Mengenal lebih Dekat Kotak Menara, Komunitas Orangtua di Bekasi dengan Anak Disabilitas
Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara (Kotak Menara) menjadi wadah silaturahmi dan informasi bagi orangtua dengan anak disabilitas di Bekasi.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Junianto Hamonangan
Menurutnya, masih banyak lapangan pekerjaan yang melakukan diskriminasi terhadap teman-teman disabilitas.
"Pekerjaan yang disediakan masih banyak yang diskriminasi disabilitas. Tentunya anak-anak disabilitas masih harus dibekali keahlian khusus agar mereka tidak tergantung bekerja dengan orang lain. Jadi, kalau mereka mandiri juga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dari kemampuan yang dia miliki," pungkasnya.
Ke depannya, Lisa berharap teman-teman disabilitas diberikan kesempatan dan hak yang sama dengan yang lainnya untuk bersama-sama membangun negara.
Baca juga: Cara Anies Baswedan Atasi Banjir di Jakarta, Sumur Resapan dan Waduk Jadi Andalan
"Harapannya semua masyarakat pada umumnya baik Indonesia maupun dunia, bisa menganggap para disabilitas ini merupakan bagian dari pembangunan mereka memiliki hak yang sama dengan kami semua yang tidak disabilitas. Mereka punya kesempatan yang sama untuk membangun negara mereka berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang. Mereka berhak untuk diterima karena mereka setara dengan kita. Jadi kita harus bisa menerima mereka bukan mereka yang meminta kita untuk menerima mereka. Kami bisa membuka hati bahwa mereka itu bagian dari kita," ungkapnya.
Bersama timnya, perempuan yang mengenakan hijab merah ini sangat terbuka bagi para donatur yang ingin ikut serta membantu teman-teman disabilitas.
"Untuk sementara karena kami masih komunitas sosial jadi kalau ada bantuan dari manapun melalui saya dan tim kami seleksi kembali mana yang lebih dan berhak mendapatkan bantuan. Jadi, kami seleksi prioritas bantuan yang dibutuhkan biasanya alat bantu dengar. Kami berharap itu tidak hanya dari Pemerintah saja mungkin dari lingkungan yang ingin membuka sekolah atau memberikan kesempatan anak-anak kami untuk berbaur dengan anak-anak umum lainnya bantuan pendidikan seperti beasiswa pendidikan, kalau sembako sudah ada. Jadi untuk sementara karena bersifat sosial bisa hubungi sosial media (kotakmenara)," jelas Lisa.
"Tak hanya itu, kami juga berharap ada perusahaan ataupun lembaga yang ingin mengajak anak-anak kami yang kelak akan menjadi generasi Indonesia selanjutnya diberikan kesempatan untuk melatih kemampuan mereka gali potensi mereka supaya ke depannya mereka mandiri dengan keahlian yang mereka miliki. Jadi sangat senang sekali jika ada yang menawarkan kerjasama dengan kami untuk memberdayakan anak-anak kami. Karena kelak akan menjadi generasi selanjutnya akan dewasa sama seperti kita ingin berumah tangga, bekerja, karena setiap manusia setiap warganegara Indonesia memiliki hak yang sama termasuk para disabilitas," tutup dia. (m27)