Ratu Elizabeth Meninggal

Jelang Pemakaman Ratu Elizabeth II, Tarif Hotel di Kota London Naik Dua Kali Lipat

Pemakaman Ratu Elizabeth II dilakukan Senin (19/9/2022), puluhan ribu orang asing berdatangan ke Kota London yang mengakibatkan hotel penuh.

Penulis: Valentino Verry | Editor: Valentino Verry
Chris Jackson /Pool/AFP
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Kastil Balmoral, Skotlandia, Kamis (8/9/2022) siang waktu setempat. Pemakaman dilakukan Senin (19/9/2022), yang dihadiri ratusan ribu warga dunia di Kota London. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jelang pemakaman Ratu Elizabeth II permintaan hotel di Kota London luar biasa meningkat.

Hal itu memicu tarif hotel naik dua kali lipat, menguntungkan pengelola hotel.

Seperti diketahui, prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II akan dilakukan pada Senin (19/9/2022).

Kini, Kota London lebih ramai dari biasanya, hiruk-pikuk orang asing sangat banyak.

Diperkirakan ratusan ribu orang akan memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II dalam empat hari setelah jenazahnya disemayamkan.

Mereka berasal dari berbagai negara seperti Eropa, Amerika Serikat dan India.

"Ini adalah sejarah, Anda tahu, ini terjadi sekali seumur hidup. Jadi kami menjadi bagian dari itu,” kata salah satu pengunjung asal India, Kanakkantt Benedict seperti dikutip Associated Press.

Kemegahan dan prosesi arak-arakan menjelang pemakaman Ratu terlama yang pernah memerintah Inggris ini menunjukkan kekuatan royal family sebagai daya tarik global.

Tumpukan bunga memenuhi Green Park di dekat Istana Buckingham.

Baca juga: Publik Terus Mengejar Penyebab Ratu Elizabeth II Meninggal, Berikut Riwayat Kesehatannya

Toko-toko suvenir juga dibanjiri pesanan pernak-pernik untuk mengenang Ratu Elizabeth II.

Para pemimpin dunia seperti Presiden AS Joe Biden hingga kaisar dan permaisuri Jepang, dan rombongan dijadwalkan menghadiri prosesi pemakaman ini.

Polisi disiapkan untuk memperkuat keamanan saat prosesi pemakaman berlangsung.

“Itu tidak mengherankan ketika Anda menganggap bahwa mata dunia benar-benar tertuju pada ibu kota dan media, pejabat dan anggota masyarakat, seperti saya, yang hanya ingin menjadi bagian dari peristiwa bersejarah seperti itu,” kata direktur senior perusahaan analisis hotel STR Inc, Thomas Emanuel.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Mangkat, Tokoh Republik Australia Gaungkan Referendum di Medsos

Prosesi pemakaman ini membuat tingkat hunian di Inggris bisa mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 95 persen, menurut Hotelplanner.com, platform pemesanan hotel dan penginapan yang berbasis di London.

Seluruh kamar di hotel bintang dua Corbigoe di kawasan Victoria, London, yang dekat dengan Istana Buckingham, telah dipesan.

“Saat ini, kamar sudah penuh di area ini, tidak hanya di hotel kami tetapi di sekitar semua hotel di area ini,” kata Manajer Hotel, Riaz Badar.

Di Sungai Thames, sebuah kafe bernama Riverside juga dibanjiri pengunjung yang ingin melihat arak-arakan peti mati Ratu Inggris.

Ratu Elizabeth II dari masa ke masa sempat dikira netizen immortal atau manusia kekal.
Ratu Elizabeth II dari masa ke masa sempat dikira netizen immortal atau manusia kekal. (Dokumentasi Inggris)

Manajer Riverside, Zab Istanik mengatakan saat ini kafenya "sangat sibuk", dan harus buka dua jam lebih awal dari biasanya, jam 7 pagi.

"Kami sibuk seperti ini ketika Ibu Suri meninggal pada tahun 2002. Tapi tidak sesibuk seperti ini ... minggu ini," kata Zab Istanik.

Bagi pengunjung asal AS, melemahnya poundsterling menjadi keuntungan tersendiri untuk melakukan perjalanan ke negara tersebut.

Poundsterling sempat merosot ke level terendah dalam 37 tahun terakhir terhadap dolar AS pada hari Jumat (16/9/2022) kemarin, setelah volume penjualan ritel Inggris turun lebih dari yang diperkirakan pada Agustus lalu, yang menjadi tanda baru kelemahan ekonomi Inggris.

Ekonomi Inggris yang terhuyung-huyung akibat kenaikan harga energi yang didorong oleh perang Rusia-Ukraina, sehingga mendorong krisis biaya hidup.

Pemerintah Inggris mengatakan akan membatasi tagihan energi untuk konsumen rumah tangga dan pelaku bisnis, namun harga energi terpantau masih sangat tinggi.

Sementara Inggris menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi di antara anggota Group of Seven (G7) lainnya, yang mencapai 9,9 persen.

Dengan serangkaian gejolak ekonomi yang terjadi di Inggris, uang yang dibelanjakan pengunjung telah memberikan secercah harapan.

“Berbicara tentang sektor perhotelan kami, bukan hanya hotel kami, tetapi restoran, bar, dan pub, mereka mengalami tiga tahun yang mengerikan karena pandemi ini,” kata Wali Kota London Sadiq Khan.

Operator hotel Travelodge mengatakan telah memesan persediaan sarapan tambahan untuk hari ini untuk 78 jaringan hotelnya di London.

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved