat untuk mengusung Puan Maharani. Kemudian KIB disebut-sebut akan menjadi skoci Ganjar Pranowo jika tidak dilirik PDIP. Kemudian Gerindra-PKB kemungkinan besar akan mengusung nama Prabowo Subianto. Sementara Nasdem, Demokrat, PKS akan menyorong nama Anies Baswedan."
Pertanyaannya kemudian, apakah komposisi ini bisa berubah menjadi hanya tiga gugus atau bahkan dua gugus saja yang berimplikasi hanya menghasilkan tiga atau dua pasang capres/cawapres?
Menurut Abdul Hakim, komposisi di atas sangat mungkin terjadi perubahan.
Kemungkinan perubahan itu terlihat dari masih terusnya elit-elit parpol dalam menjajagi koalisi.
PDIP misalnya, yang saat ini sedang rajin melakukan safari politik ke elit parpol lain.
"Jika PDIP bisa menggaet satu teman koalisi atau lebih, maka empat gugus ini bisa terbongkar dan berupa bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan 2 gugusan saja. Dan yang melakukan penjajagan koalisi ini tidak hanya PDIP saja. Gerindra, Golkar, PKB, PKS dan parpol lainnya juga masih intens melakukannya.," katanya.
Jadi empat gugus ini akan berubah bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan hanya dua gugus saja, sangat mungkin terjadi.
Masih belum pasti
Menurut Abdul Hakim, pertanyaan bukan siapa yang menjadi lawan Anies, namun parpol mana yang sudah definitif mencalonkan Anies?
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada satupun parpol yang secara formal sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Meski Nasdem, Demokrat, dan PKS disebut-sebut akan mendukungnya, namun hingga saat ini tiga parpol ini masih cukup sulit untuk mencapai titik kesepakatan dalam berkoalisi. PKS misalnya, yang masih terus bergerilya ke parpol lain untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan lainnya," ujarnya.
Lebih jauh, Abdul Hakim juga membedah lebih jauh siapa saja yang paling berpeluang jadi capres.
"Ada dua variabel yang bisa kita jadikan rujukan untuk menghitung peluang tokoh yang bisa diusung menjadi capres. Pertama dari sisi elektoral melalui kaca mata survei. Dan yang kedua melalui potensi mendapatkan bording pass pencapresan dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket."
"Dari sisi elektoral, hingga saat ini ada tiga tokoh yang selalu masuk dalam tiga besar kandidat yang memiliki tingkat eleksi terbaik. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies baswedan. Tiga nama ini menjadi kelompok terdepan yang jauh meninggalkan kandidat-kandidat lain yang banyak beredar saat ini."
Ia mengungkapkan, dari hasil survei SSI yang dilakukan Juli 2022 lalu misalnya, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 25,08 persen.
Disusul Ganjar sebesar 20,83 persen dan Anies sebesar 20,75 persen.
Tiga kandidat ini menjadi kelompok terdepan dalam balapan menuju 2024 dari sisi elektabilitas.
Sementara kandidat yang lain, jauh tertinggal di belakang.
Di posisi empat ada Ridwan kamil yang memiliki tingkat eleksi sebesar 5,92 persen, Sandiaga Uno sebesar 3,33 persen, AHY 2,67 persen, dan Erik Thohir sebesar 2,50 persen.
"Kemudian jika kita lihat dari sisi potensi mendapatkan boarding pass tiket pencapresan dari parpol,” ujarnya.
“Dari nama-nama yang beredar di atas, tidak ada satupun yang memiliki garansi mendapatkan tiket, kecuali Prabowo Subianto," sambungnya.
"Gerindra yang memiliki jumlah kursi sebanyak 13,6 persen, di mana ketua umumnya adalah Prabowo Subianto, hanya perlu mencari satu temen koalisi untuk bisa benar-benar menjadikan Prabowo sebagai capres,” katanya lagi.
“Dan itu sudah didapatkan, yakni PKB. Itu sudah cukup menjadi garansi Prabowo sebagai capres," ujarnya.
"Merujuk variabel-variabel diatas, saat ini yang paling berpotensi untuk menjadi capres ya Prabowo,” katanya. Pertanyaannya, siapa nanti yang akan menjadi kompetitor Prabowo?" selorohnya.